Pelayanan Informasi Kasus-kasus Haji di Kloter 32 JKG

Dari data yang didapat, menghasilkan suatu respon jamaah haji terhadap kemampuan kerja ketua kelompok terbang 32 selama berlangsungnya proses perhajian tahun 2013 yaitu sebesar 27,7 responden menjawab sangat puas, 23 responden menjawab puas, 39 responden menjawab puas, 10,3 responden menjawab tidak puas, dan 0 responden menjawab sangat tidak puas. Data tersebut, membuktikan bahwa kemampuan seorang ketua kloter dalam menangani segala tantangan selama memandu jamaah haji dapat dikatakan layak dan masuk kriteria ataupun syarat menjadi seorang petugas haji yang profesional. Kemampuan ini dilihat ketika ketua kloter dapat menangani salah satu jamaah hajinya yang harus di tanazulkan. Kemudian melihat dan membaca permasalahan yang terjadi dengan seluruh alternatif solusi yang sudah direncanakan dan dilakukannya. Bahkan kemampuan seorang ketua untuk selalu berkomunikasi menggunakan bahasa arab dan inggris. Ini merupakan aspek afektif dan kognitif yang ditunjukkan ketua kloter agar apa yang sudah di rencanakan berjalan sesuai dengan harapan.

5. Ketepatan dan Kecepatan Kerja

Dari sampel yang diteliti sebanyak 50 responden terhadap ketepatan dan kecepatan kerja ketua kelompok terbang 32 Provinsi Banten tahun 2013, maka telah diperoleh hasil penelitiannya seperti tertera pada tabel dibawah ini: Tabel 5.6 Prosentase penilaian responden terhadap ketepatan dan kecepatan kerja ketua kelompok terbang 32 Provinsi Banten tahun 2013. Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas 22 14,8 30,4 30,8 2 Dari data yang didapat, menghasilkan suatu respon jamaah haji terhadap ketepatan dan kecepatan kerja ketua kelompok terbang 32 selama berlangsungnya proses perhajian tahun 2013 yaitu sebesar 22 responden menjawab sangat puas, 14,8 responden menjawab puas, 30,4 responden menjawab cukup puas, 30,8 responden menjawab tidak puas, dan 2 responden menjawab sangat tidak puas. Hasil tersebut berdasarkan penilaian dari respon jamaah atas kinerja baik ketua kloter dan petugas haji yang menyertai jamaah lainnya. Nampak, pemecahan setiap kendala dan permasalahan yang ada di kelompok terbangnya langsung dikerjakan dengan segera mungkin. Sebagai contoh ketika penulis kehilangan DAPIH, yaitu Dokumen Administrasi Perjalanan Ibadah Haji saat tiba di bandara KAA-Jeddah, ketua kloter langsung mengumumkan kepada seluruh jamaah agar mengecek kembali DAPIH masing-masing dan mengembalikan jika terdapat ketidaksesuaian data. Akhirnya, dua hari setelah tiba di maktab-Mekkah, ketua kloter berhasil menemukan dan mendatangi langsung kamar penulis untuk memberikannya. Salah satu insiden tersebut menggambarkan aspek konatif tindakan yang cepat seorang petugas dalam setiap permasalahan yang ada.