agar mereka mengingat jadwal dan program-program apa saja yang akan dilakukan selama di tanah suci. Ketajaman daya nalar seorang pemimpin
harus dijadikan sebagai senjata baginya untuk memperkuat dan mempertahankan apapun yang akan dihadapi kedepannya. Ini merupakan
salah satu inisiatif seorang pemimpin, tidak hanya dengan ucapan saja tetapi lebih kepada tindakan yang menunjukkan profesionalitas seorang petugas.
7. Pengetahuan dan Integritas Pelaksanaan Bimbingan
Dari sampel yang diteliti sebanyak 50 responden terhadap pengetahuan dan integritas pelaksanaan bimbingan ketua kelompok terbang
32 Provinsi Banten tahun 2013, maka telah diperoleh hasil penelitiannya seperti tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.8 Prosentase penilaian responden terhadap pengetahuan dan integritas
pelaksanaan bimbingan ketua kelompok terbang 32 Provinsi Banten tahun 2013.
Sangat Puas
Puas Cukup Puas
Tidak Puas Sangat Tidak
Puas
9,6 29,2
44,8 16,4
-
Dari data yang didapat, menghasilkan suatu respon jamaah haji terhadap pengetahuan dan integritas pelaksanaan bimbingan ketua kelompok
terbang 32 selama berlangsungnya proses perhajian tahun 2013 yaitu sebesar 9,6 responden menjawab sangat puas, 29,2 responden menjawab puas,
44,8 responden menjawab cukup puas, 16,4 responden menjawab tidak
puas, dan 0 responden menjawab sangat tidak puas.Data tersebut menunjukan bahwa respon jamaah haji kloter 32 menjawab sangat puas, puas
dan cukup puas terhadap pengetahuan dan integritas pelaksanaan bimbingan ketua kelompok terbang cukup baik. Oleh karena itu data ini menunjukan
tingkat respon jamaah haji terhadap pengetahuan dan integritas pelaksanaan bimbingan ketua kelompok terbangnya masih cukup tinggi.
Sebagai seorang leader, loyalitas, solidaritas dan integritas yang tinggi perlu dimiliki demi kebersamaan dan menghilangkan unsur diskriminasi
antara ketua dengan anggotanya. Pengetahuan, kecerdasan dan ketekunan pun menjadi kunci utama kesuksesan dan keberhasilan seorang ketua. Dalam
aspek konatif ini seseorang cenderung untuk bersikap baik itu mengetahui kepribadiannya maupun lingkungan sekitarnya. Ketua kloter 32 terlihat
sangat peduli dengan kondisi para jamaahnya, terbukti dengan salah satu progamnya yaitu mengunjungi kamar
–kamar jamaah haji kelompok terbangnya sambil mendengarkan keluhan dan masukan positif dari
jamaahnya agar selalu tercipta keharmonisan sesama jamaah haji.
8. Komunikasi Kerja
Dari sampel yang diteliti sebanyak 50 responden terhadap komunikasi kerja ketua kelompok terbang 32 Provinsi Banten tahun 2013, maka telah
diperoleh hasil penelitiannya seperti tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.9 Prosentase penilaian responden terhadap Komunikasi kerja ketua kelompok
terbang 32 Provinsi Banten tahun 2013.
Sangat Puas
Puas Cukup Puas
Tidak Puas Sangat Tidak
Puas
21 35,5
18,5 12,5
12,5
Dari data yang didapat, menghasilkan suatu respon jamaah haji terhadap
komunikasi kerja
ketua kelompok
terbang 32
selama berlangsungnya proses perhajian tahun 2013 yaitu sebesar 21 responden
menjawab sangat puas, 35,5 responden menjawab puas, 18,5 responden menjawab cukup puas, 12,5 responden menjawab tidak puas, dan 0
responden menjawab sangat tidak puas. Peran aktif ketua kloter 32 sangat dibutuhkan oleh jamaah hajinya,
terlebih ketika kejadian di Mudzdalifah menuju Mina. Permasalahan yang terjadi sebenarnya karna kesalahpahaman antar setiap ketua kloter maktab 40.
Karena kurangnya ketepatan waktu keberangkatan untuk meninggalkan Mudzdalifah mengakibatkan beberapa jamaah merasa kesal dan inilah yang
dikhawatirkan bisa membatalkan niat suci ibadah hajinya. Disinilah terbukti bahwa komunikasi sangat penting dalam dunia kerja. Dalam komunikasi
kerja seorang ketua mencakup 3 aspek komponen dari respon itu sendiri, baik itu bagaimana cara mengetahui keadaan sekitar, kemudian menentukan sikap
apa yang pantas dan sesuai dengan kondisi tersebut dan bertindak tegas dengan maksud menertiban suasana dan menjaga kemakburan haji jamaah
haji kelompok terbangnya sampai nantinya tiba di tanah air Indonesia.