RCTI Program Siaran “Mewujudkan Mimpi Indonesia”

“…muncul pidato Surya Paloh, iya? Ok, pertanyaan pertamanya dulu, apa salahnya dengan pidato Surya Paloh? Apakah dalam pidatonya itu mengajak kita untuk mengkhianati pancasila? Apakah dalam pidatonya itu pak Surya ngajak untuk goyang oplosan? Apakah dalam pidatonya Surya Paloh itu ada ngajak kita jadi banci-bancian? Apakah dalam pidatonya Surya paloh ada yang mengajak kita menggulingkan SBY? Tidak, semuanya kritik, perbaikan, dan solusi, apa yang salah dari situ? Ketika itu tidak disukai masyarakat bisa skip, ok.. ” 28 Jawaban di atas muncul ketika penulis menanyakan kepada narasumber mengenai UU No 32 tahun 2002 yang mewajibkan lembaga penyiaran menjaga netralitas dan tidak boleh mengutamakan golongan kepentingan tertentu. Sejatinya media merupakan locus publicus, sebuah ranah publik. Spektrum frekuensi radio adalah sumber daya alam terbatas yang dipinjamkan oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat banyak, bukan golongan atau kepentingan tertentu. Dari sekian banyak pemanfaatan spektrum frekuensi untuk golongan dan kepentingan tertentu yang dilakukan Metro TV terdapat satu contoh yang penulis angkat, salah satunya pada p rogram siaran jurnalistik “Headline News” yang ditayangkan oleh Metro TV pada tanggal 11 November 2013 dimulai pukul 11.01 WIB. Pada program tersebut ditayangkan kegiatan pelantikan fungsionaris Partai Nasdem Kota Malang dan Kota Batu Jawa Timur, serta pidato sambutan Surya Paloh kepada seluruh fungsionaris dan kader-kader partai Nasdem dengan durasi selama 3.43 menit. Penayangan program sejenis yang memuat kegiatan Partai Nasdem dan 28 Wawancara Pribadi dengan Producer Prime Time dan News Anchor Metro TV, Indra Maulana, pada tanggal 7 Mei 2014. dalam berbagai program pemberitaan lain yang ditayangkan oleh stasiun Metro TV dengan durasi selam 3-6 menit. Gambar 4.12 Pidato Surya Paloh, Rakor Pemenang Pemilu di Headline News Metro TV Peliputan dan penayangan kegiatan Partai Nasem dan pidato Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem pada peristiwa tertentu bersifat kegiatan internal partai politik, hal ini tidak sebanding dengan peliputan maupun penayangan pada partai politik lain pada jenis kegiatan internal yang sama. Dapat disimpulkan bahwa stasiun Metro TV telah melakukan pelanggaran atas larangan pemanfaatan program siaran untuk kepentingan pribadi danatau kelompok pemilik lembaga penyiaran. Sesuai dengan UU Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Pasal 36 ayat 4: Isi siaran wajib dijaga netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan terterntu. Penyiaran Indonesia Tahun 2002 Pasal 11 ayat 1 dan ayat 2: Ayat 1 lembaga penyiaran wajib memperhatikan kemanfaatan dan perlindungan untuk kepentingan paublik. Ayat 2 lembaga penyiaran wajib menjaga independensi dan netralitas isi siaran dalam setiap program siaran. Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 11 ayat 1 dan ayat 2: Ayat 1 program siaran wajib dimantfaatkan untuk kepentingan public dan tidak untuk kepentingan kelompok tertentu. 2 program siaran dilarang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi pemilik lembaga penyiaran bersangkutan danatau kelompoknya. Dan sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 1 Tahun 2013 Pasal 18 ayat 1 seharusnya Metro TV: Memberikan kesempatan yang sama kepada peserta pemilihan umum untuk menyampaikan tema dan materi kampanye dengan menentukan durasi, frekuensi, bentuk dan substansi pemberitaanpenyiaran berdasarkan kebijakan redaksional. Selain itu Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 1 Tahun 2013 Pasal 38 ayat 2 dan UU No. 8 Pasal 93 ayat 2 tentang pemilu menegaskan bahwa: …lembaga penyiaran yang menyediakan rubrik khusus untuk pemberitaan kampanye harus berlaku adil dan berimbang kepeda seluruh Peserta Pemilu.

h. Metro TV Siaran Iklan “Kampanye Partai Nasdem”

Salah satu materi pengaturan dalam UU Pemilu adalah larangan menyiarkan iklan di luar masa kampanye sebagaimana yang telah diatur pada ketentuan Pasal 83 ayat 2: Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 huruf e dan huruf f dilaksanakan selama 21 dua puluh satu hari dan berakhir sampai dengan dimulainya Masa Tenang. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dapat dilakukan melalui: e. iklan media massa cetak dan media massa elektronik dan f. rapat umum.