Selektifitas Validasi Metode Penetapan Kadar Bisfenol A

Gambar 32. Kurva hubungan AUC vs konsentrasi bisfenol A menggunakan program Powerfit Utrecht University Faculteit Scheikunde, dengan tarap kepercayaan 95 pada rentang atas 1 - 11 µgmL Kemudian kurva baku rentang bawah digunakan untuk perhitungan bisfenol A dalam ekstrak air. Kurva baku rentang bawah digunakan untuk perhitungan bisfenol A dalam ekstrak air. Linearitas suatu metode analisis adalah kemampuan metode tersebut untuk mendapatkan hasil uji respon yang proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel pada suatu rentang tertentu. Linearitas dapat dilihat melalui kurva baku yang menunjukkan hubungan antara AUC dengan konsentrasi bisfenol A pada beberapa seri baku. Nilai r yang diperoleh pada kurva baku rentang bawah dan atas, masing-masing adalah 0,99718 dan 0,99919. Kedua nilai r ini memenuhi persyaratan r untuk uji kategori impurity, y aitu ≥ 0,98 Ahuja and Dong, 2005. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ini memiliki linearitas yang baik.

3. Akurasi

Akurasi suatu metode analisis adalah kesesuaian antara hasil uji yang diperoleh dan nilai sebenarnya yang diterima. Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali recovery. Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan persen perolehan kembali, yaitu dengan metode plasebo dan dengan metode penambahan baku spiking. Metode plasebo dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit baku ke dalam plasebo dari analit tersebut matriks sampel tanpa analit yang diinginkan, sehingga dapat diketahui konsentrasi dari analit yang ditambahkan, kemudian hasil analisis percobaan diibandingkan dengan konsentrasi analit yang sebenarnya. Namun cara ini tidak dapat dilakukan karena tidak dapat diperoleh plasebo dari botol maupun air yang digunakan sebagai sampel pada penelitian ini sehingga digunakan metode penambahan baku. Metode ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak analit yang hilang selama proses preparasi. Lima konsentrasi bertingkat baku ditambahkan pada sampel air dan botol yang masing-masing dalam jumlah yang sama. Untuk masing-masing sampel, dibuat satu sampel tanpa adisi untuk mengurangkan respon dari keseluruhan baku adisi dan sampel sehingga dapat diketahui berapa jumlah baku yang hilang selama proses preparasi. Tabel XIII dan XIV menunjukkan hasil yang diperoleh dari penelitian.

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kotrimoksazol Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

7 92 56

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok ``Merek X``.

0 3 131

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan.

0 0 141

Validasi metode kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik pada penetapan kadar nikotin dalam ekstrak tembakau pada rokok Merek X

0 3 129

Skripsi Berjudul OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR ASPARTAM DALAM MINUMAN SERBUK BERAROMA SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

0 1 130

Persetujuan Pembimbing VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK PADA PENETAPAN KADAR NIKOTIN DALAM EKSTRAK ETANOLIK DAUN TEMBAKAU

0 1 116

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KUERSETIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) FASE TERBALIK DALAM TEH HIJAU

0 2 146

Penetapan kadar teobromin dan kafein dalam ekstrak serbuk cokelat merk ``X`` menggunakan metode kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 1 119

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap kadar bisfenol A dalam air yang berasal dari botol polikarbonat dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan metode pengayaan - USD Repository

0 0 139

Optimasi dan validasi metode penetapan kadar bisfenol A. dalam ekstrak air dan ekstrak botol air minum menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik - USD Repository

0 0 196