Teknik Pengumpulan Data Prosedur Pengumpulan Data Gambaran Umum Perusahaan

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a Pengamatan observasi pengamatan observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan dan peninjauan langsung ke lokasai penelitian untuk melihat secara langsung keadaan yang sebenarnya. b Wawancara yaitu merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian dan memberikan keterangan dan informasi yang berhubungan dengan penelitian. c Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui pengajuan daftar pertanyaan tertulis kepada responden, dimana daftar pertanyaan telah disusun secara tertulis kepada responden untuk memilih salah satu dari jawaban-jawaban yang tersedia.

4.6. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data adalah metode yang digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan menggunakan metode angketpenyebaran kuisioner pengumpulan data penelitian dilakukan dari tanggal 1 sampai dengan 31 juli 2013, penelitian dilakukan pada pelanggan PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota sebanyak 100 orang pelanggan yang selanjutnya disebut responden. Universitas Sumatera Utara

4.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian dengan menggunakan analisis jalur path analisis. Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier ganda. Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X 1 X 2 dan X 3 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z. “Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan distribusi air terhadap kepuasaan pelanggan pdam Tirtanadi Cabang Medan Kota. Agar hasil yang diperoleh lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program Statistic Product and Service Solution SPSS dengan menggunakan atau mengelompokkan model regresi linear berganda dan regresi linear sederhana sebagai berikut:

4.7.1 Model Analisis Data Regresi Linier Berganda

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linier Berganda untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan distribusi air terhadap kepuasaan pelanggan pdam Tirtanadi Cabang Medan Kota . Model Regresi Linier Berganda dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Z = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + e Universitas Sumatera Utara Keterangan : Y = Kepuasan pelanggan Z = Kinerja distribusi air a = Konstanta b 1 ,.. b 5 = Koefisien regresi variabel X 1 , X 2 ….X 5 X 1 = Bukti fisik X 2 = Kehandalan X 3 = Ketanggapan X 4 = Jaminan X 5 = Empati e = Error variabel yang tidak diteliti

4.7.2 Uji Hipotesis Simultan Uji F

Uji ini disebut juga sebagai uji signifikansi simultan. Kuncoro 2003 mengatakan uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang digunakan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah: H 0: b 1 ,b 2, b 3 ,b 4, b 5 = 0 artinya bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan dan empati secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PDAM Tirtanadi Cabang Medan. H 1: b 1 ,b 2, b 3 ,b 4, b 5 ≠ 0 artinya bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan dan empati secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PDAM Tirtanadi Cabang Medan. Kriteria Pengambilan Keputusan: H diterima jika t hitung t tabel pada p-value 5 H 1 diterima jika t hitung t tabel pada p-value 5 Universitas Sumatera Utara

4.7.3 Uji Hipotesis Parsial Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji t merupakan metode pengujian hipotesis secara parsial terhadap koefisien regresi yaitu dengan membandingkan nilai statistik masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Bentuk pengujian adalah : H 0: b 1 ,b 2, b 3 ,b 4, b 5 = 0 artinya bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan dan empati secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PDAM Tirtanadi Cabang Medan. H 1: b 1 ,b 2, b 3 ,b 4, b 5 ≠ 0 artinya bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan dan empati secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PDAM Tirtanadi Cabang Medan. Kriteria Pengambilan Keputusan: H diterima jika t hitung t tabel pada p-value 5 H 1 diterima jika t hitung t tabel pada p-value 5

4.7.4 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada suatu persamaan regresi. Dengan kata lain koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel X yang merupakan variabel bebas menerangkan atau menjelaskan variabel Y yang merupakan variabel tidak bebas. Semakin besar nilai Universitas Sumatera Utara koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y.

4.7.5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untu menguji model dari sebuah hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi pengujian: Normalitas, Multikolinieritas, Heteroskedastisitas.

4.7.6. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan simetris tidaknya distribusi data. Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui grafik Normal P-Plot dan analisis statistik sebagai berikut: a. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik normal P-Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan garis miring atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara b. Analisis statistik, yakni dengan melihat uji statistik Non-Parametrik Kolmogrov-Smirnov K-S. Apabila hasil atau nilai Kolmogrov-Smirnov K-S dan nilai Asymp.sig 2-tailed atau probabilitasnya di atas 0,05, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

4.7.7. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi diantara variabel bebas independent variabel. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Gejala ini dapat di deteksi dengan nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Nilai Tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi VIF = 1Tolerance. Nilai Cutoff atau batas yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 Ghozali, 2008.

4.7.8. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah variabel model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual tetap, maka disebut homoskedatisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedatisitas Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas yang dapat dilakukan dengan melihat grafik plot, dan uji Glejser. Uji Glejser dapat dilihat jika variabel independen singnifikan dibawah 5 secara statistik, maka di indikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya Universitas Sumatera Utara diatas tingkat kepercayaan 5 maka model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2008. Cara menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatter plot, analisis data sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik meyebar di atas dan dibawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi didirikan pada tanggal 23 September 1905 dengan nama NV.Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda. Dengan dikeluarkannya peraturan daerah Sumatera Utara No.11 tahun 1979 perusahaan ini resmi menggunakan nama yang sekarang Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi disingkat PDAM Tirtanadi yang berlokasi di Jl.Sisingamangaraja No.1 Medan. Pada tahun 1985, peraturan daerah ini disempurnakan dengan peraturan daerah tingkat I Sumatera Utara No.25 tahun 1985 tentang perusahaan daerah air minum propinsi daerah tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya pada tahun 1991 diadakan perubahan pertama Peraturan daerah No.25 tahun 1985 dengan No.6 tahun 1991. Dalam Peraturan Daerah ini PDAM Tirtanadi disamping mengangani Air bersih juga ditugaskan mengelola Air limbah. Selanjutnya pada tanggal 29 April 1999, peraturan daerah No.6 tahun 1991 diperbaharui lagi dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.3 tahun 1999. Saat ini PDAM Tirtanadi tidak hanya melayani pelanggan di Medan, tapi juga telah berupaya menjawab kebutuhan air bersih di beberapa daerah tingkat II di Sumatera Utara antara lain Deli Serdang, Tapsel, Simalungun, Nias, dan lain- lain. Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat di berbagai daerah Tingkat II itu merupakan realisasi dari Kerjasama Operasi KSO dengan PDAM Universitas Sumatera Utara Tirtanadi. PDAM Tirtanadi memiliki 10 cabang di kota Medan sekitarnya dan sebahagian di Dati II yang melayani lebih dari 350.000 pelanggan. Untuk cabang Medan Kota sendiri, secara resmi dibentuk menjadi cabang yang dipimpin oleh seorang Kepala Cabang sejak tanggal 1 Maret 1978 bersamaan dengan dibangunya Perumnas Helvetia dengan bentuk Unit Pelaksana Teknis UPT yang bertujuan untuk melayani pertambahan pelanggan di daerah tersebut. Mulai dari terbentuknya hingga saat ini sudah 15 Kepala Cabang yang pernah mempimpin Cabang Medan Kota. Hingga akhir Mei 2013 jumlah pelanggan Cabang Medan Kota mencapai 42.424 pelanggan dengan jumlah pegawai sebanyak 45 orang. Sedangkan untuk struktur organisasi cabang Medan Kota dipimpin oleh seorang Kepala Cabang dan dibantu oleh 6 Kepala Bagian yaitu Kepala Bagian Pengawasan, Kepala Bagian Umum Personalia, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Pemasaran, Kepala Bagian Hubungan Langgan Hublang dan Kepala Bagian Jaringan, 10 asisten serta 44 pegawai.

5.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan