49 Kabupaten Purwakarta mempunyai pola ekonomi yang maju tapi tertekan.
Kabupaten Purwakarta di kelilingi oleh KabupatenKota yang mempunyai pola ekonomi yang berkembang, cepat maju dan cepat tumbuh seperti Kabupaten
dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Subang. Pemda Kabupaten Purwakarta dapat mengarahkan alternatif proses konvergensi perekonomiannya
pada keempat kabupatenkota tersebut untuk menuju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan dengan terus membuka kesempatan kerja melalui
pembukaan investasi baru. Keistimewaan pada kelompok Bakorwil ini adalah hampir semua kabupatenkota telah mempunyai pendapatan yang tinggi karena
lokasinya sebagai penyangga DKI Jakarta. Kabupaten Sukabumi dan Cianjur termasuk daerah yang relatif tertinggal dalam hal pertumbuhan ekonomi dan
pendapatannya dibanding dengan KabupatenKota Bogor, Kota Sukabumi, dan Kota Depok yang termasuk dalam kelompok Bakorwil Bogor. Untuk itu kebijakan
Pemda dan Bakorwil ini diarahkan menuju Kota Bogor, Sukabumi, Depok, dan Kabupaten Bogor. Pemerintah Daerah yang tergabung dalam Bakorwil Cirebon
dan Priangan seyogyanya dapat menjadikan Kota Cirebon dan KabupatenKota Bandung sebagai Barometer dalam rangka mengejar ketertinggalannya. Dimana
Kabupaten dan Kota Bandung serta Kota Cirebon mempunyai pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang tinggi dan menjadi pusat aktivitas perekonomian
dalam kedua Bakorwil tersebut.
5.2. Model Estimasi Tingkat Disparitas Pendapatan antar KabupatenKota
Terhadap data panel yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan pengujian model regresi data panel. Hasil uji dan pendugaan
parameter model regresi data panel adalah keluaran dari software Eviews 5.
5.2.1 Uji Stasioneri Data
Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji akar unit guna mengetahui pada derajat ke berapa data yang digunakan stasioner. Penelitian ini
menggunakan uji akar-akar unit yang dikembangkan oleh Dickey-Fuller dan Philips Perron PP yang dijalankan dengan menggunakan Software Eviews 5.
Dalam uji ini apabila nilai hitung mutlak PP lebih kecil daripada nilai kritis mutlak pada =10, maka variabel tersebut tidak stasioner, sebaliknya jika nilai hitung
mutlak PP lebih besar daripada nilai kritis mutlak, maka variabel tersebut stasioner. Penentuan stasioner atau tidaknya data dalam pengujian ini dapat
juga dilihat dari nilai probabilitasnya, dimana data stasioner pada nilai
50 probabilitas yang lebih kecil dari 0,10 10. Untuk menjadikan data tidak
stasioner ke stasioner maka dilakukan diferensi data.
5.2.2 Uji Pemilihan Model, Uji Serentak uji F, dan Uji Individual Uji t
Uji pemilihan model menunjukan nilai χ
2 hitung
lebih besar dari χ
2 tabel
pada α
=10 dan df=4, yaitu 91,29 7,78. Sehingga model yang digunakan untuk mengestimasi disparitas pendapatan antar kabupatenkota dalam kajian ini
adalah model fixed effect. Pengujian secara individual dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel inflasi, pengeluaran pembangunan
pemerintah daerah, dan investasi swasta berpengaruh secara nyata terhadap variabel
kesenjangan pendapatan
atau disparitas
pendapatan antar
kabupatenkota. Dari Tabel 8 di bawah ini menunjukan bahwa variabel inflasi dan investasi
swasta tidak secara nyata mempengaruhi kesenjangan pendapatan antar kabupatenkota, dan variabel pengeluaran pembangunan pemerintah secara
nyata mempengaruhi kesenjangan pendapatan antar kabupatenkota, yang ditunjukan oleh t
hitung
yang lebih besar daripada t
tabel
dan nilai probabilitas yang lebih kecil daripada 0,10. Hal ini memperkuat uji serempak terhadap model
regresi yaitu nilai Probabilitas F-Statistic jauh lebih kecil dari 0,10, yang menunjukan bahwa variabel inflasi, pengeluaran pembangunan pemerintah, dan
investasi swasta secara bersama-sama mempengaruhi variabel Kesenjangan pendapatan antar kabupatenkota.
Tabel 9 Hasil Uji Secara Individual uji t
Variabel t
hitung
t
tabel
Prob. Kesimpulan
Keterangan Inflasi
0,699 1,72
0,485 terima H
Tidak Secara nyata mempengaruhi
kesenjangan pendapatan Pengel.
Pemb. Pemda
5,75 1,72
0,000 tolak H
Secara nyata mempengaruhi
kesenjangan pendapatan Investasi
Swasta 1,09
1,72 0,276
terima H Tidak secara nyata
mempengaruhi kesenjangan pendapatan
F-statistic Prob. F-statistisc
12,49 0,000
Variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen
Keterangan: t
tabel
= 10 , degree of freedom = 10, n-k
= 10, 25-4
51
5.2.3 Interpretasi Model Regresi