2. Komposisi fase gerak asetonitril : air 80 : 20
a. Kecepatan alir 0,5 mLmenit
Gambar 22. Kromatogram pada fase gerak asetonitril : air 80 : 20 dan kecepatan alir 0,5 mLmenit. A = Kromatogram baku bisfenol A 10 µgmL, B = Kromatogram
bisfenol A dalam sampel air, C = Kromatogram bisfenol A dalam sampel botol
b. Kecepatan alir 0,8 mLmenit
Gambar 23. Kromatogram pada fase gerak asetonitril : air 80 : 20 dan kecepatan alir 0,8 mLmenit. A = Kromatogram baku bisfenol A 10 µgmL, B = Kromatogram
bisfenol A dalam sampel air, C = Kromatogram bisfenol A dalam sampel botol
c. Kecepatan alir 1 mLmenit
Gambar 24. Kromatogram pada fase gerak asetonitril : air 80 : 20 dan kecepatan alir 1 mLmenit. A = Kromatogram baku bisfenol A 10 µgmL, B = Kromatogram
bisfenol A dalam sampel air, C = Kromatogram bisfenol A dalam sampel botol
Komposisi fase gerak asetonitril : air 80 : 20 menghasilkan pemisahan bisfenol A yang kurang baik juga. Pada kecepatan alir 0,5; 0,8; dan 1mLmenit,
masih banyak puncak yang belum bisa memisah dengan baik. Seperti halnya pada fase gerak asetonitril : air 75 : 25, puncak-puncak yang dihasilkan masih
melebar dan ada yang memiliki dua puncak sehingga parameter-parameter optimasinya tidak dapat dihitung. Fase gerak dengan perbandingan asetonitril : air
80 : 20 ini belum mampu memisahkan puncak bisfenol A dari senyawa lain yang muncul di dekatnya. Hal ini mungkin karena jumlah asetonitril yang
semakin ditingkatkan, di mana asetonitril memiliki daya pengelusi yang kuat sehingga bisfenol A semakin cepat terelusi sebelum terpisah dari senyawa lain
yang juga ada dalam sampel. Oleh karena itu, fase gerak asetonitril : air 80 : 20 tidak mampu memisahkan bisfenol A dengan baik sehingga tidak dapat digunakan
dalam penelitan ini. Dari hasil penelitian pada dua komposisi fase gerak di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah asetonitril yang ditambahkan
maka pemisahan bisfenol A dari senyawa lain di dalam sampel semakin kurang baik, karena puncak yang dihasilkan cenderung melebar dengan bentuk yang tidak
beraturan. Oleh karena itu, pada optimasi selanjutnya jumlah asetonitril dikurangi dan jumlah air ditambah dari perbandingan fase gerak yang digunakan dalam
penelitian Waisak dan Rykowska 2006. Dengan penambahan air dan pengurangan asetonitril ini, diharapkan dapat diperoleh pemisahan bisfenol A
yang baik.
3. Komposisi fase gerak asetonitril : air 70 : 30
a. Kecepatan alir 0,5 mLmenit
Gambar 25. Kromatogram pada fase gerak asetonitril : air 70 : 30 dan kecepatan alir 0,5 mLmenit. A = Kromatogram baku bisfenol A 10 µgmL, B = Kromatogram
bisfenol A dalam sampel air, C = Kromatogram bisfenol A dalam sampel botol