Merupakan bab Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang Bab ini mengenai gambaran umum yang meliputi: media penyiaran
berpengaruh di Inggris dalam dunia pendidikan, setelah Perdana Menteri dan Menteri Pendidikan. Telah menulis sebanyak 32 buku dan diterjemahkan ke 26
bahasa. Seperti pemikir lain, Anthony Giddens juga memulai dari telaah kritis
terhadap beberapa mazhab pemikiran ilmu sosial yang ada.
3
Giddens mengungkapkan sejak masa klasik hingga tahun 1960-an teori sosial yang ada
kurang memadai bagi studi tentang kehidupan sosial. Argumentasi Giddens bahwa pemikir terdahulu terlampau berpijak pada filsafat positivis. Pendekataan
ini lebih mengutamakan masyarakat ketimbang pelaku sehingga terperosok ke dalam objektivisme sesat.
Meskipun filsafat positivis sangat menonjol pada saat itu banyak juga para ilmuan yang menghindari asumsi-asumsi positivis, yang kemudian beralih pada
tradisi-tradisi hermeneutika, filsafat bahasa sehari-hari dan fenomenologi. Namun bagi Giddens pemikiran interpretatif lebih mengutamakan pelaku daripada
masyarakat sehingga pada akhirnya terjabak dalam subjektivisme. Dari ketimpangan tersebut Giddens menyimpulkan bahwa dibutuhkan rekonstruksi
terhadap teori sosial. Dalam telaah kritis itu, Giddens secara khusus menaruh perhatian pada
masalah dualisme yang menggejala dalam teori-teori sosial. Yang dimaksud dengan dualisme bila dilihat dari sudut pandang filosofis adalah dua elemen yang
bersifat fundamental yang ada secara nyata berdasarkan atas pembagian yang jelas, seperti; baik dan buruk. Para ahli meyakini bahwa dualisme yang ada pada
ilmu sosial sama dengan dualisme secara filosofis, dimana mereka
3
B. Herry Priyono, Anthony Giddens Suatu Pengantar Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002, h. 5.
mendeskripikan perbedaan sebagai dua bagaian yang terpisah dan berlawanan.
4
Senada dengan pandangan filosofis, dualisme menurut kamus ilmiah populer adalah pandangan atau teori yang mengatakan bahwa realitas itu terdiri dari atas
dua substansi yang berlainan, yang satu tidak dapat dimasukan dalam yang lain. Jiwa dan materi, nyawa dan badan, semua itu sering dilukiskan sebagai realitas
yang bertentangan. Dualisme itu berupa tegangan antara subyektivisme dan obyektivisme,
voluntarisme dan determinisme. Subyektivisme dan voluntarisme merupakan tendensi cara pandang yang memprioritaskan tindakan atau pengalaman individu
diatas gejala keseluruhan. Adapun obyektivisme dan determinisme merupakan kecenderungan cara pandang yang memprioritaskan gejala keseluruhan di atas
tindakan dan pengalaman individu.
5
Menurutnya ilmu-ilmu sosial telah dijajah oleh dualisme dengan memetakan pelaku
versus struktur.
Hal tersebut
yang membuat
Giddens pun
memproklamirkan bahwa pelaku dan struktur merupakan dualitas, keduanya mempunyai relasi yang saling berpengaruh.
Giddens termasuk sosiolog yang memerangi dualisme. Ia menciptakan suatu kerangka pemikiran teoritis yang bertujuan untuk menjembatani pertentangan
yang selama ini berlaku dalam dualisme dan banyak memperoleh komentar beragam dari para ahli ilmu sosial.
Ia menyusun gagasan untuk merekonstruksi teori sosial dengan jalan melakukan kritik terhadap tiga mazhab pemikiran sosial terpenting: sosiologi
4
Derek Layder, Understanding Social Theory, 2
th
ed. London, Sage Publication Ltd, 2004. h. 1.
5
B. Herry Priyono, Anthony Giddens Suatu Pengantar Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2002, h. 6.