Pendekatan Saintifik Kurikulum SD 2013.

37 objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. 2. MenanyaQuestioning Pendidik yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pendidik perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari pendidik, masih memerlukan bantuan pendidik untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaaan secara mandiri. Ketika pendidik menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong peserta didiknya untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk 38 mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik. Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaanh untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.Adapun beberapa fungsi bertanya, antara lain: a Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran b Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. c Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. d Mendorong peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. e Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. 3. Menalar Associating 39 Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didikharus lebih aktif daripada pendidik. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta- fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupah pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah. Kegiatan “mengasosiasimengolah informasimenalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam permendikbud nomor 81a tahun 2013 adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan maupun hasil dari kegiatan mengamati dan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yuang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu pendekatan dan model pembelajaran informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangklan sikap jujur, teliti, disiplin, 40 taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiakan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. 4. Mencoba Experimenting Mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah : 1 menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, 2 mempelajari cara- cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, 3 mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil ekspermien sebelumnya, 4 melakukan dan mengamati percobaan, 5 mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan 41 menyajikan data, 6 menarik kesimpulan atas hasil percobaan, dan 7 membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen atau mencoba sebagai berikut. a. Persiapan 1. Menetapkan tujuan eksperimen 2. Mempersiapkan alat atau bahan 3. Mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah peserta didik serta alat atau bahan yang tersedia b. Pelaksanaan Selama proses eksperimen atau mencoba, pendidik ikut membimbing dan mengamati proses percobaan. Disini pendidik harus memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik agar kegiatan itu berhasil dengan baik. Selama proses eksperimen atau mencoba, pendidik hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, termaksud membantu mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan menghambat kegiatan pembelajaran. c. Tindak lanjut 42 1. Peserta didik mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada pendidik 2. Pendidik memeriksa hasil eksperimen peserta didik 3. Pendidik memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil eksperimen 4. Pendidik dan peserta didik mendiskusikan masalah- masalah yang ditemukan selama eksperimen. 5. Pendidik dan peserta didik memeriksa dan meyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan. 5. Mengkomunikasikan Networking Pada pendekatan saintifik pendidik diharapkan member kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh pendidik sebagi hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana dalam permendikbud nomor 81a tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah 43 mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

e. Penilaian Otentik

1 Pengertian Penilaian Otentik Menurut Permendikbud dalam Panduan Teknis Kurikulum 2013 SD standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan ahkir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional yang diuraikan sebagai berikut. a. Penilaian Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan input, proses, sampai keluaran output pembelajaran. Penilaian autentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan. b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. 44 c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan proses belajar peseta didik termasuk penugasan perseorangan dan atau kelompok di dalam atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu. d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. e. Ulangan harian merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik. f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. g. Ulangan ahkir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di ahkir semester. Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung 45 penilaian proses maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan penilaian hasil belajar. Dalam Jurnal Panduan Teknis Kurikulum 2013 SD 2013:6 memandang penilaian dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin: 1 perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, 2 pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks social budaya, 3 pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kunandar, 2014:35-36. 46 Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik authentic assessment. Melalui kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan yang serius bagi pendidik dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar memperhatikan penilaian autentik. Penilaian assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi SK atau Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD. Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Penilaian autentik mengacu pada Penilaian Acuan Patokan PAP, yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal maksimal. Dengan demikian, pencapaian kompetensi peserta didik tidak dalam konteks dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu, yakni 47 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Dalam penilaian autentik memperhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan jenjangnya. 2 Karakteristik Penilaian autentik adalah sebagai berikut: a. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar formatif maupun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam satu semester sumatif b. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta. Artinya, penilaian autentik itu ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang menekankan aspek keterampilan skill dan kinerja performance, bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta hafalan dan ingatan. c. Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik harus secara berkesinambungan terus menerus dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik. d. Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan 48 balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik secara komprehensif. Dalam penilaian autentik, selain memperhatikan aspek kompetensi sikap afektif, kompetensi pengetahuan kognitif, dan kompetensi keterampilan psikomotorik serta variasi instrumen atau alat tes yang digunakan juga harus memperhatian input, proses dan output peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik juga harus dilakukan pada awal pembelajaran penilaian input, selama pembelajaran Penilaian proses, dan setelah pembelajaran penilaian output. Penilaian input adalah penilaian yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar dilakukan. Penilaian input bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang akan dipelajari. Penilain input biasa dilakukan melalui pre tes. Perbandingan hasil penilaian awal input dengan penilaian proses dan hasil atau output menunjukan tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi peserta didik dengan KKM sebagai acuan. Kunandar, 2014:43. Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses bertujuan untuk mengecek tingkat pencapaian kompetensi peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hasil penilaian proses bisa