Latar Belakang Analisis kepuasan, loyalitas, dan preferensi konsumen martabak air mancur Bogor

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu kota dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah Kota Bogor. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah penduduk Bogor pada tahun 2004 sebesar 833.523 jiwa menjadi 866.034 jiwa pada tahun 2007 Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk di Jawa Barat Tahun 2004-2007 No Kab.Kota Jumlah Penduduk Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 1 Kab.Bogor 3.945.411 4.100.934 4.216.186 4.316.236 2 Kab. Sukabumi 2.210.091 2.224.993 2.240.901 2.258.253 3 Kab. Cianjur 2.079.306 2.098.644 2.125.023 2.149.121 4 Kab. Bandung 4.002.290 4.263.934 4.399.128 3.038.038 5 Kab. Garut 2.260.478 2.321.070 2.375.725 2.429.167 6 Kab. Subang 1.406.976 1.421.973 1.441.191 1.459.077 7 Kab. Majalengka 1.184.760 1.191.490 1.197.994 1.204.379 8 Kota Bogor 833.523 844.778 855.846 866.034 9 Kota Sukabumi 278.418 287.760 294.646 300.694 10 Kota Depok 1.353.249 1.373.860 1.393.568 1.412.772 11 Kota Bandung 2.290.464 2.315.895 2.340.624 2.364.312 12 Kota Tasikmalaya 579.128 594.158 610.456 624.478 13 Kota Banjar 166.868 173.576 177.118 180.744 Jumlah 22.590.962 23.213.065 23.668.406 24.103.305 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat 2007 Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor tersebut mengakibatkan jumlah permintaan makanan dan minuman masyarakat Bogor juga semakin meningkat. Peningkatan permintaan ini mendorong terciptanya kondisi semakin diperlukan makanan praktis, berkualitas, cepat cara penghidangannya, dan bergizi baik dengan harga terjangkau. Umumnya, pengeluaran terbesar yang dikeluarkan oleh masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Susenas 2005 menyatakan bahwa rata- rata persentase pengeluaran per bulan masyarakat Bogor cenderung digunakan untuk memenuhi kebutuhan makananminuman dibandingkan kebutuhan bukan makanan yaitu sebesar 51,87 persen 4 . Kondisi ini mendorong usaha makanan termasuk usaha makanan selingan lebih diminati konsumen. Peluang tersebut tidak disia-siakan oleh para pengusaha yang ada di Kota Bogor. Alasan manusia pasti butuh makan menjadi dasar bagi para pelaku bisnis untuk membuka dan mengembangkan usaha di bidang makanan. Bisnis makanan sebagai bagian dalam rangkaian sistem agribisnis, merupakan salah satu sistem pengolahan yang banyak dikembangkan dan sangat prospektif, karena bagaimanapun, setiap individu memerlukan asupan energi untuk mempertahankan hidupnya. Salah satu jenis bisnis makanan yang sedang berkembang saat ini adalah bisnis makanan yang bergerak dalam bidang UKM Usaha Mikro, Kecil Menengah. Menteri Negara Koperasi dan UKM menyebutkan terjadinya peningkatan jumlah UKM sebesar 3,88 dari 47.102.744 unit usaha pada Tahun 2005 menjadi 48.929.636 unit usaha pada Tahun 2006 5 . Peningkatan jumlah usaha makanan yang bergerak dalam bidang UKM baik yang sejenis maupun tidak sejenis mengindikasikan bahwa usaha makanan memiliki lingkungan bisnis kompetitif. Usaha makanan yang berkembang tidak hanya menawarkan makanan yang enak namun juga menawarkan suasana yang nyaman dan menyenangkan Simaremare, 2006. Kondisi persaingan ini mengharuskan pengusaha membangun dan memperkuat image usahanya agar tetap diakui dan dipilih konsumen. Saat ini produsen tidak hanya perlu memperhatikan strategi bersaingnya, namun produsen juga harus memperhatikan kinerja berorientasi pelanggankonsumen guna mengetahui pilihan kesukaan konsumen sehingga dapat meningkatkan kepuasan konsumen secara total. Konsumen diharapkan dapat melakukan pembelian ulang terhadap produkjasa 4 Rata-Rata Persentase Pengeluaran Per Bulan. Google. http:pse.litbang.deptan.go.id diunduh tanggal 22 Mei 2009 5 Entrepreneurial Competencies dalam menunjang Small Business Performance. Google. http:nihilism.blog.friendster.com200806entrepreneurial-competencies diunduh tanggal 22 Mei 2009 yang ditawarkan, yang pada akhirnya dapat memperluas pangsa pasar usaha makanan itu sendiri. Oleh sebab itu, studi mengenai kepuasan konsumen; loyalitas konsumen dan preferensi konsumen perlu dilakukan agar dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga perusahaan dapat bertahan dalam persaingan dan mampu berproduksi sesuai dengan target. 1.2 Perumusan Masalah Saat ini, jenis bisnis makanan yang berkembang di Kota Bogor semakin beragam, baik bisnis makanan yang menyajikan suasana tradisional maupun suasana modern. Hal ini merupakan respon dari beragamnya permintaan konsumen terhadap pilihan makanan. Kondisi ini menunjukkan bahwa persaingan diantara bisnis makanan semakin ketat, termasuk bisnis makanan selingan. Umumnya, persaingan yang ada berupa upaya menarik perhatian konsumen, mempertahankan, atau bahkan persaingan dalam merebut pangsa pasar. Menghadapi fenomena tersebut maka setiap pengusaha harus mampu menciptakan strategi yang tepat dengan memberikan perhatian khusus terhadap perilaku konsumen melalui pemberian prioritas terhadap perbaikan kinerja atribut produk dan pelayanan yang dianggap penting oleh konsumen. Hal ini pula yang dialami oleh pengusaha makanan selingan Martabak Air Mancur. Martabak Air Mancur merupakan salah satu jenis usaha makanan selingan di Kota Bogor yang menyajikan menu utama berupa martabak baik martabak manis maupun martabak telur. Selain menyediakan menu makanan yang enak, usaha ini juga menawarkan tempat yang nyaman, lokasi yang strategis, variasi makanan dan minuman, serta keramahan dan kesopanan karyawan guna menarik minat konsumen. Martabak Air Mancur sudah cukup dikenal masyarakat baik dalam kota maupun luar kota Bogor. Selain Martabak Air Mancur, masyarakat Bogor juga ditawarkan berbagai pilihan merek martabak yang cukup dikenal seperti Martabak Fatmawati, Martabak Bangka, Martabak AA, dan merek martabak lainnya yang secara langsung merupakan pesaing Martabak Air Mancur. Oleh sebab itu, dalam upaya menghadapi persaingan yang semakin ketat, Martabak Air Mancur harus mampu menciptakan strategi yang tepat. Salah satunya adalah dengan memahami keinginan dan tingkat kesukaan konsumen agar konsumen tetap menjatuhkan pilihannya terhadap produk ini. Artinya bahwa pengusaha Martabak Air Mancur harus berorientasi konsumen. Orientasi konsumen yang dimaksudkan adalah dengan meneliti bagian perilaku konsumen yang meliputi kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, dan tingkat kesukaan konsumen. Penelitian perilaku konsumen Martabak Air Mancur pernah dilakukan sebelumnya pada Tahun 2006 oleh San Sary. Sary melakukan penelitian perilaku konsumen dengan mengkaji kepuasan yang diperoleh konsumen terhadap kinerja yang diberikan. Tahun 2009, penelitian kepuasan konsumen kembali dilakukan dengan tujuan untuk memberi gambaran baru kepada pihak Martabak Air Mancur setelah adanya perpindahan kepemilikan sehingga diperoleh informasi kinerja perusahaan dan perkembangan kepuasan konsumen hingga sekarang. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk menindaklanjuti penelitian Sary dengan mengkaji lebih dalam mengenai loyalitas dan preferensi konsumen. Apabila diperoleh hasil bahwa konsumen tetap merasa puas terhadap kinerja yang diberikan maka selanjutnya perlu dilakukan analisis apakah konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk dan jasa yang ditawarkan sehingga membuat konsumen merasa loyal untuk menjatuhkan pilihannya terhadap Martabak Air Mancur, bagaimana loyalitas konsumen Martabak Air Mancur. Analisis loyalitas ini penting dilakukan untuk memberikan informasi kepada produsen seberapa loyal konsumennya sehingga menuntut produsen mempertahankan ataupun meningkatkan kinerja yang telah diberikan. Setelah mengetahui tingkat loyalitas konsumennya maka perlu juga dilakukan analisis tingkat kesukaan konsumen terhadap produk Martabak Air Mancur. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi kesukaan konsumen terhadap produk sehingga pihak Martabak Air Mancur dapat berupaya meningkatkan atribut produk yang disukai agar kepuasan konsumen semakin meningkat. Pada analisis preferensi, produk martabak yang diteliti dibatasi hanya pada produk martabak telur karena berdasarkan hasil diskusi diperoleh informasi bahwa penjualan martabak telur lebih rendah daripada penjualan martabak manis. Sehingga perlu dilakukan analisis preferensi konsumen sebagai gambaran informasi kesukaan konsumen terhadap martabak telur agar penjualan martabak telur dapat meningkat di kemudian hari, bagaimana preferensi konsumen terhadap Martabak Telur Air Mancur. Melihat kondisi tersebut maka hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kepuasan konsumen Martabak Air Mancur Bogor? 2. Bagaimana loyalitas konsumen Martabak Air Mancur Bogor? 3. Bagaimana preferensi konsumen terhadap Martabak Telur Air Mancur Bogor?

1.3 Tujuan Penelitian