2.2.21 Penerapan Model Jurisprudensial Berbasis Wisata Lapangan dalam
Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan
Pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang terdapat pada
model jurisprudensial yang dipadukan dengan pengamatan terhadap objek atau berwisata lapangan.
Tabel 1 Sintakmatik Penerapan Model Jurisprudensial Berbasis Wisata Lapangan dalam Pembelajara Menulis Laporan Pengamatan
Tahapan Kegiatan
Tahap Orientasi terhadap Kasus
¾ Siswa mendapat arahan dari guru sebelum
melaksanakan wisata lapangan ¾
Siswa berwisata lapangan selama 20-30 menit ¾
Siswa mencatat hal-hal penting yang mereka temukan
Tahap Identifikasi Isu atau Kasus
¾
Siswa mendiskusikan data-data
¾ siswa mengembangkan data-data menjadi
kerangka laporan
Tahap Penetapan Posisi ¾
Siswa menentukan kedudukannya di dalam masalah yang telah mereka temukan selama
berwisata lapangandan berusaha mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut
kemudian menuliskan jalan keluar pada laporan
pengamatan yang ditulisnya
Tahap Engeksplorasi Contoh dan Pola
Argumentasi ¾
Siswa mendapatkan contoh laporan yang dibagikan oleh guru
¾ Siswa menulis laporan dengan mengacu pada
kerangka laporan ¾
Siswa menuliskan beberapa pendapatnya Tahap Menjernihkan
¾ Tiap-tiap kelompok mempresentasikan laporan
dan Menguji Posisi hasil pengamatannya
¾ Siswa lain menanggapi hasil laporan pengamatan
yang dipresentasikan
Tahap Mengetes Asumsi Faktual yang
Melatarbelakangi Posisi yang Diluluskannya
¾ Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada
perwakilan kelompok setelah presentasi laporan
hasil pengamatan yang telah ditulisnya.
Penerapan model jurisprudensial berbasis wisata lapangan dalam pembelajaran menulis laporan meliputi enam tahap, yaitu 1 orientasi terhadap
kasus; 2 identifikasi isu atau kaus; 3 penetapan posisi; 4 eksplorasi contoh dan pola argumentasi; 5 menjernihkan dan menguji posisi; dan 6 mengetes asumsi
faktual yang melatarbelakangi posisi yang diluluskannya. Pada tahap orientasi terhadap kasus, kegiatan yang dilakukan, yaitu siswa
mendapat arahan dari guru sebelum melaksanakan wisata lapangan. Wisata lapangan dilakukan selama 20-30 menit pada objek yang telah diilih oleh tiap-tiap
kelompok. Pada saat berwisata lapangan, tiap kelompok mencatat hal-hal penting yang ditemukan pada objek yang selanjutnya menjadi data dalam penulisan
laporan pengamatan. Tahap selanjutnya, yaitu identifikasi isu atau kasus. Pada kegiatan ini,
bersama kelompoknya siswa mendiskusikan data-data yang telah diperoleh selama pengamatan kemudian mengembangkan data-data tersebut menjadi sebuah
kerangka laporan. Kerangka laporan yang disusun menjadi sebuah acuan untuk
dikembangkan menjadi sebuah laporan.
Pada tahap penetapan posisi, kegiatan yang dilakukan adalah siswa menentukan kedudukannya di dalam masalah yang telah mereka temukan selama
berwisata lapangandan berusaha mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tersebut kemudian menuliskan jalan keluar pada laporan pengamatan
yang ditulisnya. Dalam penulisan laporan, siswa menetapkan posisinya sebagai warga sekolah.
Tahap eksplorasi contoh dan pola argumentasi, kegiatan yang dilakukan di antaranya siswa mendapatkan contoh laporan yang dibagikan oleh guru. Contoh
laporan diberikan sebagi acuan dalam penulisan laporannya. Setelah itu, siswa menulis laporan pengamatan berdasar kerangka laporan yang disusun. Dalam
penulisan laporannya, siswa menuliskan beberapa pendapat tentang objek yang diamati.
Tahap menjernihkan dan menguji posisi, kegiatan yang dilaksanakan di antaranya tiap-tiap kelompok mempresentasikan laporan hasil pengamatannya di
depan kelas. Laporan yang telah dipresentasikan ditanggapi oleh siswa dari kelompok lain. Setelah itu, kelompok yang telah mempresentasikan laporan
pengamatannya mendapat pertanyaan dari guru untuk memperkuat laporan yang telah ditulisnya. Pertanyaan yang diberikan oleh guru merupakan tahap mengetes
asumsi fatual yang meletarbelakangi posisi yang diluluskannya. Dengan model jurisprudensial berbasis wisata lapangan siswadapat
menulis laporan dengan mudah dan terampil karena ide dan sumber pemikiran bersumber dari pengalaman yang telah dialami. Penerapan model jurisprudensial
berbasis wisata lapangan dalam penulisan laporan, yaitu 1 tujuan pembelajaran
menulis laporan. Salah satu kompetensi dasar menulis yang diajarkan pada siswa kelas VIII SMP adalah menulis laporan. Untuk mencapai kompetensi tersebut,
siswa perlu mendapat pembelajaran menulis laporan dengan ide yang diperoleh diri sendiri yang bersumber dari pengalaman. Hal semacam itu merupakan cara
untuk mempermudah siswa dalam penulisan laporan. Siswa menulis laporan dengan menggunakan kalimat yang efektif sehingga dapat melatih siswa untuk
melaporkan kejadian di sekitar mereka. Indikator yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar ini, yaitu mampu menyusun kerangka laporan berdasar data
yang diperoleh selama pengamatan dan mampu menulis laporan pengamatan berdasar kerangka laporan yang telah disusun dengan menggunakan bahasa yang
baik dan benar. Untuk mencapai indikator tersebut, disamping siswa harus berlatih, guru juga harus mampu membimbing dan mengajarkan siswa menulis
laporan denganbaik dan dengan cara yang mudah sehingga tujuan pembelajaran menulis laporan dapat tercapai secara maksimal. 2 Materi pembelajaran menulis
laporan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan. Materi terdiri atas langkah-langkah membuat kerangka laporan, langkah-langkah menulis laporan,
dan bahasa yang baik dan benar. 3 Strategi pembelajaran menulis laporan. Strategi dalam pembelajaran melalui model jurisprudensial berbasis wisata
lapangan, yaitu kelompok belajar aktif dengan pengamatan secara langsung di lapangan. Kegiatan awal pembelajaran dilakukan dengan aktivitas bertanya jawab
dengan siswa mengenai laporan yang telah mereka tulis atau pernah mereka baca. Selanjutnya, guru mengaitkan pelajaran dengan fungsinya dalam kehidupan siswa.
Kegiatan ini meliputi berbagai aktivitas, di antaranya: 1 guru membagi siswa ke
dalam beberapa kelompok; 2 secara berkelompok, siswa mengamati objek yang telah ditentukan bersama kelompoknya. Objek berada di lingkungan sekolah; 3
siswa mendata hal-hal yang ditemui ketika mengamati objek pengamatan; 4 siswa menyusun kerangka laporan berdasarkan data-data yang telah diperoleh; 5
siswa menulis laporan pengamatan berdasar kerangka laporan dan data-data yang telah diperoleh dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar; 6 masing-
masing kelompok mempresentasikan laporannya di depan kelas dan ditanggapi oleh guru dan kelompok lain; dan 7 guru memberikan beberapa pertanyaan
kepada kelompok presentasi sebagai pengujian laporan pengamatan. Kegiatan akhir meliputi dua hal, yaitu penguatan dan penugasan. Terlebih
dahulu guru memberikan penguatan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan, kemudian guru memberikan tindak lanjut kepada siswa berupa
panugasan mengenai materi yang sama.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa SMP kelas VIII.
Siswa seringkali mendapatkan kesulitan saat pembelajaran menulis, khususnya menulis laporan. Kesulitan tersebut di antaranya adalah menyusun kerangka
laporan berdasar data-data yang diperoleh, mengawali penulisan laporan, mengembangkan kerangka laporan menjadi sebuah laporan, dan lain-lain. Untuk
mengatasi dan meminimalisasi hal itu, peran guru sangat diperlukan. Keberhasilan pembelajaran dapat dicapai apabila guru menerapkan pembelajaran yang dapat