VII ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN MARTABAK AIR MANCUR BOGOR
Alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur keloyalan konsumen Martabak Air Mancur adalah melalui piramida loyalitas dan analisis kemungkinan
perpindahan merek brand switching pattern matriks. Analisis perpindahan merek bertujuan untuk mengetahui seberapa besar konsumen Martabak Air
Mancur melakukan perpindahan merek.
7.1 Piramida Loyalitas
Keloyalan konsumen dapat diukur dengan menganalisis termasuk tingkatan apakah responden yang diteliti. Tingkatan-tingkatan piramida loyalitas
meliputi switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan committed buyer.
a. Switcher buyer
Switcher merupakan konsumen yang sangat sensitif terhadap adanya
perubahan harga. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan maka diperoleh konsumen yang termasuk kategori ini sebesar 29,89 persen responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Perhitungan Switcher Buyer
Apakah BapakIbuSaudarai setuju bahwa alasan membeli Martabak Air Mancur karena faktor harga?
Jawaban X
f f.X
Persen
Sangat Tidak Setuju 1
15 15
15,46 Tidak Setuju
2 48
96 49,48
Ragu-ragu 3
5 15
5,15 Setuju
4 25
100 25,77
Sangat Setuju 5
4 20
4,12
Total 97
246 100
Rata-Rata
2,54 Switcher Buyer
100 97
4 25
x +
=
29,89
Hasil perhitungan Tabel 15 menunjukkan bahwa rata-rata penilaian responden 2,54 yang membeli Martabak Air Mancur termasuk dalam rentang
1,81-2,60 ‘tidak setuju’ bahwa alasan membeli Martabak Air Mancur karena faktor harga. Konsumen menilai bahwa harga yang diterapkan cukup sesuai
dengan kualitas yang diberikan. Kebanyakan konsumen tidak setuju bahwa alasannya membeli Martabak Air Mancur karena faktor harga. Kecenderungan
konsumen menilai bahwa harga tidak menjadi masalah asalkan kualitas yang diberikan sangat baik.
Jika ditinjau dari konsumen yang sensitif terhadap adanya perubahan harga maka diperoleh hasil sebesar 29,89 persen konsumen yang termasuk dalam
kategori switcher. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikkan harga maka konsumen di tingkatan ini dapat berpindah ke merek pesaing yang lebih
murah. Kondisi ini dapat berdampak negatif bagi penjualan di masa mendatang. Oleh sebab itu, pihak manajemen perlu menyiasati untuk mempertahankan
konsumen atau bahkan mendorong konsumen tingkatan ini naik ke tingkatan lebih tinggi. Langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan insentif yang
dapat menguntungkan konsumen tingkatan ini misalnya promo paket hemat, membuat porsi martabak mini dengan berbagai variasi rasa, ataupun pemberian
diskon bagi konsumen yang membeli di atas 10 loyang. Selain dapat mempertahankan konsumen, upaya ini juga dapat menarik perhatian konsumen
khususnya para remaja untuk melakukan pembelian pada saat weekend.
b. Habitual Buyer