195
Kimia Terapan
Berbagai zat aditif tradisional sudah sejak dulu digunakan untuk meningkatkan kesempurnaan makanan. Misalnya, makanan dicampur
dengan rempah-rempah guna membangkitkan selera makan sebab rempah-rempah dapat meningkatkan cita rasa pada makanan.
Dengan berkembangnya berbagai jenis makanan dan teknologi makanan, berkembang pula zat aditif buatan yang diolah secara kimia.
Zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan dapat dicampur langsung ke dalam makanan yang sudah diproses atau ketika makanan itu diproses,
bahkan ketika makanan siap saji.
a. Pemanis Buatan
Pada mulanya, penggunaan pemanis buatan diberikan kepada konsumen yang menghindari konsumsi gula berkalori tinggi, seperti
penderita diabetes dan kegemukan. Seiring dengan berkembangnya konsumsi terhadap makanan, produk makanan kini banyak mengandung
pemanis buatan. Pemanis makanan tradisional biasanya menggunakan gula tebu atau gula aren kelapa. Pemanis buatan yang diizinkan oleh
Depkes Departemen Kesehatan adalah sakarin, aspartam, dan sorbitol.
Sakarin adalah senyawa turunan benzena berupa kristal putih yang hampir tidak berbau. Rasa manis sakarin 800 kali dari rasa manis gula
tebu. Sakarin ditambahkan ke dalam minuman atau biskuit dengan dosis tidak melebihi 1 g per hari.
Aspartam berupa serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Rasa manis aspartam sama dengan 200 kali dibandingkan
gula tebu. Untuk setiap kg berat badan, jumlah aspartam yang boleh dikonsumsi setiap harinya adalah 40 mg. Aspartam sangat dianjurkan
untuk tidak ditambahkan ke dalam makanan anak-anak, terutama yang sudah mengandung sodium glutamat vetsin.
Bahan pemanis lain yang dibolehkan pemakaiannya antara lain adalah siklamat dan sorbitol. Di Amerika Serikat, garam-garam siklamat sudah
dilarang penggunaannya sebab berpotensi karsinogen penyebab kanker. Hasil metabolisme siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogen.
b. Pengawet Buatan
Penambahan zat pengawet pada makanan berguna untuk melindungi makanan agar tidak cepat membusuk dan dapat bertahan dalam kurun
waktu lama tanpa mengurangi nilai gizi maupun rasanya. Jenis bahan pengawet dapat berupa zat organik maupun zat anorganik. Bahan
pengawet berperan dalam menghambat proses fermentasi, pengasaman, dan proses penguraian lain akibat adanya mikroorganisme dalam makanan.
Bahan-bahan pengawet yang banyak digunakan adalah belerang dioksida, asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, senyawa kalium
dan natrium dari nitrat atau nitrit. Kuantitas bahan kimia pengawet yang diizinkan bergantung pada jenis makanan yang diawetkan.
Asam benzoat berfungsi mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri. Pemakaian asam benzoat dengan kadar 250 ppm dapat
memberikan efek samping berupa alergi. Pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi pada lambung dan saluran pencernaan.
Asam propionat dapat digunakan untuk mencegah hama berupa binatang kapang yang menyerang roti dan kue kering, sedangkan asam
sorbat digunakan untuk mencegah kapang dalam keju.
Kata Kunci
• Aspartam
• Karsinogen
• Sakarin
• Siklamat
• Sorbitol
• Zat aditif
COONa
Struktur molekul Na–benzoat
Di unduh dari : Bukupaket.com
196
Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X
c. Antioksidan