Kondisi Geografis dan Administrasi Kependudukan dan Sumber Daya Manusia

29

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi

Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5°50-7°50 LS dan 104°48- 104°48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa bagian barat, Banten, dan DKI Jakarta. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, Samudra Indonesia di Selatan, dan Selat Sunda di barat. Luas wilayah Jawa Barat adalah 34.816,96 Km 2 . Daratan Jawa Barat dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah dengan ketinggian antara 100–1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara dengan ketinggian 0–10 m dpl, dan wilayah aliran sungai. Kondisi geografis tersebut merupakan keuntungan bagi Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kawasan utara merupakan daerah berdataran rendah, sedangkan kawasan selatan berbukit-bukit dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung-gunung ada di kawasan tengah. Jumlah kabupatenkota di Provinsi Jawa Barat sampai dengan tahun 2007 meliputi 16 kabupaten, yaitu: Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan 9 kota, yaitu: Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, Banjar. Jumlah tersebut mencakup 528 kecamatan, 1825 kelurahan dan 5608 desa. Pada penelitian ini tidak menganalisis Kabupaten Bandung Barat karena Kabupaten ini baru berdiri pada pertengahan Tahun 2007 yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Bandung,

4.2 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk Jawa Barat sebagian besar adalah penduduk perkotaan. Pada Tahun 2002 jumlah penduduk Jawa Barat adalah 37.167.489 jiwa. Dalam masa enam tahun 2002-2007 telah terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sangat besar, yaitu bertambah sekitar 3,3 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk yang relatif stabil yaitu rata-rata sebesar 1,72 per tahun, sehingga pada tahun 2007 mencapai 40.483.729 jiwa. Perkembangan jumlah penduduk dapat di gambarkan sebagai berikut. 30 Sumber: Jawa Barat dalam Angka,BPS. Gambar 5 Perkembangan Jumlah Penduduk Jawa Barat Tahun 2002-2007. Kepadatan penduduk Jawa Barat relatif merata di hampir seluruh bagian wilayah, kecuali di kawasan-kawasan andalan Metropolitan Bodebek, Metropolitan Bandung, Metropolitan Cirebon, pusat-pusat kegiatan wilayah Cianjur-Sukabumi, Tasikmalaya-Garut, Pangandaran serta wilayah pengaruh DKI Jakarta Bekasi, Karawang. Pada kawasan-kawasan tersebut kepadatan penduduk cukup tinggi, berkisar antara 26 jiwaha sampai dengan 150 jiwaha. Penduduk terbanyak terdapat di Kabupaten Bandung, sebanyak 4,8 juta orang, dan penduduk terbanyak kedua terdapat di Kabupaten Bogor, sebanyak 4,01 juta orang. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kota Cirebon, sebanyak 311 ribu orang. Tantangan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pembangunan di Jawa Barat tergolong besar dengan makin bertambahnya jumlah penduduk. Ketersediaan sarana pendidikan dan kualitas pendidikan di Jawa Barat sangat mempengaruhi mutu SDM. Kota-kota pada umumnya memiliki sekolah-sekolah yang berkualitas dan dikelola secara mandiri. Konsekuensi umum dari adanya sekolah-sekolah bagus di kota adalah biaya pendidikan pada sekolah-sekolah seperti itu mahal. Sebaliknya di beberapa kabupatenkota pelaksanaan proses pendidikan masih berkutat pada peningkatan cakupan, atau belum beranjak pada peningkatan kualitas. Data berikut ini menggambarkan rasio antara jumlah anak usia sekolah dengan jumlah sekolah yang ada. 31 Tabel 1 Rasio Jumlah Anak Usia Sekolah dengan Jumlah Sekolah di Jawa Barat Tahun 2007 Usia Sekolah Jumlah Anak Usia Sekolah Jumlah Sekolah Rasio Daya Tampung per Ruang 1 2 3 4=23 5 SD 7-12 tahun 4.492.745 19.949 225 38 orang SLTP 13-15 tahun 2.382.716 2.933 812 91 orang SLTAsederajat 16-18 tahun 2.356.243 2.119 1.112 124 orang Sumber: BPS, diolah Tabel 1 di atas menunjukan kapasitas yang melebihi daya tampung suatu sekolah yang idealnya 30 orang dalam satu ruang kelas. Pada usia SD menunjukan bahwa satu sekolah harus menampung 225 orang murid, di tingkat SMP satu sekolah menampung 812 orang murid, dan tingkat SMA satu sekolah menampung 1.112 orang murid. Dengan asumsi bahwa semua anak usia sekolah harus bersekolah dan satu sekolah terdiri dari 3 ruang untuk satu tingkatan kelas maka daya tampung sebagaimana yang tampak pada tabel 1 untuk sarana tingkatan SLTP dan SLTA masih kurang. Selanjutnya, kualitas sumber daya manusia dilihat dari jenjang pendidikan yang ditamatkan menunjukan bahwa semakin banyak penduduk yang menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka mengindikasikan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Berdasarkan data BPS tahun 2007, penduduk Jawa Barat sebagian besar baru menyelesaikan pendidikannya pada jenjang SD, yaitu sekitar 38,07, penduduk yang tamat SLTP atau SLTA yaitu masing-masing sekitar 17, dan yang menamatkan jenjang akademi atau universitas sekitar 5. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum cakupan layanan pendidikan dan kualitas SDM masih harus ditingkatkan. Di antara KabupatenKota di Jawa Barat, Kota Bekasi memiliki mutu SDM pada tingkat SLTAsederajat yang tertinggi dilihat dari persentase partisipasi murni-yaitu kelompok anak usia tertentu yang bersekolah dibandingkan dengan seluruh anak usia yang sama-yaitu sekitar 66 anak usia 16-18 tahun telah bersekolah. Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kota Cimahi, Kota Depok, Kota Cirebon dan Kota Banjar masing-masing sekitar 51. Untuk Kabupaten Majalengka, Sumedang, Bogor, Sukabumi, Ciamis, Karawang dan Tasikmalaya umumnya hanya 33 atau kurang yang bersekolah. Bahkan di Kabupaten Cianjur hanya sekitar 20 yang bersekolah di tingkat SLTA BPS,2007. 32

4.3 Sarana Perhubungan Wilayah