Analisis Deskriptif Uji Crosstabs dan Chi-Square Analisis Korelasi Rank Spearman

3.6.1 Analisis Deskriptif

Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsungnya proses riset. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik karyawan dan persepsi karyawan terhadap faktor-faktor penilaian prestasi kerja dan pengembangan karir karyawan di PT TASPEN KC Bogor.

3.6.2 Uji Crosstabs dan Chi-Square

Crosstabs tabulasi silang merupakan alat analisis untuk menggambarkan tentang data yang berbentuk kolom dan baris dan untuk menganalisis hubungan antara baris dan kolom yang menggunakan analisis chi square. Uji chi-square digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara beberapa variabel Priyatno, 2009. Perintah crosstabs berguna untuk menampilkan tabulasi silang tabel kontingensi yang menunjukkan suatu distribusi bersama, deskripsi statistik bivariat dan pengujian terhadap dua variabel atau lebih Riduwan et al, 2011. Hipotesa dari uji chi-square adalah : H : Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik karyawan dengan penilaian prestasi kerja atau pengembangan karir karyawan. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik karyawan dengan penilaian prestasi kerja atau pengembangan karir karyawan. Dengan kaidah keputusan sebagai berikut : Jika α ≤ nilai Asymp. Sig. 2-sided maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika α ≥ nilai Asymp. Sig. 2-sided maka H 1 diterima dan H ditolak.

3.6.3 Analisis Korelasi Rank Spearman

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel lain Suliyanto, 2005. Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat merupakan hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan akibat. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antarvariabel dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis hubungan berikut : 1. Korelasi Positif Terjadi korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama berbanding lurus. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. Apabila variabel yang satu turun maka akan diikuti dengan penurunan variabel yang lain. 2. Korelasi Negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan berbanding terbalik. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain. Apabila variabel yang satu turun, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 3. Korelasi Nihil Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur acak. Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel yang lain. Akan tetapi, kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain. Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan huruf “r”. Besarnya koefisien korelasi akan berkisar antara -1 negatif satu sampai dengan +1 positif satu: -1 ≤ r ≤ +1 Keterangan: + menunjukkan korelasi positif - menunjukkan korelasi negatif 0 menunjukkan tidak adanya korelasi Apabila koefisien korelasi mendekati +1 atau -1, berarti hubungan antarvariabel tersebut semakin kuat. Sebaliknya, apabila koefisien korelasi mendekati angka 0, berarti hubungan antarvariabel tersebut semakin lemah. Dengan kata lain, besarnya nilai korelasi bersifat absolut, sedanngkan tanda “+” atau “-“ hanya menunjukkan arah hubungannya saja. Untuk menganalisis data ordinal, maka digunakan alat analisis korelasi rank spearman. Dengan rumus berikut ini Suliyanto, 2005 : ..................................................................... 4 Keterangan : ρ = koefisien rank spearman b 2 = selisih antara ranking satu dengan ranking yang lain Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: H : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor penilaian prestasi kerja dengan pengembangan karir. H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor penilaian prestasi kerja dengan pengembangan karir. Rentang keeratan korelasi nilai r rho dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Rentang keeratan korelasi nilai r Interval Koefisien Keeratan Hubungan 0,00 r 0,20 Sangat Lemah 0,21 r 0,40 Lemah 0,41 r 0,70 Kuat 0,71 r 0,90 Sangat Kuat 0,91 r 0,99 Sangat Kuat Sekali 1 Sempurna Sumber : Nugroho 2005

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN