Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

12 perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual. 3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik. 4. RPPTH disusun berbasis aktivitas peserta didik dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaringmengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran. 5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian otentik ini menilai hasil belajar peserta didik untuk ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat dinilai dengan penilaian tes maupun non tes. 13 6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan EYD. 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013.

Defenisi kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah internasional. Hasil ini menunjukkan hanya 5 peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi, data lain diungkapkan oleh programme for international student assessment PISA, hasil studi tahun 2009 hampir semua peserta didik Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level tiga. Berdasarkan hasil dari kedua survei tersebut merujuk pada suatu kesimpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang. Dalam kerangka inilah perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum, yang dimulai dengan penataan terhadap empat elemen standar nasional yaitu Standar Kompetensi Lulusan SKL yang diturukan dari kebutuhan, Standar