Hakikat Laporan Pengertian Laporan Bentuk Laporan

tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis dan pembaca atau pembicara dan pendengar tidak akan menghadapi keraguan, salah komunikasi, salah informasi, atau salah pengertian.

2.2.6.8 Kerapian

Tulisan ilmiah menyajikan ringkasan atau hal-hal yang menarik dari suatu hasil kegiatan ilmiah. Tulisan ilmiah sering juga disebut sebagai makalah. Makalah dapat menjadi artikel bila termuat dari majalah ilmiah, sebagai bahan tulisan dari siaran radio atau televisi, bahan tertulis dalam sajian lisan pertemuan ilmiah. Tulisan ilmiah memunyai ciri khusus, yaitu isi penyajian berada dalam kawasan ilmu, penulisan cermat, tepat, benar, rapi, menggunakan sistematika yang umum dan jelas, dan bersifat objektif Aqib 2003:20. Dengan demikian, komponen yang digunakan dalam penulisan di antaranya adalah judul, kerangka tulisan, keruntutan, kesesuaian isi, pilihan katadiksi, kalimat efektif, ejaan, dan kerapian.

2.2.7 Hakikat Laporan

Hakikat menulis laporan diuraikan menjadi beberapa bagian, yaitu pengertian, bentuk, dan langkah penyusunan laporan. Dalam subbab ini diuraikan teori-teori tersebut.

2.2.8 Pengertian Laporan

Keraf 2004:324 menyatakan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi penulis menyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Dapat dikatakan pula bahwa laporan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta- fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil. Selain pendapat yang disampaikan oleh Keraf, pengertian laporan disampaikan pula oleh Hasnun 2004:49. Hasnun menyatakan bahwa laporan berasal dari bahasa Latin reportare, membawa kembali dokumen tertulis yang disusun sebagai hasil dari prosedur untuk menjelaskan informasi. Pertelaan daftar perincian tentang suatu hal formal tentang fakta, catatan atau hasil dari sesuatu dengan cara sistematis. Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan. Pendapat lain mengenai laporan disampaikan oleh Widyamartaya 2005:7 yang menyatakan bahwa penulisan laporan adalah penyampaian informasi yang bersifat faktual tentang sesuatu dari satu pihak kepada pihak lain. Dengan kata lain, penulisan laporan menyangkut tiga hal, yaitu 1 apa yang dilaporkan, 2 siapa yang melaporkan, dan 3 kepada siapa laporan itu disampaikan. Dari berbagai pengertian tentang laporan dapat disimpulkan bahwa laporan merupakan suatu bentuk informasi yang disampaikan kepada orang lain atau suatu instansi atau badan lain dalam bentuk tertulis dengan menggunakan sistematika tertentu yang menguraikan atau membahas sebuah masalah yang dihadapi disertai bukti-bukti dan fakta-fakta yang nyata.

2.2.9 Bentuk Laporan

Menurut Hamilton 1995:47 mengetahui tipe laporan yang ditulis dengan pengertian yang objektif. Ada tiga prinsip laporan, yaitu laporan data, laporan analitis, dan laporan rekomendasi. Laporan data maksudnya adalah memberitahukan informasi. Terdapat dua macam penggolongan laporan data secara umum. Pertama adalah informatif yang menadakan bahwa informasi mudah ditangkap maknanya. Kedua adalah laporan riset. Laporan ini melibatkan penggalian fakta. Laporan analitik merupakan tipe laporan yang tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga menafsirkan data sebaik mungkin. Laporan rekomendasi merupakan laporan yang difokuskan pada aksi. Sasaran dalam penulisan laporan ini adalah memberi nasihat seseorang untuk berbuat sesuatu. Bentuk laporan menurut Keraf 2004:327, Keraf berpendapat bahwa laporan memiliki beberapa bentuk: 1 laporan berbentuk formulir isian, yaitu laporan yang bersifat rutin, dan seringkali berbentuk angka-angka. Walaupun laporan berbentuk angka-angka itu bukan merupakan tulisan, namun semua angka itu harus dilakukan dengan secermat-cermatnya; 2 laporan berbentuk surat, yaitu laporan yang tidak jauh berbeda dengan surat biasa, kecuali ada suatu subjek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima laporan. Bila penulis memutuskan untuk mempergunakan bentuk surat bagi laporannya, maka nada dan pendekatan yang bersifat pribadi memegang peran penting, seperti halnya dengan surat-surat lainnya, namun bentuknya jauh lebih panjang daripada surat-surat biasa. Sebuah laporan berbentuk surat dapat dipakai untuk menyampaikan segala macam topik; 3 laporan berbentuk memorandum, laporan yang berbentuk memorandum saran, nota, catatan pendek mirip dengan laporan berbentuk surat, namun biasanya lebih singkat. Laporan berbentuk memorandum sering digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja; 4 laporan perkembangan dan laporan keadaan. Laporan perkembangan pada prinsipnya berbeda dari laporan keadaan. Laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap mana yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Sebaliknya, laporan keadaan mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat. Laporan perkembangan lebih menekankan apa yang sudah terjadi dari permulaan sampai saat laporan itu dibuat, sedangkan laporan keadaan lebih menekankan kondisi yang ada sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang telah dicapai sampai saat laporan itu dibuat; 5 laporan berkala atau laporan periodik. Laporan semacam ini dibuat dalam jangka waktu tertentu; 6 laporan laboratoris, salah satu laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percobaan atau kegiatan yang dilakukan dalam laboratoria. Sebab itu seringkali laporan ini hanya memuat percobaan-percobaan yang telah dilakukan; 7 laporan formal dan semiformal, laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, misalnya harus ada halaman judul, biasanya ada surat penyerahan, selalu memiliki sebuah daftar isi, ada sebuah ikhtisar untuk mengawali laporan, ada pendahuluan, simpulan dan saran diberi judul tersendiri, isi laporan terdiri atas judul-judul dengan tingkat yang berbeda, nada yang digunakan adalah nada resmi, bila perlu laporan disertai pula tabel-tabel dan angka-angka, baik yang terjalin dalam teks laporan, ataupun lampiran, laporan formal biasanya didokumentasikan secara khusus. Bila ada satu atau dua persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka laporan itu dinamakan laporan semiformal. Sebaliknya jika semua persyaratan yang terdapat pada laporan formal tidak dipenuhi maka laporan tersebut dinamakan laporan nonformal. Seperti tulisan-tulisan lain, laporan harus disampaikan dengan bentuk dan struktur yang baik. Bentuk lebih banyak dipertalikan dengan cara pengetikan dan penyusunan, sedangkan struktur lebih dipertalikan dengan dengan organisasinya. Sistematika laporan formal adalah 1 halaman judul; 2 surat penyerahan; 3 daftar isi; 4 ikhtisar atau abstrak; 5 pendahuluan; 6 isi laporan; 7 kesimpulan; 8 saran; 9 apendiks atau lampiran; 10 bibliografi atau daftar pustaka. Sementara itu, penulisan laporan tidak resmi tidak memiliki sistematika tertentu, tetapi disusun dengan langkah-langkah dalam penyusunan karangan eksposisi. Langkah-langkah dalam menyusun karangan eksposisi, yaitu: 1 menentukan topik karangan; 2 menentukan bahan atau materi penulisan; 3 menyusun kerangka kerangka karangan; dan 4 menyusun kata-kata menjadi kalimat efektif kemudian dikembangkan menjadi paragraf-paragraf Akhadiah 2003. Macam-macam laporan memang tak terbatas apalagi jika diinjau dari segi pokok persoalannya. Widyamartaya 2005:8 menggolongkan laporan berdasarkan tujuan, waktu, dan gaya tulis. Laporan merdasarkan tujuan terdiri atas laporan perencanaan, dan laporan pengontrolan; laporan menurut waktu dibedakan atas laporan berkala, dan laporan khusus; laporan menurut gaya tulis dibedakan menjadi dua, yaitu laporan resmi informatif atau persuasif, dan laporan tak resmi informatif atau persuasif. Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai bentuk laporan. Laporan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu laporan resmi dan laporan tidak resmi. Laporan resmi disusun dengan memperhatikan sistematika tertentu, sedangkan laporan tidak resmi tidak menggunakan sistematika, tetapi disusun dengan langkah-langkah dalam menyusun karangan eksposisi.

2.2.10 Langkah Penyusunan Laporan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN MENGGUNAKAN BANTUAN VCD KARYA WISATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 01 WARUREJA TEGAL

0 7 240

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 5 BATANG

0 5 181

Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi melalui Model Pembelajaran Inkuiri Jurisprudensial pada Siswa Kelas X5 SMA Negeri 1 Subah, Kabupaten Batang

0 2 193

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII PADA SMP NEGERI 1 BRINGIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS LINGKUNGAN

0 5 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI STRATEGI PAIKEM PADA KELAS VIII B Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita Melalui Strategi Paikem Pada Kelas VIII B SMP Negeri 1 Pucakwangi Kabupate

0 2 24

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN HASIL KEGIATAN MELALUI METODE DISPRESS PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 RANDUDONGKAL, PEMALANG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK TANDUR PADA SISWA KELAS VIII SMP DIAN KARTIKA SEMARANG.

0 0 148

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DIORAMA PADA SISWA KELAS VIII-5 SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA.

2 51 208