24 Hasil pembagian kelompok daerah kaya dan miskin adalah sebagai berikut:
a.  Kelompok Kaya: Kabupaten Bogor, Bandung, Bekasi, Purwakarta, Karawang; Kota Bandung, Cirebon, Bekasi, dan Cimahi.
b.  Kelompok  Miskin:  Kabupaten  Sukabumi,  Cianjur,  Garut,  Tasikmalaya, Ciamis,  Kuningan,  Cirebon,  Majalengka,  Sumedang,  Indramayu,  Subang;
Kota Bogor, Sukabumi, Depok, Tasikmalaya, dan Banjar.
3.4.2 Analisis Model Regresi Data Panel
Tujuan  kedua  kajian  adalah  untuk  mengetahui  faktor-faktor  yang mempengaruhi  disparitas  pendapatan  antar  kabupatenkota  yang  kemudian
digunakan  untuk  menyusun  strategi  pembangunan  ekonomi  sebagai  upaya memperkecil  atau  bahkan  menghilangkan  kesenjangan  pendapatan  yang  ada.
Untuk  menganalisis  hubungan  faktor-faktor  tersebut  dengan  disparitas pendapatan  maka  dibangun  suatu  model  ekonometrika.  Model  tersebut  adalah
Model  Regresi  Data  Panel.  Data  Panel  adalah  gabungan  dari  data  time  series dan  data  cross  section.  Pada  data  panel,  nilai  satu  variabel  atau  lebih
dikumpulkan  untuk  beberapa  unit  sampel  pada  suatu  periode  waktu  Gujarati, 2002.  Beberapa  keuntungan  menggunakan  data  panel  antara  lain  adalah:  1
dapat  memberikan  jumlah  pengamatan  yang  besar,  meningkatkan  degree  of freedom  derajat  kebebasan,  data  memiliki  variabilitas  yang  besar  dan
mengurangi  kolinieritas  antara  variabel  penjelas,  dimana  dapat  menghasilkan estimasi  ekonometri  yang  efisien,  2  data  panel  dapat  memberikan  informasi
lebih banyak yang tidak dapat diberikan hanya oleh data cross section atau time series  saja,  3  data  panel  dapat  memberikan  penyelesaian  yang  lebih  baik
dalam inferensi perubahan dinamis dibanding data cross section. Model  yang  dapat  digunakan  untuk  menganalisis  data  panel,  menurut
Widarjono 2005 adalah: 1.  Fixed effect model, dengan kemungkinan-kemungkinan antara lain:
- diasumsikan intersep dan slope tetap sepanjang waktu dan individu, dan
perbedaan intersep dan slope dijelaskan oleh residual -
diasumsikan slope tetap tetapi intersep berbeda antar individu -
diasumsikan slope tetap tetapi intersep berbeda baik antar waktu maupun antar individu
- diasumsikan intersep dan slope berbeda antar individu
- diasumsikan intersep dan slope berbeda antar waktu dan antar individu
25 Model ini mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat diakomodir
dalam  perbedaan  intersepnya.  Dalam  mengestimasi  model  ini  digunakan teknik variabel dummy atau disebut  Least Square Dummy Variable LSDV.
2.  Random  effect    model,  melihat  bahwa  residualnya  mungkin  berhubungan antar  waktu  dan  individu.  Pada  model  ini  intersep  diasumsikan  random.
Widarjono  2005  menyatakan  bahwa  model  ini  berguna  jika  sampel  yang dipilih adalah random dan merupakan wakil dari populasi. Metode yang tepat
untuk  mengestimasi  model  ini  adalah  Generalized  Least  Square  GLS, karena  model  ini  terdapat  korelasi  antar  residual  sehingga  metode  Ordinary
Least  Squares  OLS  tidak  dapat  digunakan  untuk  mengestimasi  secara efisien.
Analisis  kuantitatif  dalam  kajian  ini  adalah  merupakan  intepretasi  dari model  regresi  panel  yang  menunjukan    pola    hubungan    antar    variabel.
Berdasarkan  hubungan    PDRB  =  C  +  I  +  G  +  NX,  dan  hasil    Indeks  Disparitas yang  merupakan  geometri  dari  PDRB,  serta  inflasi  dilihat  sebagai  perubahan
PDRB nominal yang mencerminkan perubahan tingkat harga, maka diasumsikan komponen-komponen  tersebut  membentuk  atau  mempengaruhi  disparitas
pendapatan  antar  kabupatenkota.  Dari  asumsi  tersebut,  hipotesis  yang  dapat dirumuskan terkait dengan variabel-variabel kajian adalah sebagai berikut:
1.  Diduga Inflasi  berpengaruh secara positif terhadap disparitas pendapatan. 2.  Diduga Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Daerah  berpengaruh secara
positif terhadap disparitas pendapatan. 3.  Diduga  Investasi  Swasta  berpengaruh  secara  positif  terhadap  disparitas
pendapatan. Dari  asumsi  dan  hipotesis  tersebut  hubungan  disparitas  dengan  faktor-faktor
yang mempengaruhinya dapat diformulasikan sebagai berikut: Disparitas = fInflasi,Pemb,Investasi
Dalam bentuk persamaan adalah: Disparitas
it
=
o
+
1
Inflasi
it
+
2
LnPemb
it
+
3
LnInvestasi
it
+
t
dimana: Disparitas
= Kesenjangan Pendapatan ,
1
,
2
,
3
= Koefisien regresi Inflasi
= Angka Inflasi Pemb              = Jumlah Pengeluaran Pembangunan Pemerintah Rp
26 Investasi
= Jumlah Investasi Swasta Rp i
= KabupatenKota 1,2,…,n t
= Waktu 1,2,…,n
t
= Error Term Sebelum  dilakukan  analisis  terhadap  model  regresi,  dilakukan  beberapa
prosedur uji, yaitu: a.  Untuk  melihat  apakah  data  bersifat  stasioner  atau  tidak,  guna  menghindari
terjadinya regresi lancung dan autokorelasi dilakukan uji akar unit. b.  Untuk  menentukan  jenis  model  yang  akan  digunakan,  maka  dilakukan  uji
Hausmann  agar  terpilih  model  yang  paling  baik  dalam  mengestimasi disparitas  pendapatan  antar  kabupatenkota.  Penilaian  uji  ini  adalah
menggunakan  nilai  Chi-Square  χ
2
dengan  kriteria  apabila  χ
2 hitung
χ
2 tabel
maka  model  yang  digunakan  adalah  fixed  effect.  Selain  itu,  menurut Wooldridge  2000  dalam  Widarjono  2005  berpendapat  jika  tidak  dapat
diputuskan apakah data yang diperoleh acak dan berasal dari populasi yang besar, pilihan model fixed effect adalah lebih tepat.
c.  Untuk  melihat  hubungan  atau  pengaruh  antara  variabel  independen  secara serempak  dan  individual  terhadap  variabel  dependen  maka  dilakukan  uji  F
dan  uji  t  pada  derajat  kepercayaan     sebesar  10.  Hipotesis  uji  t  yang digunakan adalah sebagai berikut:
H :
i
=0,  maka  variabel  independen tidak secara nyata mempengaruhi variabel dependen.
H
1
:
i
0, maka   variabel  independen  secara  nyata  mempengaruhi variabel dependen.
Kriteria hasil pengujian adalah:   H diterima tidak signifikan jika t
hitung
t
tabel
H ditolak signifikan jika t
hitung
t
tabel
Selanjutnya,  dari  hasil  analisis  kuantitatif  model,  maka  sesuai  dengan tujuan  ketiga,  disusun  perumusan  startegi  dan  program  untuk  membantu
Pemerintah  Daerah  KabupatenKota  di  Provinsi  Jawa  Barat  dalam  menentukan langkah  dan  arah  kebijakan  strategis.  Hasil  pendugaan  parameter  model  akan
memberikan  gambaran  elastisitas  variabel-variabel  kajian  guna  perumusan strategi  dan  program  peningkatan  pembangunan  ekonomi  regional  yang  lebih
baik.
27
3.5 Metode Perancangan Strategi dan Program