22 faktor-faktor yang mempengaruhi disparitas pendapatan antar kabupatenkota
yang kemudian digunakan untuk menyusun strategi pembangunan ekonomi kabupatenkota di Jawa Barat.
3.4.1 Analisis Indeks Kesenjangan Pendapatan antar KabupatenKota
Untuk mengukur besarnya kesenjangan pendapatan sesuai dengan tujuan pertama kajian, digunakan Indeks Theil sebagai alat analisis mengukur
entropi atau ketidakteraturan dari ketidakmerataan Etharina, 2005. Theil’s Coefficient of Concentration telah menjadi indeks yang sangat popular untuk
menganalisis distribusi spasial dan memiliki keunggulan dibanding dengan indeks kesenjangan lainnya. Indeks ketimpangan entropi theil mengukur
ketimpangan secara rinci dalam sub unit geografis yang lebih kecil, yang berguna untuk mengetahui kecenderungan konsentrasi geografis.
Wibisono 2003 menyatakan bahwa Indeks Theil mempunyai beberapa keunggulan yaitu: independen terhadap jumlah daerah-daerah sehingga dapat
digunakan sebagai pembanding disparitas dari sistem regional yang berbeda- beda, dan dapat didekomposisi ke dalam indeks ketidakmerataan antar dan intra
kelompok daerah menjadi disparitas between dan disparitas within wilayah kelompok atau group.
Menurut Kuncoro 2004 ukuran Indeks Theil tidak memiliki batas atas atau batas bawah, apabila semakin besar maka semakin timpang dan semakin
kecil maka semakin merata. Untuk pendapatan perkapita yang merata sempurna, Indeks Theil diberi bobot nilai nol Wibisono, 203. Rumus indeks
entropi Theil adalah sebagai berikut Ying, 2000 dalam Kuncoro, 2004:
Dimana: I
theil
= Indeks entropi Theil; y
j
= PDRB per kapita di kabupatenkota j; Y
= rata-rata PDRB per kapita Jawa Barat; x
j
= jumlah penduduk di kabupatenKota j; X
= jumlah penduduk Jawa Barat. Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana kondisi kesenjangan di
provinsi Jawa Barat maka dihitung kesenjangan antar kelompokgroup dan dalam kelompokgroup, dengan rumus sebagai berikut:
23
Dimana: I
between
= kesenjangan antar group between-region inequality; I
within
= kesenjangan dalam group within-region inequality; Y
i
= jumlah pangsa PDRB masing-masing group Y
j
Y tiap group; X
i
= jumlah pangsa penduduk masing-masing group X
j
X tiap group; Koefisien theil dapat diinterpretasikan sebagai logaritma dari rata-rata geometri
tertimbang dari pendapatan per kapita kabupatenkota yang dideflasikan dengan rata-rata provinsi.
Langkah mendekomposisi disparitas pendapatan di Jawa Barat dengan Indeks Theil dalam kajian ini menggunakan pengelompokan kabupatenkota.
Pengelompokan yang digunakan adalah terdiri dari: 1 kelompok kewilayahan, dan 2 kelompok daerah kaya dan miskin. Mengacu pada Keputusan Gubernur
Jawa Barat nomor 68 Tahun 2000 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Badan Koordinasi Wilayah Bakorwil Provinsi Jawa Barat,
pembagian kabupatenkota kedalam kelompok Bakorwil adalah sebagai berikut: a. Bakorwil Purwakarta terdiri dari: Kabupaten Purwakarta, Subang, Karawang,
Bekasi; dan Kota Bekasi. b. Bakorwil Bogor terdiri dari: Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur; Kota Bogor,
Sukabumi, dan Depok. c. Bakorwil Priangan terdiri dari: Kabupaten Bandung, Sumedang, Garut,
Tasikmalaya, Ciamis; Kota Bandung, Tasikmalaya, Cimahi dan Banjar. d. Bakorwil Cirebon terdiri dari: Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka,
Kuningan; dan Kota Cirebon. Selanjutnya,
pembagian kelompok kaya dan miskin adalah merujuk pada Etharina 2005, yaitu bahwa batasan daerah kaya dan miskin adalah dengan
membandingkan rata-rata pendapatan per kapita daerah kabupatenkota dengan rata-rata pendapatan per kapita propinsi pada kurun waktu yang sama, sehingga:
i Kabupatenkota yang masuk dalam Kelompok Kaya, bila rata-rata PDRB per kapitanya rata-rata PDRB perkapita propinsi;
ii Kabupatenkota yang masuk dalam Kelompok Miskin, bila rata-rata PDRB per kapitanya rata-rata PDRB perkapita propinsi.
24 Hasil pembagian kelompok daerah kaya dan miskin adalah sebagai berikut:
a. Kelompok Kaya: Kabupaten Bogor, Bandung, Bekasi, Purwakarta, Karawang; Kota Bandung, Cirebon, Bekasi, dan Cimahi.
b. Kelompok Miskin: Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang;
Kota Bogor, Sukabumi, Depok, Tasikmalaya, dan Banjar.
3.4.2 Analisis Model Regresi Data Panel