model yang digunakan guru karena kegiatan pembelajaran sebelumnya belum pernah menggunakan model yang sama sehingga sebagian siswa masih bingung
apa yang harus dilakukan. Penekanan terhadap materi menulis laporan khususnya aspek-aspek yang
harus dipehatikan dalam menulis laporan harus lebih ditingkatkan. Aspek-aspek tersebut di antaranya, karaktersitik judul, kesesuaian isi, penyusunan kerangka
laporan, keruntutan pemaparan, ejaan, diksi, kalimat, dan kerapian tulisan. Dengan adanya kemantapan dalam menguasai aspek-aspek yang harus
diperhatikan dalam menulis laporan, penulisan laporan tersebut dilaksanakan secara maksimal agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal pula. Selain itu,
diharapkan adanya perubahan perilaku siswa kearah yang lebih baik. Untuk itu, pembelajaran menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis
wisata lapangan pada siklus II direncanakan dengan lebih baik.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan yang diberikan pada siklus II merupakan tindakan perbaikan dari siklus I. Tindakan tersebut dilakukan karena pada siklus I hasil tes mneulis
laporan pengamatan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Batang berada dalam kategori cukup, yaitu 67,38. Hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
atau KKM yang telah ditentukan, yaitu 70. Selain untuk memperbaiki nilai tes dalam menulis laporan pengamatan, siklus II dilakukan sebagai perbaikan
perilaku negatif siswa yang terjadi pada siklus I dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan pada siklus II
untuk memerbaiki nilai tes menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan dan untuk mengetahui perubahan
perilaku siswa. Perbaikan pada siklus II dilaksanakan dengan rencana yang lebih matang
dan lebih baik. Rencana tersebut di antaranya melakukan perbaikan yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Melalui usaha
tersebut, diharapkan hasil penelitian pada siklus II dapat meningkat dari kategori cukup menjadi kategori baik. Harapan meningkatnya nilai tes menulis laporan
pengamatan siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Batang, diharapkan pula adanya perubahan perilaku siswa ke arah positif dalam mengikuti pembelajaran menulis
laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan. Hasil tes dan nontes pada siklus II diuraikan sebagai berikut.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan Melalui Model Jurisprudensial Berbasis Wisata Lapangan
Pemberian tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan dari tindakan siklus I. Pada tahap ini, guru menjelaskan kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada laporan yang telah ditulis pada siklus I. Selanjutnya siswa diberi bimbingan agar pelaksanaan kegiatan menulis laporan pada siklus II lebih baik dibandingkan
dengan pelaksanaan siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama seperti pelaksanaan pada siklus I, yakni dua kali pertemuan atau 4x40 menit. Proses
pembelajaran keterampilan menulis laporan pengamatan melalui model jurisprudensial berbasis wisata lapangan pada siklus II hampir sama dengan
proses pembelajaran pada siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan saat pembelajaran siklus II sama dengan kegiatan pada siklus I, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
Pelaksanaan tindakan siklus II dipaparkan sebagai berikut. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan pertama diawali dengan mengulas
pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya serta memberikan motivasi pada siswa agar lebih baik dalam pembelajaran menulis laporan
pengamatan menggunakan model jurisprudensial berbasis wisata lapangan pada siklus II. Materi yang ditekankan pada pertemuan pertama siklus II adalah
langkah penyusunan kerangka laporan agar siswa tidak mendapat kesulitan pada penyusunan laporan pengamatan siklus II.
Pada pertemuan pertama, siswa sudah dapat melakukan persiapan dan pengondisian kelas tanpa perintah guru sebelum pembelajaran dilaksanakan.
Siswa sudah terbiasa dengan kehadiran guru dan peneliti sehingga siswa berperilaku baik terhadap guru dan peneliti. Suasana kelas yang sebelumnya sulit
dikendalikan oleh guru, pada siklus II suasana kelas sudah dapat dikendalikan dengan baik sehingga siswa lebih siap dalam menerima pelajaran. Kondisi kelas
yang sudah dapat dikendalikan dengan baik membuat pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar. Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa
tentang pelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya, siswa antusias dan semangat menjawab pertanyaan tersebut, bahkan hampir seluruh siswa menjawab
pertanyaan yang dilontarkan guru. Pada pertemuan pertama siklus II, siswa ingin segera melakukan pengamatan pada objek pengamatan karena siswa merasa data
atau hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I kurang maksimal. Pertemuan