50
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah “Peningkatan Prestasi Belajar IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament TGT pada Siswa Kelas V SDN Bronggang, Cangkringan Sleman”
yang disusun oleh Yuristya Perdana Kurnianto Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta UNY tahun 2013. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebelum
dilakukannya tindakan, 6 siswa mencapai ketuntasan 30 dan 14 siswa belum mencapai ketuntasan 70. Setelah dilakukan tindakan siklus I siswa yang
mencapai ketuntasan 8 40 siswa dan yang belum tuntas 12 siswa 60. Kemudian tindakan siklus II, siswa tuntas mencapai 18 siswa 90 dan belum
tuntas 2 10. Rata-rata prestasi belajar siswa sebelum tindakan adalah 57,40, setelah siklus I meningkat menjadi 63,90, dan setelah siklus II menjadi 78,80.
F. Kerangka Pikir
Hasil belajar IPS kelas V SD Negeri 5 Wates masih rendah dan guru belum mencoba menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi atau
karakteristik siswa kelas V untuk meningkatkan hasil belajarnya. Muatan materi yang banyak membuat siswa mudah jenuh dan sulit menghafal. Akibatnya siswa
kurang berperan dalam proses pembelajaran. Padahal untuk mengajarkan IPS guru perlu mengajak siswa pada suasana yang menyenangkan dan berperan aktif agar
pengalaman belajar yang ditimbulkan lebih berkesan.
51 Berangkat dari hal tersebut, maka diperlukan suatu terobosan baru yang dapat
menghidupkan semangat siswa dalam belajar IPS. Perlu dipilih model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk belajar aktif. Keaktifan siswa akan
mendorong semangat belajarnya, sehingga dengan keantusiasan siswa maka akan lebih mudah dalam belajar serta apa yang dipelajari akan lebih bermakna baginya.
Model pembelajaran TGT merupakan suatu model yang melatih dan menggerakkan siswa dalam belajar aktif. Model pembelajaran TGT memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui kelompok. Melatih siswa bekerjasama dalam kelompok dan memecahkan masalah terkait dengan materi yang dipelajari
melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Dikatakan menyenangkan karena dalam model pembelajaran TGT memuat game-game akademik dan
turnamen yang tetap merangsang kompetisi sehat siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Dengan kondisi belajar yang menyenangkan, siswa akan lebih mudah
tertarik untuk belajar meskipun materi yang dipelajari sangat banyak. Selain itu, materi yang dipelajari akan lebih mudah tertanam dan bermakna bagi siswa.
Siswa kelas V SD merupakan usia dimana anak mengenal lingkungannya secara utuh, secara konkret. Anak tertarik untuk membentuk dan berinteraksi
dengan teman sebayanya. Usia kelas V SD merupakan siswa yang menganggap bahwa nilai merupakan ukuran tepat tentang prestasi belajarnya. Untuk itu
diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa sesuai dengan karakteristik perkembangannya guna meningkatkan hasil belajarnya.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Siswa dapat belajar dalam kelompok, belajar
52 bekerjasama memecahkan masalah dalam kelompok, saling memberi dan
menerima dalam belajar di dalam kelompok. Siswa memainkan serangkaian game- game akademik terkait dengan materi, serta berkompetisi secara sehat melalui
turnamen yang menantang. Secara tidak langsung siswa bermain dan belajar dalam permainan tersebut. Siswa dapat mengkontruksikan sendiri pengetahuannya,
sehingga apa yang mereka pelajari akan lebih bermakna. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT sangat tepat untuk meningkatkan
pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Bagan kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Guru belum menerapkan
model pembelajaran
yang dapat meningkatkan
hasil belajar IPS Model
pembelajaran kooperatif tipe
TGT
1. Presentasi Kelas
2. Belajar Kelompok
3. Games
4. Turnamen
5. Penghargaan
Kelompok
Hasil belajar IPS siswa
meningkat
Hasil belajar IPS siswa kelas
V rendah
53
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka pikir di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis tindakan dalam penelitian sebagai berikut:
“Model Pembelajaran Kooperarif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 5 Wates, Kulon Progo”
H. Definisi Operasional Variabel
1. Hasil belajar IPS adalah hasil dari kemampuan siswa kelas V SD Negeri 5
Wates yang telah mengikuti proses pembelajaran dan merupakan gambaran dari penguasaan kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS dengan pokok
bahasan peristiwa sekitar proklamasi yang dinyatakan dalam skor nilai tes atau angka dan menitikberatkan pada ranah kognitif yaitu:
a. C1 pengetahuan, berisi tentang pengetahuan siswa mengenai tokoh-tokoh
dan perjuangannya dalam peristiwa kemerdekaan. b.
C2 pemahaman, berisi tentang pemahaman siswa mengenai peranan tokoh dan peristiwa-peristiwa dalam proklamasi kemerdekaan.
c. C3 penerapan, berisi tentang sikap yang harus dilakukan siswa dalam
menghargai para tokoh perjuangan. 2.
Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah model pembelajaran dengan menggunakan siswa berkelompok atau tim kecil, dengan anggota empat
sampai enam orang yang dibedakan berdasarkan karakteristik kemampuan akademik dan jenis kelamin di mana setiap siswa saling mendukung dan
54 membantu satu sama lain dalam menguasi materi yang diajarkan guru dengan
langkah-langkah sebagai berikut: a.
Penyajian kelas, berisi: penyampaian tujuan, materi pembelajaran, dan LKS yang akan didiskusikan oleh siswa dalam kelompok.
b. Belajar dalam kelompok, berisi: pembagian kelompok secara heterogen,
diskusi kelompok, dan pembahasan hasil diskusi. c.
Permainan, berisi: penjelasan peraturan game dan pelaksanaan game. d.
Turnamen, berisi: pembagian siswa ke dalam meja-meja turnamen dan pelaksanaan turnamen.
e. Penghargaan kelompok, berisi: pengumuman pemenang dan pemberian
sertifikat.
55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research adalah salah satu jenis penelitian
tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya Pardjono, dkk, 2007: 12. Arikunto, dkk 2014: 57 mengemukakan
bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru bekerja sama dengan peneliti dilakukan oleh guru sendiri yang bertindak sebagai peneliti di kelas atau
di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk perbaikan, peningkatan pembelajaran secara berkesinambungan dan pengembangan kemampuan serta keterampilan untuk menghadapi permasalahan
aktual pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan
upaya yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Jenis PTK yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kolaboratif. Kolaboratif yang dimaksud yaitu peneliti bekerja sama dengan guru kelas. Peneliti bertindak sebagai pengamat dalam proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas.