dalam beberapa kelompok; 2 secara berkelompok, siswa mengamati objek yang telah ditentukan bersama kelompoknya. Objek berada di lingkungan sekolah; 3
siswa mendata hal-hal yang ditemui ketika mengamati objek pengamatan; 4 siswa menyusun kerangka laporan berdasarkan data-data yang telah diperoleh; 5
siswa menulis laporan pengamatan berdasar kerangka laporan dan data-data yang telah diperoleh dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar; 6 masing-
masing kelompok mempresentasikan laporannya di depan kelas dan ditanggapi oleh guru dan kelompok lain; dan 7 guru memberikan beberapa pertanyaan
kepada kelompok presentasi sebagai pengujian laporan pengamatan. Kegiatan akhir meliputi dua hal, yaitu penguatan dan penugasan. Terlebih
dahulu guru memberikan penguatan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan, kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa berupa
panugasan mengenai materi yang sama.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa SMP kelas VIII.
Siswa seringkali mendapatkan kesulitan saat pembelajaran menulis, khususnya menulis laporan. Kesulitan tersebut di antaranya adalah menyusun kerangka
laporan berdasar data-data yang diperoleh, mengawali penulisan laporan, mengembangkan kerangka laporan menjadi sebuah laporan, dan lain-lain. Untuk
mengatasi dan meminimalisasi hal itu, peran guru sangat diperlukan. Keberhasilan pembelajaran dapat dicapai apabila guru menerapkan pembelajaran yang dapat
membuat siswa tertarik dan tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Dengan cara seperti itu, siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran menulis, khususnya menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar.
Keterampilan menulis laporan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Batangmasih sangat rendah dengan nilai rata-rata kelas, yaitu 59,18. Rendahnya
nilai rata-rata siswa dalam menulis laporan disebabkan oleh metode yang digunakan oleh guru hanyalah metode ceramah sehingga siswa kebingungan
dalam penulisan laporan. Guru memberikan materi kepada siswa hanya dengan cara menjelaskan dari awal pelajaran hingga pelajaran usai. Oleh karena itu, siswa
merasa bosan dengan pelajaran dan cenderung tidak memerhatikan guru dan lebih asyik bergelut dengan dunianya, seperti mengobrol, tidur, menulis hal-hal yang
tidak berkaitan dengan pelajaran, bercanda, dan keluar kelas dengan alasan pergi ke kamar kecil.
Selain itu, siswa tidak mengetahui apa yang disampaikan oleh guru, siswa tidak mampu mengeluarkan ide atau gagasannya untuk membuat sebuah laporan,
siswa tidak dapat mengetahui caranya melakukan observasi atau pengamatan, siswa tidak dapat menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar. Faktor lain
adalah kurangnya pengetahuan siswa mengenai pokok-pokok penulisan laporan, siswa tidak dapat membedakan antara menulis laporan dan tulisan yang lain,
kurangnya pemahaman siswa tentang kerangka laporan dan cara mengembangkan kerangka laporan menjadi sebuah laporan. Hal penting yang telah dilupakan oleh
guru ketika pembelajaran di kelas, khususnya menulis laporan adalah guru tidak
menghendaki siswa untuk ke luar kelas guna menyusun laporan pengamatan yang akan ditulisnya. Siswa hanya terpaku dengan suasana kelas dan tidak ada
kebebasan untuk mengetahui dunia luar kelas. Penulismenggunakan model jurisprudensial berbasis wisata lapangan
dalam pembelajaran yang melibatkan keaktifan dan kreativitas siswa. Penggunaan model jurisprudensial berbasis wisata lapangan dianggap sebagai salah satu model
yang efektif karena melatih siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan bagi dirinya dan orang lain yang bersumber dari pengalaman yang dialami sendiri.
Siswa tidak hanya mendengarkan guru berceramah ketika proses belajar mengajar, tetapi juga siswa dapat berkreasi sendiri untuk menggali pengetahuan
dan informasi yang dibutuhkan.
Keterampilan menulis laporan pengamatan siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Batang masih rendah
Pembelajaran menulis laporan pengamatan siswa kelas VIII
B SMP Negeri 5 Batang
1. Siswa belum mampu menyusun kerangka laporan berdasar data-data
yang telah diperoleh 2.
Siswa belum mampu mengembangkan kerangka laporan menjadi sebuah laporan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
Model Jurisprudensial
Wisata Lapangan
Siswa harus berorientasi atau terlebih dahulu mengetahui masalah yang akan
dihadapi ketika melakukan pengamatan secara langsung dan siswa berpikir kritis
tentang masalah yang sedang dihadapi ketika pengamatan dan mengaitkan masalah
tersebut dengan masala kondisi saat itu Memudahkan siswa menyusun
kerangka laporan berdasar data yang diperoleh selama wisata lapangan,
memudahkan siswa mengembangkan kerangka laporan menjadi sebuah
laporan pengamatan
Berbagai kelebihan yang terdapat dalam tindakan diharapkan mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
Peningkatan keterampilan menulis laporan pengamatan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5
Batang
Bagan 3 Kerangka Berpikir 2.4
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teoretis dan kerangka berpikir, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model jurisprudensial berbasis
wisata lapangan sehingga guru dapat memantau proses pembelajaran dengan maksimal dan dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan siswa kelas VIII
SMP Negeri 5 Batang.
69
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian tentang menulis laporan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penelitian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang dilakukan Subyantoro 2009:10. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan tindakan kelas yang mencakup beberapa siklus.
Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Desain penelitian tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut. Siklus I
Siklus II
Gambar 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas dalam Subyantoro 2009:27
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan siklus I, dilakukan kegiatan observasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengetahui keterampilan siswa
Perencanaan
Observasi Refleksi
Tindakan
Observasi Refleksi
Tindakan Perencanaan
terhadap materi menulis laporan. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata keterampilan siswa dalam menulis laporan, yaitu 59,18 yang berada dalam
kategori kurang. Hasil tersebut dijadikan pedoman untuk pemberian tindakan pada siklus I dan siklus II.
3.2 Proses Tindakan Siklus I
Proses tindakan siklus I dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.2.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dilakukan persiapan pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan. Langkah awal yang dilakukan adalah 1 menyusun rencana
pembelajaran yang merupakan program guru. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang dilakukan ketika penelitian. Tahap
penyusunan ini, peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati kemudian membuat instrumen pengamatan; 2
selain menyusun rencana pembelajaran, guru menyiapkan materi yang diujikan melalui lembar tes menulis laporan hasil pengamatan disertai dengan kriteria
penilaiannya; 3 guru menyiapkan lembar jurnal, lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi foto; 4 melakukan koordinasi dengan guru mata
pelajaran tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.