Pembuatan seri larutan baku bisfenol A

ditambahkan baku bisfenol A 1; 1,5; 2; 3; dan 5 µgmL. Sampel ini kemudian dilarutkan dalam 10 mL diklormetan, diaduk hingga larut, lalu 30 mL aseton ditambahkan perlahan. Larutan didiamkan selama 10 menit. Larutan tersebut kemudian disaring dengan kertas saring untuk diambil supernatannya, kemudian diklormetan dan aseton diuapkan dengan menggunakan gas nitrogen, lalu dilarutkan dengan metanol ke dalam labu ukur 10 mL. Larutan ini kemudian disaring dengan millipore dan di-degassing selama 15 menit, lalu diinjeksikan pada sistem KCKT fase terbalik sebanyak 20 µL menggunakan fase gerak dan flow rate hasil optimasi. Cara kerja ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, kemudian dihitung perolehan kembali, presisi, dan LOQ Kristiyanto, in process.

G. Analisis Hasil

1. Analisis Hasil Optimasi

a. Panjang gelombang maksimum. Pemilihan panjang gelombang maksimum dapat dilakukan dengan melihat hasil rekaman spektroskopi menggunakan alat spektrofotometer terhadap baku kuersetin pada beberapa konsentrasi. b. Analisis kualitatif. Analisa kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi puncak baku bisfenol A dengan puncak yang terdapat pada kromatogram sampel air dan botol. Apabila t R senyawa dalam sampel sama atau mendekati t R baku bisfenol A maka senyawa tersebut merupakan senyawa bisfenol A. c. Analisis pemisahan puncak bisfenol A. Data kromatogram yang diperoleh baik pada baku maupun sampel diamati sehingga dapat diketahui sistem KCKT fase terbalik yang memberikan pemisahan bisfenol A paling baik yaitu dengan mengamati nilai N lempeng teoritis, tailing factor, HETP, nilai resolusi, bentuk peak yang dihasilkan, ∝, dan k’. 1 Daya pisah Resolusi Nilai daya pisah atau bisfenol A merupakan nilai yang diperoleh dengan melakukan perhitungan puncak bisfenol A terhadap puncak terdekat. Dengan rumus : � = 2∆ � � + � Nilai Resolusi yang baik adalah ≥ 1,5 Snyder, Kirkland, and Glajch, 2012. 2 Jumlah lempeng N dan HETP Nilai N lempeng berbanding terbalik terhadap efisiensi kolom HETP. Nilai HETP dihitung dengan rumus HETP: � = � � , dimana nilai lempeng teoritis untuk kolom C-18 dengan panjang 25 cm adalah 3000 plate. Semakin besar nilai N maka semakin kecil nilai HETP yang berarti bahwa kolom memberikan efisiensi semakin baik pula. Menurut WHO, nilai N hendaknya 2000 cit., Yin, 2011.

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kotrimoksazol Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

7 92 56

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok ``Merek X``.

0 3 131

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan.

0 0 141

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok Merek X

0 3 129

Skripsi Berjudul OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM MINUMAN SERBUK BERAROMA SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

0 1 130

Persetujuan Pembimbing VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR NIKOTIN DALAM EKSTRAK ETANOLIK DAUN TEMBAKAU

0 1 116

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KUERSETIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK DALAM TEH HIJAU

0 2 146

Penetapan kadar teobromin dan kafein dalam ekstrak serbuk cokelat merk ``X`` menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 1 119

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan - USD Repository

0 0 139

Optimasi dan validasi metode penetapan kadar bisfenol A. dalam ekstrak air dan ekstrak botol air minum menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 196