Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Investasi

14 oleh ekspektasi kenaikan harga barang-barang yang dikendalikan pemerintah dan ekspektasi nilai tukar rupiah. Tingkat inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya: 1. Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa. 2. Indeks harga konsumen IHK atau consumer price index CPI, adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen. Menurut Mankiw 2003 terdapat beberapa perbedaan di antara dua ukuran tersebut. Deflator PDB mengukur harga seluruh barang dan jasa yang diproduksi, meliputi barang dan jasa yang diproduksi secara domestik, dan mengagregatkan berbagai tingkat harga memungkinkan kelompok barang berubah setiap saat bila komposisi PDB berubah. Sedangkan, CPI hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen, dan menggunakan timbangan tetap terhadap harga barang-barang yang berbeda dihitung dengan menggunakan sekelompok barang tetap.

2.6 Pengeluaran Pembangunan Pemerintah

Pemerintah tidak hanya berperan menyusun regulasi untuk mengatur kehidupan bernegara namun juga melaksanakan kegiatan ekonomi melalui instrumen belanja pemerintah. Dewasa ini peran pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat masih sangat dibutuhkan seperti penyelenggaran pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan penyediaan infrastruktur. Kegiatan tersebut tertuang dalam APBD yang digunakan untuk keperluan belanja rutin pegawai dan keperluan pembiayaan pembangunan. Pengeluaran pembangunan adalah semua pengeluaran untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Peran yang dimiliki oleh pemerintah ini digunakan terutama untuk membiayai kegiatan-kegiatan pelayanan yang tidak dapat dilakukan oleh pihak swasta. Jumlah pengeluaran pemerintah ini merupakan salah satu komponen penting dari PDRB. Anaman 2004 menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah yang terlalu kecil akan merugikan pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah yang proporsional akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya bila terlalu boros akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara mandiri. Tetapi 15 pada umumnya pengeluaran pemerintah membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Belanja pembangunan pemerintah meliputi seluruh pengeluaran yang dialokasikan untuk pembelian barang-barang kebutuhan investasi dalam bentuk aset tetap dan aset lainnya. Belanja Pembangunan dirinci atas belanja modal aset tetapfisik, dan belanja modal aset lainnyanon- fisik.

2.7 Investasi

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa tabungan domestik, tenaga kerja, teknologi, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa berupa investasi dari luar daerah dan ekspor ke luar daerah. Investasi merupakan prasyarat bagi peningkatan produksi. Investasi merupakan unsur PDB yang paling sering berubah. Bila selama resesi pengeluaran atas barang dan jasa turun, maka penurunan tersebut terkait dengan turunnya pengeluaran investasi Mankiw, 2003. Investasi atau dikenal juga dengan penanaman modal merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu kegiatan pembangunan, sebab dengan penanaman modal dapat mengubah sumber daya manusia menjadi kekuatan ekonomi yang nyata. Melalui penanaman modal akan dihasilkan barang dan jasa, memperluas kesempatan berusaha, melaksanakan alih teknologi yang bermuara pada pengentasan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan pendapatan antar daerah. Otonomi daerah telah ditanggapi oleh pemerintah daerah dengan berbagai cara. Berdasarkan alasan untuk meningkatkan pendapatan daerah PAD, Pemda menerapkan beberapa pungutan, pajak, sumbangan sukarela, dan pembatasan-pembatasan yang ditujukan kepada investor dan kegiatan bisnisnya. Penerapan tersebut mengakibatkan distorsi perdagangan dan tidak sesuai dengan semangat UU No.322004, dan menyebabkan kekhawatiran pihak investor. Dalam menetapkan peraturan terdapat lemahnya perencanaan dan koordinasi peraturan perundangan, baik pada tingkat vertikal antara pemerintah pusat-provinsi-kabupatenkota maupun pada tingkat horizontal antar kementerian dan badaninstansi lainnya. Akibatnya, muncul peraturan dan kebijakan daerah yang dibuat berdasarkan fanatisme kedaerahan yang dapat mempengaruhi kinerja dan produktifitas kegiatan investasi. 16 2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.8.1 Penelitian Mengenai Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan