Pengertian Permainan Teknik Permainan
konflik anak dan cara-cara mereka mengatasinya. Anak-anak dapat merasa tidak terancam dan lebih leluasa mengemukakan perasaan-perasaan mereka yang
sebenarnya dalam konteks permainan. Menurut Romlah 2001:
118 “permainan merupakan cara belajar yang menyenangkan karena dengan bermain anak-anak belajar sesuatu tanpa
mempelajarinya. Apa yang dipelajari ini disimpan dalam pikirannya dan akan dipadukan menjadi satu kesatuan dengan pengalaman-pengalaman lain yang
kadang tanpa disadari”. Sedangkan menurut Daniel Berlyne dalam Santrock, 2002: 273
menjelaskan permainan sebagai sesuatu yang mengasyikan dan menyenangkan karena permainan itu informasi tentang sesuatu yang baru atau yang tidak bisa.
Permainan adalah suatu alat bagi anak-anak memuaskan dorongan penjelajahan kita. Dorongan ini meliputi keingintahuan dan hasrat akan untuk menjelajahi dan
mencari informasi baru secara aman, sesuatu yang mungkin mereka tidak lakukan bila tidak ada suatu permainan. Permainan mendorong perilaku penjelajahan ini
dengan menawarkan
anak-anak kemungkinan-kemungkinan
kebaruan, kompleksitas, dan keanehan.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa permainan adalah bentuk penyesuaian diri yang sangat berguna, menyenangkan bagi anak-anak dalam
mempelajari sesuatu, menolong anak menguasai kecamasan dan konflik, dan anak-anak dapat merasa tidak terancam dan lebih leluasa mengemukakan
perasaan-perasaan mereka yang sebenarnya dalam konteks permainan.
2.4.2
Fungsi Bermain
Menurut Andang Ismail 2006: 24 bermain dapat diklasifikasikan
menjadi 2 fungsi utama, fungsi tersebut yaitu:
1 Sebagai alat pendidikan
Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik. Dengan bermain secara
alamiah anak akan bisa menemukan dan mengenali lingkungannya, orang lain, dan dirinya sendiri. Lebih dari itu, bermain juga dapat
meningkatkan kecerdasan anak untuk berfikir, memiliki ketrampilan motorik, berjiwa seni, sosia, serta berparadigma religius.
2 Sebagai alat perawatan
Sudah banyak ahli jiwa yang menggunakan permainan sebagai salah satu alat dalam merawat anak-anak yang mengalami
gangguan kejiwaan, karena permainan itu lebih mendekati dimensi kejiwaan
anak-anak. Dalam
permainan, mereka
dapat mengungkapkan pertentangan batin, kecemasan, dan ketakutannya.
Dengan demikian,
selain dapat
menjadi sarana
untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman, bermain juga dapat
menjadi media psikoterapi atau pengobatan.
Piaget dalam Santrock, 2002: 273 melihat permainan sebagai media yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Pada waktu yang sama
mengatakan bahwa perkembangan kogitif anak-anak membatasi cara mereka bermain. Permainan memungkinkan anak-anak mempraktikkan kompetensi-
kompetensi dan keterampilan-keterampilan mereka yang diperlukan dengan cara yang santai dan menyenangkan. Piaget yakin bahwa struktur-struktur kognitif
perlu dilatih, dan permainan memberi setting yang sempurna bagi latihan ini.