Visi dan Misi tvOne Struktur Perusahaan
                                                                                lembaga penyiaran  untuk berkomunikasi dengan  konsistuen. Hal  ini dapat dikatakan sebagai  bentuk  dari  kebebasan  berekspresi  dan  komunikasi,  dengan  alasan
diperbolehkannya  menggunakan  saluran  media  massa  untuk  menyampaikan pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye.
Ayat  2  UU  Nomor  8  Tahun  2012  Pasal  91  juga  menggambarkan  effective communication,  ditunjukan  dengan  bunyi  ayat  yang  mengandung  freedom  of
expression  and  communication.  Ayat  2  berbunyi,  pemberitaan,  penyiaran,  dan  iklan kampanye  pemilu  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  dilaksanakan  dalam  rangka
penyampaian  pesan  kampanye  pemilu  oleh  peserta  pemilu  kepada  masyarakat. Artinya peserta pemilu diberikan hak untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat,
dengan demikian dapat dikatakan sebagai freedom of expression and communication. Pada  ayat  3  menggambarkan    diversity  both  political  and  cultural  yang  ditunjukan
dengan  bunyi  ayat  yang  mengandung  democratic  idea.  Ayat  ini  berbunyi  pesan kampanye pemilu dapat berupa tulisan, suara, gambar, tulisan dan gambar, atau suara
dan gambar, yang bersifat naratif, grafis, karakter, interaktif atau tidak interaktif, serta yang dapat diterima melalui perangkat penerima pesan. Dengan demikian pesan yang
disampaikan harus melalui suatu instrument yang memungkinkan setiap orang dapat mengkasesnya, Hal ini dapat dikatakan sebagai democratic idea.
Ayat  4  dan  ayat  5  mengandung  interest  of    democracy  dari  aspek  effective communication.  Hal  ini  tampak  pada  ayat  4  yang  berbunyi:  media  massa  cetak  dan
lembaga  penyiaran  harus  mematuhi  larangan  dalam  kampanye  pemilu  sebagaimana dimaksud dalam pasal 86. Kemudian, ayat 5  terdapat pelarangan  menyiarkan  berita,
iklan,  rekam  jejak  peserta  pemilu,
atau
bentuk  lainnya  yang  mengarah  pada kepentingan Kampanye Pemilu yang menguntungkan atau merugikan Peserta Pemilu.
kepentingan publik, yang demikian dapat dikatakan sebagai interest of democracy. Pada  pasal  91  ayat  5  memang  menjadi  perdebatan  tersendiri,  ayat  ini  dirasa
memangkas  kebebasan  pers.  Sejumlah  kalangan  termasuk  Badan  Pengawas  Pemilu, Dewan  Pers,  dan  KPI  yang  pada  akhirnya  sepakat,  bahwa  media  boleh  menyiarkan
berita,  rekam  jejak,  atau  bentuk  lain  sepanjang  tidak  mengarah  kepada  kepentingan kampanye dan sebaliknya  iklan kampanye dilarang keras beredar pada  masa tenang.
Apa  yang  telah  disusun  oleh  DPR,  pada  ayat  5  seharusnya  tidak  dilihat  sebagai sebuah pemangkasan bagi kebebasan pers, justru ayat ini menjiwai demokrasi, bahwa
masyarakat butuh ruang kosong ataupun tenang dari terpaan kampanye sampai pada hari pemungutan suara setelah mengalami penetrasi pada masa kampanye.
Secara keseluruhan pasal 91 memberikan berbagai peluang bagi peserta pemilu, memanfaatkan  media  massa  cetak  dan  lembaga  penyiaran  untuk  melakukan
kampanye  dalam  rangka  penyampaian  pesan  kampanye  pemilu  dari  peserta  pemilu kepada  masyarakat.  Dari  ruang  yang  besar  diberikan  oleh  penyelanggara  pemilu,
seharusnya peserta pemilu memiliki kesadaraan, dengan banyak ruang yang diberikan untuk tidak  melanggar aturan  main  kampanye. Bila digunakan  secara  maksimal dan
tepat penggunaanya, seharusny a tidak akan ada istilah mencolong “start kampanye”
ataupun penyalahgunaan frekuensi.
Tabel 4.2 Pasal 92
No Regulasi
Aspek Regulasi
1 Lembaga penyiaran publik
Televisi Republik Indonesia, lembaga penyiaran publik Radio
Republik Indonesia, lembaga penyiaran publik lokal, lembaga
penyiaran swasta, dan lembaga Equitable Access Diversity both
political and cultural
                                            
                