39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan komposisi volume fase gerak asetonitril : air, kecepatan alir, dan konsentrasi baku bisfenol
A.
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam proses optimasi ini adalah resolusi Rs, tailing factor
Tf, jumlah lempeng N, nilai HETP, ∝, dan k’ yang dihasilkan.
Variabel tergantung dalam proses validasi adalah selektifiitas, linearitas, akurasi, presisi, rentang, Limit of Detection LOD, dan Limit of Quantitation LOQ.
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.
a. Kemurnian pelarut yang digunakan. Untuk mengatasinya digunakan pelarut
pro analysis yang memiliki kemurnian tinggi.
b. Merek botol dan jenis botol minuman yang digunakan.
C. Definisi Operasional
1. Sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT yang digunakan adalah
seperangkat alat KCKT fase terbalik dengan fase diam C-18 dan fase gerak asetonitril : air dengan perbandingan yang optimum.
2. Optimasi yang dilakukan dengan mengubah-ubah komposisi fase gerak dan
kecepatan alir. 3.
Parameter pemisahan yang optimum dengan metode KCKT dapat dilihat dari resolusi Rs, tailing factor Tf, jumlah lempeng N, nilai HETP,
∝, dan k’ yang dihasilkan.
4. Parameter validasi metode yang digunakan adalah selektifitas, linearitas,
akurasi, presisi, rentang, Limit of Detection LOD, dan Limit of Quantitation LOQ
D. Bahan Penelitian
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain baku bisfenol A 97 for synthesis E. Merck, metanol pro analysis E. Merck, aseton
pro analysis E. Merck, diklormetan pro analysis E. Merck dan aquabides dari
Laboratrium Kimia Analisis Instrumental Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak air hasil
optimasi oleh Pamungkas in process dan ekstrak botol diperoleh dari hasil optimasi oleh Kristiyanto in process.
E. Alat Penelitian
Seperangkat alat spektrofotometri UV-Vis merek Shimadzu UVmini- 1240, seperangkat alat KCKT Shimadzu model LC-2010C HT, Serial No.
C21254706757 LP, Cat. No. 228-46703-38, kolom Oktadesilsilan C18 merek Knauer C-18 No. 25EE181KSJ B115YG20 Batch no. 0003358 SN. XI 27
dengan dimensi 250 x 4,6 mm; packing Kromasil 100-5 C18, seperangkat komputer merek Dell B6RDZ1S Connexant System RD01-D850 A03-0382 JP
France S.A.S., printer Epson LX-300+II, ultrasonikator merek Retsch tipe T460 No. V935922013 EY, neraca analitik Ohaus Carat Series PAJ 1003 max 60120
g, min 0,001 g, d = 0,010,1 mgs , penyaring milipore, mikropipet Socorex,
organic and anorganic solvent membrane filter merek Whatman ukuran pori 0,45
µm dan diameter 47 mm, seperangkat alat gelas Pyrex.
F. Tata Cara Penelitian
1. Penyiapan fase gerak asetonitril : air
Asetonitril dan air yang akan digunakan sebagai fase gerak disaring menggunakan kertas saring Whatman nomor 45 dengan menggunakan kertas yang
berbeda untuk pelarut organik dan anorganik. Berikut ini merupakan volume komponen penyusun fase gerak.
Tabel III. Komposisi optimasi fase gerak
Fase gerak Asetonitril
Air
I 75
25 II
80 20
III 70
30
Sebelum digunakan fase gerak ini terlebih dahulu di-degassing menggunakan ultasonic bath.
2. Pembuatan seri larutan baku bisfenol A
a. Pembuatan larutan stok 2000 µgmL baku bisfenol A. Baku bisfenol A
ditimbang lebih kurang 50 mg dan dilarutkan dengan metanol dalam labu takar 25 mL hingga tanda.
b. Pembuatan larutan intermediet 100 µgmL baku bisfenol A. Diambil 500
µL larutan stok bisfenol A menggunakan mikropipet, dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL, kemudian diencerkan dengan metanol hingga
tanda. c.
Pembuatan larutan intermediet 10 µgmL baku bisfenol A. Diambil 50 µL larutan stok bisfenol A menggunakan mikropipet dimasukkan ke dalam
labu takar 10 mL, kemudian diencerkan dengan metanol hingga tanda. d.
Pembuatan larutan kerja 0,01; 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 µgmL.
Dibuat larutan kerja 0,01; 0,05; 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 µgmL baku bisfenol A dengan mengambil masing-masing 10, 50, 100, 200, 400, 600,
dan 800 µL dari larutan intermediet 10 µgmL menggunakan mikropipet kemudian dimasukkan ke dalam labu 10 mL. Selanjutnya diencerkan
dengan metanol hingga tanda. Setelah itu, larutan disaring dengan milipore dan di-degassing selama 15 menit.
e. Pembuatan larutan kerja 1; 2; 4; 7; dan 11 µgmL. Dibuat larutan kerja 1;
2; 4; 7, dan 11 µgmL baku bisfenol A dengan mengambil masing-masing 100, 200, 400, 700, dan 1100 µL dari larutan intermediet 100 µgmL