Pemahaman Konsep Kajian Teoritik
3 Mengekstrapolasi Extrapolation.
Mengekstrapolasi yaitu kemampuan membuat pikiran atau prediksi berdasarkan pemahaman terhadap gejala kecenderungan.
Hal ini juga melibatkan pembuatan kesimpulan mengenai implikasi, konsekuensi, akibat dan efek yang sesuai dengan yang
dijelaskan.
Menurut Nana Sudjana 2004: 24-25 pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori. Tingkat pertama adalah pemahaman
terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian
terdahulu dengan diketahui berikutnya, yakni menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan pokok dan yang bukan
pokok. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman eksptrapolasi, yang diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang
tertulis, dapat membuat ramalan tentan konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya. Konsep menurut Gagne Suherman, 2001: 36 merupakan ide
abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek kedalam contoh dan non contoh. Konsep menurut Winkel 2004: 92 merupakan
satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri sama. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep adalah tingkat kemampuan siswa dalam mengerti tentang konsep, fakta, dan juga situasi dengan benar. Siswa tersebut dapat
menyimpulkan dengan bahasanya sendiri. Siswa dapat menjelaskannya
dengan benar, memberi contoh serta dapat mengembangkan konsep yang telah dipelajarinya tersebut.
b. Tingkat Pencapaian Konsep Konsep berkembang melalui satu seri tingkatan. Tingkatan-
tingkatan tersebut mampu menunjukkan suatu contoh dari suatu konsep hingga dapat sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep. Menurut
Klausmeier 1997 ada empat tingkatan pencapaian konsep. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Konkret. Seseorang telah mencapai konsep pada tingkat konkret apabila orang
itu mengenai suatu benda yang telah dihadapinya. Seorang anak kecil yang pernah memperoleh kesempatan bermain dengan mainan
dan membuat respon yang sama waktu ia melihat mainan itu kembali, telah mencapai pada konsep konkret. Untuk mencapai
konsep tingkat konkret , siswa harus dapat memperlihatkan benda itu dan dapat membedakan benda itu dari stimulus-stimulus yang ada
dilingkungannya. Selanjutnya ia harus menyajikan benda itu sebagai suatu gambaran mental dan menyimpan gambaran mental itu.
2. Tingkat Identitas. Pada tingkat identitas, seseorang akan mengenal suatu objek: a
sesudah selang suatu waktu, b bila orang itu mempunyai oerientasi ruang special orientation yang berbeda terhadap objek itu, atau c
bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indra yang berbeda,
misalnya mengenal suatu bola dengan cara menyentuhnya bukan melihatnya.
Selain ketiga operasi yang dibutuhkan untuk pencapaian tingkat konkret, yaitu : memperhatikan, mendiskriminasi, dan mengingat,
siswa harus dapat mengadakan generalisasi untuk mengenal bahwa dua atau lebih bentuk yang identik dari benda yang sama
3. Tingkat Klasifikasi Pada tingkat ini, siswa mengenal persamaan equivalence dari dua
contoh yang berbeda dari kelas yang sama. Walaupun siswa itu tidak dapat menentukan kriteria ataupun menentukan kata yang dapat
mewakili konsep itu, ia dapat mengklasifikasi contoh dan non contoh konsep, sekalipun contoh dan non contoh itu mempunyai atribut
yang mirip. Operasi mental tambahan yang terlibat dalam pencapaian konsep pada tingkat klasifikasi ialah mengadakan
generalisasi bahwa dua atau lebih contoh sampai batas-batas tertentu yang ekuivalen. Dalam operasi mental ini siswa berusaha untuk
mengabstraksi kualitas-kualitas yang sama yang dimiliki oleh subjek-subjek itu.
4. Tingkat Formal Untuk mencapai pada tingkat ini, siswa harus dapat menentukan
atribut-atribut yang membatasi konsep. Kita dapat menyimpulkan bahwa siswa telah mencapai suatu konsep pada tingkat formal bila
siswa itu dapat memberi nama konsep itu, mendefinisikan konsep itu
dalam atribut-atribut kriterianya, mendiskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang membatasi, dan mengevaluasi dan
memberi secara verbal contoh dan non contoh konsep. Ratna Wilis, 2002; 69-71.