Jenis Kampanye Teori Hegemoni Media

menyebut kampanye sebagai an organized behaviour, harus direncanakan dan diterapkan secara sistematis dan berhati-hati. 55 Di Indonesia kampanye pun mengalami berbagai momentumnya, mulai dari pangggung yang dibuat oleh kandidat untuk berkampanye dan dihadiri ratusan masa bahkan ribuan untuk melihat kandidatnya berorasi, meski sebenarnya masyarakat lebih tertarik pada penyanyi yang dibayar oleh para kandidat untuk menghibur masyarakat ketimbang mendengar orasi sang kandidat. Tak sampai di situ, kampanye pun mampu menggerakan masa turun kejalan, bersorak sorak mendukung sang kandidat dengan menggunakan sepeda motor tanpa memperdulikan aturan yang berlaku. Kadang keributanpun tak dapat dihindari dalam pesta rakyat tersebut, baku hantam antara pendukung kerap terjadi. Setelah runtuhnya rezim Soeharto yang membawa udara kebebasan disetiap aspek negeri ini, kampanye pun mempunyai wadah baru, yakni dengan menggunakan frekuensi milik public, media penyiaran. Pada akhirnya kampanye pun menjadi sangat sulit untuk dijadikan sebagai salah satu alat pendidikan politik bagi rakyat Indonesia. Dapat diketahui beberapa karakteristik dari uraian diatas yang dapat penulis rangkum dari buku Antar Venus yang berjudul Manajemen Kampanye: 56 a. Kampanye mangharuskan adanya sumber yang jelas b. Kampanye mempunyai batas waktu yang telah ditentukan. c. Pesan-pesan kampanye terbuka untuk diperdebatkan bahkan dikritisi, karna hal ini menyangkut kepentingan publik. 55 Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam mengefektifkan Kampanye Komunikasi Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009, h. 25-26. 56 Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam mengefektifkan Kampanye Komunikasi Bandung: Simbiosa Rektama Media, 2009, h. 5-6. d. Pesan yang disampaikan tidak bersifat memaksa, melainkan dilandasi oleh prinsip persuasi yakni mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. e. Tindakan yang dilakukan saat kampanye diatur dalam kode etik f. Kepentingan yang ada pada kampanye bukanlah kepentingan sepihak, melainkan kepentingan dua belah pihak. Maksudnya adalah mereka yang terjun dalam politik harus mengetahui betul bahwa mereka mengemban tugas yang telah diamanatkan publik untuk melayani serta merealisaikan apa yang baik untuk publik.

D. Konseptualisasi Regulasi Media Penyiaran

Broadcasting dalam bahasa Inggris diartikan pengiriman program oleh media radio dan televisi the sending out programmes by radio or television. Broadcasting berasal dari kata kerja to broadcast yang diartikan sebagai alat berbicara atau menampakan diri di radio atau televisi to speak appear on radio or television. Dalam kamus lain, broadcasting diartikan sebagai siaran radio dan televisi atau media penyiaran. Dengan demikian menyebut media penyiaran maka yang dimaksud adalah televisi dan radio, yaitu dua media komunikasi yang menggunakan spektrum frekuensi untuk menyampaikan dalam program dan bentuk gabungan suara atau suara saja. 57 Istilah penyiaran secara makro mengacu pada media elektronik baik radio ataupun televisi. Dalam makna denotatifnya, istilah penyiaran dirumuskan 57 Masduki, Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal Yogyakarta: Lkis, 2007, h. 1. sebagai: radio or television presentation, Weiner mengemukakan bahwa penyiaran atau broadcasting adalah: 58 ... a single or TV program, the transmission or duration of a program any message that is transmitted over a large area. Sedangkan dalam Undang-Undang Tentang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 pasal 1 butir 2 didefinisikan, bahwa penyiaran sebagai berikut: “kegiatan pemancarluasaan siaran melalui sarana pemancaran danatau sarana transmisi di darat, di laut, atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, danatau media lainnya untuk dapat diterima secara serempak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran”. Di samping itu penyiaran dipahami sebagai alat penerusan gambaran- gambaran tentang barang bagi produsen ke konsumen, dan sebagai cara untuk menciptakan pengalam bersama bagi jutaan orang yang tinggal bersama dalam komunitas atau negara. Untuk itu, televisi merupakan medium ritual di mana muncul persaan adanya komunikasi lebih penting dari pada pesannya. Dengan demikian televisi menimbulkan dampak, yakni berupa dorongan sosial, dan terciptanya proses adaptasi sosial. Televisi merupakan salah satu media yang banyak dikonsumsi oleh khalayak Indonesia. Salah satu media penyiaran ini sebagai media audio-visual, tidak memberikan banyak syarat untuk dapat dinikmati. Terlebih seperti dikemukan oleh Sunardian Wiradono dalam bukunya Matikan TV-Mu, menuliskan bahwa masyarakat Indonesia, yang lebih kuat dengan budaya lisan, media televisi menjadi tidak memiliki jarak. 58 Hermin Indah Wahyuni, Televisi dan Intervensi Negara, Konteks Politik Kebijakan Publik Industri Penyiaran Televisi Yogyakarta: Media Pressindo, 2000, h. 5.