3. Akurasi
Akurasi suatu metode analisis adalah kesesuaian antara hasil uji yang diperoleh dan nilai sebenarnya yang diterima. Akurasi dinyatakan dalam persen
perolehan kembali recovery. Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan persen perolehan kembali, yaitu dengan metode plasebo dan dengan
metode penambahan baku spiking. Metode plasebo dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit baku ke dalam plasebo dari analit tersebut
matriks sampel tanpa analit yang diinginkan, sehingga dapat diketahui konsentrasi dari analit yang ditambahkan, kemudian hasil analisis percobaan
diibandingkan dengan konsentrasi analit yang sebenarnya. Namun cara ini tidak dapat dilakukan karena tidak dapat diperoleh plasebo dari botol maupun air yang
digunakan sebagai sampel pada penelitian ini sehingga digunakan metode penambahan baku. Metode ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak analit
yang hilang selama proses preparasi. Lima konsentrasi bertingkat baku ditambahkan pada sampel air dan botol yang masing-masing dalam jumlah yang
sama. Untuk masing-masing sampel, dibuat satu sampel tanpa adisi untuk mengurangkan respon dari keseluruhan baku adisi dan sampel sehingga dapat
diketahui berapa jumlah baku yang hilang selama proses preparasi. Tabel XIII dan XIV menunjukkan hasil yang diperoleh dari penelitian.
Tabel XIII. Perhitungan perolehan kembali baku adisi pada sampel air
Konsentrasi adisi
µgmL Replikasi
Konsentrasi terukur
µgmL Konsentrasi
teoritis µgmL
Perolehan kembali
Rata rata perolehan
kembali
I 0,0204
II 0,0178
III 0,0184
0,3 I
0,3060 0,3072
92,95 94,02
II 0,3208
0,3066 98,80
III 0,2953
0,3066 90,31
0,6 I
0,5528 0,6144
86,66 84,57
II 0,5222
0,6132 82,25
III 0,5386
0,6132 84,82
0,9 I
0,8810 0,9216
93,37 94,28
II 0,8690
0,9198 92,54
III 0,9099
0,9198 96,92
1,2 I
1,1542 1,2288
92,26 89,12
II 1,0947
1,2264 87,81
III 1,0889
1,2264 87,28
1,5 I
1,4938 1,5360
95,92 95,58
II 1,4732
1,5330 94,94
III 1,4882
1,5330 95,87
Tabel XIV. Perhitungan perolehan kembali baku adisi pada sampel botol
Konsentrasi adisi
µgmL Replikasi
Konsentrasi terukur
µgmL Konsentrasi
teoritis µgmL
Perolehan kembali
Rata rata perolehan
kembali
I 1,3665
II 1,3272
III 1,1683
1 I
2,2011 1,0220
81,67 82,69
II 2,2195
1,0260 86,97
III 1,9800
1,0220 79,42
1,5 I
2,6549 1,5330
84,05 85,68
II 2,6150
1,5390 83,68
III 2,5428
1,5390 89,31
2 I
3,0805 2,0440
83,85 82,44
II 3,0640
2,0520 84,64
III 2,7796
2,0440 78,83
3 I
3,9101 3,0660
82,96 84,13
II 4,0869
3,0780 89,66
III 3,6139
3,0660 79,77
5 I
5,5674 5,1100
82,21 80,13
II 5,3403
5,1300 78,23
III 5,2546
5,1100 79,97
Tabel XV. Persen perolehan kembali yang dapat diterima pada beberapa tingkat konsentrasi analit berdasarkan Gonzales and Herrador 2007
Menurut Gonzales and Herrador 2007, untuk kadar analit dalam matriks di bawah 10 ppm, rata-rata perolehan kembali yang masih dapat diterima
adalah antara 80-110. Kadar analit dalam matrik baik pada ekstrak botol dan ekstrak air tidak ada yang melebihi 10 ppm dan semua persen perolehan kembali
berada pada rentang 80-110. Dari hasil tersebut dapat disimpulkankan bahwa metode analisis ini memenuhi kriteria akurasi.
4. Presisi
Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya digambarkan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel. Yang
dilakukan pada penelitian ini adalah penentuan ripitabilitas, di mana pengukuran presisi dilakukan pada kondisi percobaan yang sama secara berulang baik
analisnya operator, peralatannya, maupun tempatnya pada rentang waktu singkat. Tabel XVI dan XVII menunjukkan hasil yang diperoleh dari penelitian.
Tabel XVI. Persen koefisien variasi baku bisfenol A dan bisfenol A dalam sampel air
Konsentrasi adisi
µgmL Replikasi
Konsentrasi terukur
µgmL Rata-rata
konsentrasi µgmL
SD CV
I 0,0204
0,0189 0,0014
7,17 II
0,0178 III
0,0184 0,3
I 0,3060
0,3074 0,0128
4,15 II
0,3208 III
0,2953 0,6
I 0,5528
0,5379 0,0153
2,85 II
0,5222 III
0,5386 0,9
I 0,8810
0,8866 0,0210
2,37 II
0,8690 III
0,9099 1,2
I 1,1542
1,1126 0,0361
3,25 II
1,0947 III
1,0889 1,5
I 1,4938
1,4851 0,0106
0,72 II
1,4732 III
1,4882