Hasil Penelitian yang Relevan
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM SMA Negeri 1 Tumpang, yaitu 75. Sementara 83,3 siswa lainnya lulus SKM. Pada hari kedua dalam menggunakan
kartu Kwartet, dari 21 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 9,5 siswa yang mendapatkan nilai 70, sehingga tidak lulus Kriteria Ketuntasan Minimal
KKM SMA Negeri 1 Tumpang, yaitu 75. Sementara 90,4 siswa lainnya lulus SKM. Pada hari ketiga dalam menggunakan kartu Domtet, dari 22 siswa yang
mengikuti pembelajaran, terdapat 4,5 siswa yang mendapatkan nilai 70, dan terdapat 4,5 siswa yang mendapatkan nilai 60 sehingga tidak lulus Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM SMA Negeri 1 Tumpang, yaitu 75. Sementara 90,9 siswa lainnya lulus SKM. Dengan demikian dapaat disimpulkan dari nilai yang
diperoleh siswa selama 3 hari berturut-turut bahwa kemampuan siswa berbicara bahasa Jerman dalam kaitannya dengan tema Imperativ Satz, Kleidung, Wohnung,
Essen und Trinken dan Alltagsleben adalah baik
58
. C.
Kerangka Berpikir
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun
di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan alam IPA telah melaju dengan
pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang memungkinkan perkembangan tersebut. Perkembangan
yang pesat telah menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang
dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup
kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor
58
Mei Yuanita Heksanti, Penggunaan media Karyu Domino –Kwartet DOMTET
Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang”, 2012, Skripsi, tidak dipublikasikan.
tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar
mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar-
mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan
siswanya. Agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi
yang disampaikan guru dapat diterima siswa juga untuk menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum khususnya mata
pelajaran biologi , guru perlu menggunakan media pembelajaran. Sayangnya banyak guru yang merasa menggunakan media pembelajaran sangatlah rumit,
memakan biaya yang mahal dan fasilitas yang memadai, padahal media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tidak perlu rumit, memakan
biaya yang mahal dan fasilitas yang memadai, sehingga guru perlu menuangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran, media pembelajaran dapat dibuat sendiri oleh
guru selaku pendidik dan dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga, salah satunya adalah media modifikasi kartu domino.
Media kartu domino merupakan media gambar yang berbentuk kartu, dengan menggunakan tata cara permainan kartu domino dimana kartu tersebut
menggunakan balok-balok yang pada satu sisinya terdapat tanda lubang tanda yang menyatakan nilainya dari 1 sampai dengan 6. Namun, perbedaannya penulis
menggunakan media kartu yang di dalamnya berisi tulisan yang menggambarkan proses konsep biologi yang berkaitan dengan sirkulasi darah namun dengan aturan
bermain seperti kartu domino. Alur kerangka berpikir dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir