Komunikasi Kerja Kasus-kasus Haji di Kloter 32 JKG

komunikasi kerja petugas kepada jamaah hajinya. Secara lebih rinci dilakukan pengkategorian tingkat kepuasan pada masing-masing bagian:

a. Manasik Haji. Dimana 46 merasakan cukup puas terhadap

penguasaan materi manasik haji. Dalam cakupannya, manasik haji masuk ke dalam aspek kognisi dan aspek konasi. Hal ini tergambar ketika seseorang, baik petugas haji dan jamaahnya menyadari bahwa setiap perilaku yang dilakukannya berawal dari proses pengetahuan yang memberi arah terhadap perilaku masing-masing. Selain mengedepankan ilmu manasik yang komprehensif juga praktek manasik agar lebih jelas. Hal ini pun yang menghasilkan penilaian responden terhadap sejauh mana penguasaan ilmu manasik yang diajarkan kepada mereka sesuai dengan syariat agama Islam.

b. Pelayanan Informasi. Dimana 41,7 merasa cukup puas terhadap

pelayanan informasi.Dalam salah satu komponen respon, ini termasuk dalam kategori afeksi atau sikap seseorang yang kemudian menimbulkan sikap yang cenderung bertindak. Hal tersebut tergambar ketika ketua kloter selalu memberikan pelayanan informasi secara menyeluruh, bertujuan agar memudahkan jamaah haji dalam mengakses atau mencari informasi dan jadwal selama di tanah suci. Jamaah pun sangat responsif ketika ketua kloter menempelkan informasi di dinding hotel agar mudah dibaca dan lebih dipahami. Bukan itu saja, jamaah dapat menanyakan langsung ke ketua rombongan dan ketua regu masing-masing kelompok.

c. Program Kerja. 42 merasa puas terhadap pelaksanaan program

haji. Program-program haji selama kurang lebih sebulan berjalan dengan lancar, termasuk fasilitas-fasilitas transportasi dari pemerintah yang cukup menampung para jamaah haji Indonesia menunjukkan aspek psikomotorik atau konatif dan atau suatu tindakan yang mencerminkan kesungguhan pemerintah khususnya kementerian agama untuk selalu memperbaiki dan mengevaluasi permasalahan perhajian Indonesia terutama dari segi pelayanan terhadap setiap jamaah haji Indonesia.

d. Kemampuan Kerja. 39 merasa cukup puas terhadap kemampuan

kerja. Kemampuan ini dilihat ketika ketua kloter dapat menangani salah satu jamaah hajinya yang harus di tanazulkan. Kemudian melihat dan membaca permasalahan yang terjadi dengan seluruh alternative solusi yang sudah direncanakan dan dilakukannya. Bahkan kemampuan seorang ketua untuk selalu berkomunikasi menggunakan bahasa arab dan inggris. Ini merupakan aspek afektif dan kognitif yang ditunjukkan ketua kloter agar apa yang sudah di rencanakan berjalan sesuai dengan harapan.

e. Kecepatan dan ketepatan kerja. Terlihat 30,8 merasa tidak puas

terhadap kecepatanketepatan kerja. Sedangkan 30,4 responden merasa cukup puas. Hal ini terjadi dikarenakan kejadian saat proses ARMUNA berlangsung khususnya di Mudzdalifah. Setiap permasalahan yang ada di kelompok terbangnya langsung dikerjakan dengan segera mungkin. Sebagai contoh ketika penulis kehilangan DAPIH, yaitu Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji saat tiba di bandara KAA-Jeddah, ketua kloter langsung mengumumkan kepada seluruh jamaah agar mengecek kembali DAPIH masing- masing dan mengembalikan jika terdapat ketidaksesuaian data. Salah satu insiden tersebut menggambarkan aspek konatif tindakan yang cepat seorang petugas dalam setiap permasalahan yang ada.

f. Inisiatif Kerja. Dimana 37,5 merasa puas terhadap inisiatif kerja.

Data tersebut menunjukan, bahwa respon jamaah haji kloter 32 sangat responsif dan baik. Melihat kinerja ketua kelompoknya yang terampil, menandakan kecerdasan yang dimilikinya. Sebagai seorang pemimpin harus cepat dan tanggap dalam keadaan apapun, begitupun inisiatif dan alternatif strategi pun harus dipersiapkan untuk mencegah timbulnya kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Hal serupa yang dilakukan ketua kloter adalah menempelkan setiap pengumuman penting di dinding hotel jamaahnya agar mereka mengingat jadwal dan program-program apa saja yang akan dilakukan selama di tanah suci.

g. Pengetahuan.Dimana 44,8 merasa cukup puas terhadap

pengetahuan dan integritas pelaksanaan bimbingan. Ketua kloter 32 terlihat sangat peduli dengan kondisi para jamaahnya, terbukti dengan salah satu progamnya yaitu mengunjungi kamar –kamar jamaah haji kelompok terbangnya sambil mendengarkan keluhan dan