penelitian tersebut dituangkan ke dalam suatu laporan yang baik dan sistematis Kosasih 2010:106.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat kegiatan menulis adalah dapat mengungkapkan perasaan, pengalaman diri, dan gagasan
terhadap sebuah tulisan dan dapat mengenali diri sendiri.
2.2.5 Keterampilan Menulis Laporan Pengamatan
Secara harfiah, keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan, sedangkan kata keterampilan
memiliki pengertian kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Kata menulis berarti melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Secara harfiah, laporan berarti
segala sesuatu yang dilaporkan, sedangkan pengamatan berarti perbuatan mengamati dengan sungguh-sungguh. Jadi, keterampilan menulis laporan
pengamatan merupakan kecakapan dalam melahirkan pikiran atau perasaan ke dalam tulisan setelah mengamati dengan sungguh-sungguh pada objek tertentu.
Laporan pengamatan merupakan salah satu jenis karangan eksposisi. Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek
sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud dan hakikat suatu objek, misalnya
menjelaskan pengertian kebudayaan, komunikasi, perkembangan teknologi, dan lain-lain kepada pembaca. Eksposisi juga menjadi alat untuk menjelaskan
bagaimana pertalian suatu objek dengan objek lain, atau dapat digunakan oleh seorang penulis untuk menganalisis struktur suatu barang, menganalisis karakter
seorang individu, atau situasi. Pada waktu memberikan penjelasan atau pengarahan mengenai suatu hal, tindakan tertentu, atau membetasi pengertian
sebuah istilah sehingga biasanya digunakan eksposisi Keraf 1995:8. Bentuk wacana ini menyajikan penjelasan yang akurat dan padu mengenai
topik-topik yang rumit seperti struktur negara atau pemerintahan, struktur sebuah jam tangan, atau teori mengenai timbulnya suatu penyakit. Eksposisi digunakan
untuk menjelaskan proses terjadinya sesuatu, beroperasinya sebuah mesin atau peralatan, dan sebagainya. Penulis eksposisi tidak berusaha mempengaruhi atau
menggerakkan pembaca dan tidak berusaha memberi kesan, kecuali menyampaikan pernyataan yang lengkap dan dapat dipercaya mengenai suatu
objek. Secara singkat, eksposisi adalah bentuk wacana yang tujuan utamanya
adalah memberitahukan atau memberi informasi mengenai suatu objek tertentu. Dengan informasi tadi, pengetahuan pembaca bertambah luas. Sebuah eksposisi
diwarnai oleh sifat topik yang digarap dan teknik penyajian yang digunakan. Keterampilan penulis dalam memadukan kedua unsur itu dengan jalinan bahasa
yang baik dan lancar akan menandai kualitas eksposisi. Walaupun demikian, sebuah tulisan yang paling umum digarap, eksposisi tetap mengandung tiga
bagian utama, yaitu pendahuluan, tbuh eksposisi, dan kesimpulan. Bagian pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan memilih topik itu,
pentingnya topik, luas lingkup, batasan pengertian topik, permasalahan dan tujuan penulisan, kerangka acuan yang digunakan. Agar uraian mengenai tubuh atau isi
eksposisi disajikan dengan teratur, penulis harus mengembangkan sebuah
organisasi atau kerangka karangan terlebih dahulu. Berdasarkan organisasi tadi, penulis kemudian menyajikan uraiannya mengenai tiap-tiap bagian secara
terpernci sehingga konsep atau gagasan yang ingin disampaikan kepaa pembaca tampak jelas. Eksposisi dapat menggunakan bermacam-macam metode penyajian,
di antaranya dengan mengadakan analisis mengenai topik garapan analisis umum, analisis bagian, analisis fungsi, analisis proses, dan analisis kausal,
menyodorkan sebuah klasifikasi, memberi batasan tentang objek, mengadakan perbandingan, menyajikan ilustrasi mengenai pokok bahasan sehingga gagasan
atau informasi yang disampaikan jelas bagi pembaca. Dalam ruang lingkup metode-metode yang disajikan, penulis mengajukan
fakta-fakta untuk mengonkretkan informasi yang disampaikan itu. Kaitan antara fakta dengan fakta harus dijalin agar kelihatan logis dan masuk akal. Pendapat dan
gagasan-gagasan yang disampaikan biasanya dijalin dalam alinea-alinea yang padu dna kompak.
Setelah penyajian gagasan yang disajikan dengan fakta yang nyata yang kemudian dianalisis, penulis menyajikan kesimpulan mengenai apa yang disajikan
dalam karangan ekposisi tersebut. Sesuai dengan sifat eksposisi, apa yang disimpulkan tidak mengarah kepada usaha memengaruhi pembaca. Kesimpulan
yang diberikan hanya bersifat semacam pendapat atau kesimpulan yang dapat diterima atau ditolak pembaca. Hal terpenting adalah penulis sudah menyajikan
informasi mengenai topik untuk memperluas wawasan atau pandangan pembaca Keraf 1995:9-10.
Dalam menulis laporan pengamatan diperlukan pengembangan gagasan. Pengembangan gagasan inilah yang dapat menuangkan ide secara utuh dan padu
untuk disampaikan secara tertulis. Gagasan yang disampaikan secara tertulis sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan benar agar terjalin hubungan yang
baik antara penuis dan pembaca. Ide adalah sesuatu yang melintas dalam pikiran kita yang sifatnya masih
sangat umum. Bisa dalam bentuk sebuah pengalaman, kata, kalimat, gambar, simbol, warna, isyarat, tanda, bisa saja nama orang, binatang, hewan, dan
tumbuhan. Dari hal-hal seperti itu muncullah sebuah gagasan. Secara sederhana, gagasan adalah cikal bakal suatu kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan.
Dalam bahasa psikologi, gagasan adalah suatu hal yang memotivasi kita untuk melakukan sesuatu pernyataan, sikap, atau tindakan tertentu Sumadiria 2004:26.
Menuangkan ide adalah memberi bentuk kepada segala sesuatu yang kita pikirkan dan segala sesuatu yang kita rasakan, berupa rangkaian kata yang
tersusun dengan sebaik-baiknya sehingga ide tersebut dapat dipahami dan dipetik manfaatnya dengan mudah oleh pembaca Widyamartaya 1990:31.
Menuangkan ide secara tertulis dapat dianalogikan dengan merangkaikan bunga atau bingkai kado untuk orang lain. Karangan bunga atau bingkisan kado
mewujudkan sesuatu yang jadi, utuh, atau lengkap. Demikian pula bila kita “membingkiskan ide”, bingkisan ide tersebut harus merupakan suatu tulisan yang
jadi, utuh, dan lengkap. Dengan kata lain, untuk membuat suatu tulisan karangan yang baik, segala ide harus dipadatkan menjadi satu kesatuan yang utuh dan
harmonis sehingga dapat menyuguhkan suatu bentuk tulisan yang utuh.
Penuangan dan pemaduan ide dalam kegiatan membutuhkan suatu kemampuan seperti yang penulis sampaikan di atas. Kemampuan yang diperlukan
adalah kemampuan menyusun kerangka laporan berdasar data yang telah diperoleh dan mengembangkan kerangka laporan tersebut menjadi beberapa
paragraf dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kerangka laporan harus mampu mengungkapkan sebuah pikiran. Akan tetapi, kerangka
laporan saja belum dapat mewujudkan suatu tulisan yang jadi atau utuh. Oleh karena itu, tiap kerangka laporan diuraikan menadi sebuah kalimat kemudian
kalimat-kalimat tersebut dirangkaikan dengan kalimat lain yang meluas, menguraikan, dan menjelaskan ide yang terdapat pada sebuah kerangka laporan
ehingga tercipta satu pikiran yang lengkap. Bentuk seperti itulah yang disebut dengan paragraf.
Suatu paragraf belum dapat dikatakan sebagai bentuk tulisan karangan karena paragraf hanyalah bagian dari sebuah karangan. Oleh karena itu, dalam
menciptakan sebuah tulisan hendaknya mampu menciptakan paragraf lain dan merangkaikannya secara harmonis sehingga menjadi suatu komponen yang saling
menunjang dan membentuk sebuah karangan yang diinginkan. Namun demikian, kemampuan menyusun sebuah kerangka laporan berdasar data yang telah
diperoleh dan mengembangkan kerangka laporan tersebut ke dalam paragraf yang utuh bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Kemampuan tersebut memerlukan
suatu pengetahuan yang memadai dan latihan yang cukup. Pada umumnya, siswa SMP masih mengalami kesulitan dalam menyusun
kerangka laporan berdasar data yang telah diperoleh kemudian mengembangkan
kerangka laporan tersebut menjadi paragraf yang utuh. Oleh karena itu, agar kesulitan dapat diatasi perlu disajikan suatu cara yang mampu menuntun dan
mengarahkan siswa. Salah satu cara yang dimaksuda adalah dengan adanya wisata lapangan.
Dengan berwisata lapangan, siswa akan dengan mudah mendapatkan ide dan gagasan untuk selanjutnya dituangkan dalam sebuah tulisan. Wisata lapangan
membantu siswa mendapatkan ide karena dihadapkan pada sebuah objek yang dirasa menarik untuk diamati. Pengalama yang diperolehnya selama berwisata
lapangan merupakan pengalaman nyata dan dihadapi pada saat itu sehingga siswa mudah mengungkapkan gagasannya ke dalam sebuah karangan, yaitu laporan
pengamatan. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah atau terampil dalam
membuat salah satu karangan eksposisi, yaitu laporan pengamatan karena siswa terlibat secara langsung saat mengamati objek pengamatan. Keterampilan dalam
menulis laporan tentunya tidak secara langsung dapat diperoleh, tetapi secara bertahap dan pembiasaan.
2.2.6 Aspek-Aspek yang Diukur dalam Keterampilan Menulis Laporan