Inflasi Regional Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Daerah KabupatenKota di Jawa Barat

36 4.5 Potensi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pembangunan Ekonomi KabupatenKota di Jawa Barat Dalam subbab ini akan membahas faktor-faktor dalam lingkup kajian yang merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja pembangunan ekonomi regional kabupatenkota di Jawa Barat. Faktor-faktor tersebut memberikan efek terhadap PDRB kabupatenkota di Jawa Barat yang erat kaitannya dengan kondisi disparitas pendapatan antar kabupatenkota.

4.5.1 Inflasi Regional

Dalam kurun waktu tahun 2002-2006, laju inflasi di Jawa Barat menunjukkan tren naik-turun. Pada tahun 2002 inflasi sekitar 8,78, pada 2003 mengalami penurunan menjadi sebesar 6,10, 2004 sebesar 7,18, dan 2005 melonjak tinggi menjadi sebesar 14,39, sementara tahun 2006 sebesar 11,55. Pada Gambar 6, tren inflasi jawa barat digambarkan dengan garis warna hitam yang menunjukan kesamaan tren dengan kabupatenkota di Jawa Barat. Sumber: BPS, diolah. Gambar 6 Perkembangan Inflasi Regional KabupatenKota di Jawa Barat Tahun 2002-2006 . Berdasarkan kelompok barang dan jasa, inflasi regional kabupatenkota di Jawa Barat pada tahun 2002 hingga 2004 didominasi oleh inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Perumahan dan sarana pendukungnya yang juga merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat ternyata cukup tinggi porsinya dalam pengeluaran masyarakat. Di antara barang 37 dan jasa yang termasuk ke dalam kelompok tersebut, kontrak rumah, tarif listrik, dan minyak tanah menempati porsi terbesar. Akibatnya, kenaikan harga keempat komoditas tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap inflasi. Inflasi akan mempengaruhi kondisi permintaan dan penawaran terhadap produk barang dan jasa yang ada, sehingga akan berdampak pada kinerja perekonomian kabupatenkota termasuk pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.

4.5.2 Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Daerah KabupatenKota di Jawa Barat

Kenaikan pengeluaran pemerintah merupakan salah satu kebijakan untuk meningkatkan pembangunan. Sebagai salah satu instrumen dalam pembangunan tersebut direalisasikan dalam APBD masing-masing kabupatenkota. Dari struktur anggaran, maka anggaran digunakan untuk belanja rutin yang bertujuan untuk menjaga kegiatan operasional dan tingkat layanan pemerintah, dan belanja pembangunan yang bertujuan untuk pembangunan dan pengembangan serta bersifat investasi. Selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 pengeluaran pemerintah daerah secara nominal semakin meningkat. Pengeluaran pemerintah tersebut mempengaruhi secara langsung kinerja pembangunan kabupatenkota karena merupakan salah satu upaya penggerak perekonomian. Dari hasil penelitian data Statistika Keuangan Pemda KabupatenKota periode 2004-2006 dari BPS, diketahui bahwa porsi belanja pembangunan kabupatenkota di Jawa Barat terhadap total pengeluaran di dalam APBD menunjukan terdapat beberapa kabupatenkota yang porsinya meningkat dari tahun ke tahun maupun turun dan kemudian naik kembali. Hal tersebut dapat di jelaskan secara singkat pada Table 4 di bawah ini. Terlihat bahwa pada tahun 2006 belanja pembangunan Kabupaten dan Kota Bekasi mempunyai proporsi yang paling besar dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya yaitu masing- masing mencapai 33,6 dan 32,6. Proporsi terendah ada pada Kabupaten Garut yaitu 7,1. Kenaikan belanja pembangunan Pemerintah Daerah tersebut merupakan upaya pemerintah kabupatenkota di Jawa Barat dalam rangka menyediakan infrastruktur dan aksebilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar, seperti: jalan, jembatan, sekolah, dan rumah sakitpuskesmas, serta penguatan kelembagaan. 38 Tabel 4 Porsi Belanja Pembangunan terhadap Total Pengeluaran Pemerintah KabupatenKota di Jawa Barat Tahun 2004-2006 KabupatenKota Belanja Pembangunan Rp000.000.000 Total Pengeluaran Pemerintah Rp000.000.000 Porsi 2004 2005 2006 2004 2005 2006 2004 2005 2006 Kab Bogor 189,6 248,9 345,7 1.175,6 1.223,8 1.456,3 16,1 20,3 23,7 Kab Sukabumi 77,2 83,7 103,2 628,1 663,9 936,5 12,3 12,6 11,0 Kab Cianjur 55,5 70,0 79,9 599,1 653,9 881,3 9,3 10,7 9,1 Kab Bandung 140,0 123,2 295,0 1.232,3 1.281,2 1.662,2 11,4 9,6 17,7 Kab Garut 40,9 48,5 73,1 660,9 704,4 1.028,5 6,2 6,9 7,1 Kab Tasikmalaya 83,2 88,5 233,3 589,4 654,6 909,3 14,1 13,5 25,7 Kab Ciamis 21,6 55,6 131,0 574,3 584,3 860,7 3,8 9,5 15,2 Kab Kuningan 28,8 36,9 81,8 428,8 476,5 627,9 6,7 7,7 13,0 Kab Cirebon 52,1 78,1 177,7 611,0 650,4 883,5 8,5 12,0 20,1 Kab Majalengka 37,4 39,0 66,9 445,3 491,7 662,5 8,4 7,9 10,1 Kab Sumedang 36,3 70,3 113,3 498,0 568,6 688,5 7,3 12,4 16,5 Kab Indramayu 66,6 73,0 156,5 570,2 636,2 792,4 11,7 11,5 19,8 Kab Subang 43,4 84,9 94,1 519,6 589,7 684,0 8,4 14,4 13,8 Kab Purwakarta 36,3 31,5 47,5 372,9 375,2 485,5 9,7 8,4 9,8 Kab Karawang 96,9 114,6 205,3 647,7 774,0 992,3 15,0 14,8 20,7 Kab Bekasi 242,4 235,5 359,5 830,2 1.016,4 1.070,0 29,2 23,2 33,6 Kota Bogor 43,3 77,5 147,9 399,4 447,5 554,2 10,8 17,3 26,7 Kota Sukabumi 34,8 39,9 72,9 229,9 249,3 326,7 15,1 16,0 22,3 Kota Bandung 51,2 106,3 104,1 1.159,1 1.241,6 1.358,3 4,4 8,6 7,7 Kota Cirebon 33,2 31,5 74,3 260,1 284,5 411,9 12,8 11,1 18,0 Kota Bekasi 142,7 242,8 296,5 640,7 839,4 910,3 22,3 28,9 32,6 Kota Depok 125,8 143,4 176,9 492,9 557,0 595,3 25,5 25,7 29,7 Kota Cimahi 43,1 71,9 83,3 339,8 390,4 399,0 12,7 18,4 20,9 Kota Tasikmalaya 42,5 60,8 119,3 306,0 349,8 487,9 13,9 17,4 24,5 Kota Banjar 7,4 23,2 66,6 92,7 150,7 250,6 8,0 15,4 26,6 Sumber: Statistika Keuangan Pemda KabKota, BPS Pusat.Diolah. 4.5.3 Investasi Dalam melaksanakan program pembangunan yang direncanakan oleh kabupatenkota di Jawa Barat, diperlukan dukungan dana dan kontribusi dari semua pihak. Dana pembangunan tidak saja berasal dari Pemerintah, namun juga bersumber dari swasta. Proporsi dana yang berasal dari swasta sangat besar dibandingkan dana pembangunan yang bersumber dari Pemerintah. Namun demikian, masih menghadapi tantangan dalam hal permasalahan ketersediaan infrastruktur fisik, keterpaduan sistem kebijakan yang mendukung investasi, mapping potensi ekonomi yang akurat di wilayah Jawa Barat, dan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas. 39 Tabel 5 Nilai Investasi KabupatenKota di Jawa Barat Tahun 2003-2006 No KabupatenKota Nilai Investasi Rp000.000 2003 2004 2005 2006 1 Kab Bogor 854.853 193.193 744.604 1.956.875 2 Kab Sukabumi 49.302 1.203.728 122.056 143.161 3 Kab Cianjur - 123.219 - - 4 Kab Bandung 265.341 100.889 89.770 48.421 5 Kab Garut - 35.694 12.020 335 6 Kab Tasikmalaya - - 13.266 - 7 Kab Ciamis - 2.457 - - 8 Kab Kuningan 4.500 - - - 9 Kab Cirebon 3.600 24.142 76.635 6.678 10 Kab Majalengka - 327.204 - 72.950 11 Kab Sumedang 69.345 8.100 1.800 - 12 Kab Indramayu - 10.667 84.128 - 13 Kab Subang 151.862 - 146.252 37.980 14 Kab Purwakarta 984.765 404.399 83.719 578.149 15 Kab Karawang 2.158.893 1.187.948 3.972.183 7.769.148 16 Kab Bekasi 5.488.512 2.482.263 8.783.345 8.773.768 17 Kota Bogor - 4.822.707 8.730 5.175 18 Kota Sukabumi - 71.082.000 - 6.687 19 Kota Bandung 1.062.942 1.143.753 320.371 173.918 20 Kota Cirebon - 820.810 1.334 - 21 Kota Bekasi 244.399 176.100 884.376 255.589 22 Kota Depok 1.139.328 161.118 84.054 91.916 23 Kota Cimahi 8.959 394.112 28.806 - 24 Kota Tasikmalaya - 95.886 - - 25 Kota Banjar - - 747 - Total Jawa Barat 12.486.601 13.789.471 15.458.196 19.920.750 Tabel 5 menunjukan pada periode 2003-2006 Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA telah mengalami kenaikan tajam. Pada tahun 2003 realisasi investasi mencapai Rp12,5 trilyun, tahun 2006 meningkat 37,32 yaitu sebesar Rp19,9 trilyun. Beberapa kabupatenkota mendapatkan penanaman modal secara terus-menerus dari tahun ke tahun. Selama tahun 2003-2006 investasi tertinggi terdapat di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, masing-masing sebesar Rp35,5 milyar dan Rp15,1 milyar. Pembentukan investasi tersebut merupakan akumulasi dan aglomerasi usaha- usaha di Jawa Barat yang menunjukkan bahwa Jawa Barat memiliki iklim investasi yang makin kondusif sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang ada. Sumber : Badan Koordinasi Penananaman Modal Pusat. 40

V. HASIL DAN PEMBAHASAN