174
D. Tujuan
Tujuan pembelajaran konsep pecahan dengan menggunakan media model “bola pecahan” adalah sebagai berikut:
1. Siswa mampu mengidentifikasi nilai pecahan sederhana dan menyebutkan
bagian-bagian pecahan dengan benar setelah melakukan pengamatan dengan perabaan melalui media model “bola pecahan”.
2. Siswa mampu membaca, membilang, dan menulis pecahan sederhana dengan benar setelah melakukan pengamatan dengan perabaan melalui
media model “bola pecahan”.
3. Siswa mampu menentukan pecahan senilai dengan benar setelah melakukan pengamatan dengan perabaan melalui media model “bola pecahan”.
4. Siswa mampu menyebutkan tanda-tanda perbandingan nilai pecahan dengan benar serta mampu membandingkan nilai pecahan berpenyebut sama yang
lebih besar, lebih kecil, dan sama besar dengan benar setelah melakukan pengamatan dengan perabaan melalui media model “bola pecahan”.
5. Siswa mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama
ଵ ଶ
sampai dengan pecahan
dengan benar setelah berlatih menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan
berpenyebut sama menggunakan media model “bola pecahan”.
E. Bentuk Media
Media model “bola pecahan” terbuat dari bahan kayu yang dibentuk menyerupai bola dengan diameter sebesar 8 cm. Media model “bola pecahan”
dilengkapi dengan tulisan Braille nilai pecahan yang terbuat kertas HVS dan plastik mika. Gambaran media model “bola pecahan” yaitu sebagai berikut:
Irisan yang dapat di buka pasang sebagai representasi dari pembilang
Bagian keseluruhan bola sebagai representasi dari penyebut
Magnet Tulisan Braille
175
F. Langkah Penggunaan
Media model “bola pecahan” dalam pembelajaran konsep pecahan untuk siswa tunanetra terbagi dalam lima langkah penggunaan. Adapun
langkah penggunaan media model “bola pecahan” yaitu sebagai berikut:
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang pertama yaitu
membedakan nilai pecahan sederhana sampai pecahan
ଵ
serta mengidentifikasi bagian pecahan, yaitu pembilang dan penyebut. Adapun langkah
penggunaannya sebagai berikut: 1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan.
2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan. 3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa meraba media model “bola pecahan” 1,
ଵ ଶ
ǡ
ଵ ଷ
ǡ
ଵ ସ
ǡ
ଵ ହ
ǡ dan
ଵ
secara utuh kemudian membaca nilai pecahan pada tulisan Braille yang tercantum pada
permukaan “bola pecahan”, serta membelah bola pecahan sehingga menjadi
irisan-irisan “bola pecahan”. Salah satu contohnya yaitu pecahan pada
ଵ ହ
bahwa satu “bola pecahan” utuh dapat dibagi rata sebanyak 5 irisan “bola pecahan”.
5. Siswa diberikan penjelasan mengenai bagian-bagian pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut serta cara membedakan nilai pembilang dan
penyebut. Posisi penulisan pembilang terletak setelah tanda angka Braille
dan posisi penulisan penyebut terletak setelah tanda per atau garis miring Braille
.
Langkah Penggunaan Pertama
176 6. Siswa membedakan bagian-bagian pecahan dengan cara membedakan posisi
penulisan pembilang dan penyebut serta memaknainya dengan menggunakan irisan “bola pecahan”.
7. Siswa menyebutkan nilai pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dan irisan “bola pecahan” yang ditentukan oleh guru.
8. Guru menunjukkan berbagai irisan “bola pecahan”, kemudian secara bergantian siswa menyebutkan nilai pembilang dan penyebut dari irisan
“bola pecahan” tersebut.
9. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
10. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan. 11. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label pecahan Braille yang tercantum.
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang kedua yaitu membaca, membilang, dan menulis nilai pecahan. Adapun langkah
penggunaannya sebagai berikut: 1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan.
2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan. 3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa dijelaskan cara membaca, membilang, dan menulis suatu pecahan dengan menggunakan irisan “bola pecahan”. Salah satu contohnya yaitu
pecahan
ଵ ଶ
dapat dibaca satu perdua, seperdua, atau setengah dan penulisannya yaitu
ab
.
Langkah Penggunaan Kedua
177 5. Siswa membaca, membilang, dan menulis suatu pecahan dari irisan “bola
pecahan” yang ditentukan oleh guru. 6. Guru menunjukan berbagai irisan “bola pecahan”, kemudian siswa
membaca, membilang, dan menulis pecahan dari irisan “bola pecahan” tersebut.
7. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan. 9. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label pecahan Braille yang tercantum.
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang ketiga yaitu menentukan pecahan senilai sampai pecahan
ଵ
. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan. 3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa dijelaskan cara menentukan nilai pecahan senilai dengan cara mengalikan suatu pecahan dengan pecahan yang memiliki nilai pembilang
dan penyebut sama.
5. Siswa menentukan pecahan senilai dengan cara mengalikan dengan pecahan berpembilang dan berpenyebut sama. Contohnya pecahan
ଵ ଶ
dikali dengan
Langkah Penggunaan Ketiga
178 pecahan
ଶ ଶ
sehingga diperoleh hasil pecahan
ଵ ଶ
ݔ
ଶ ଶ
ൌ
ଶ ସ
. Maka dari itu pecahan
ଵ ଶ
sama dengan pecahan
ଶ ସ
Ǥ 6. Siswa membuktikan nilai pecahan awal dengan nilai pecahan hasil perkalian
dengan pecahan berpembilang dan berpenyebut sama menggunakan irisan “bola pecahan”.
7. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan. 9. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label pecahan Braille yang tercantum.
Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang keempat yaitu membandingkan pecahan sederhana berpenyebut sama sampai pecahan
ଵ
. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan. 3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa diberikan penjelasan bahwa semakin besar nilai pembilang maka pecahan tersebut memiliki nilai yang semakin besar, serta sebaliknya.
5. Siswa diberikan penjelasan mengenai macam-macam tanda perbandingan.
Siswa juga diberikan penjelasan mengenai penulisan dan penggunaan tanda perbandingan. Tanda perbandingan lebih besar
3c
digunakan apabila suatu pecahan memiliki pembilang lebih besar dari pembilang pecahan
Langkah Penggunaan Keempat
179 lainnya. Tanda perbandingan lebih kecil 3- digunakan apabila suatu
pecahan memiliki pembilang lebih kecil dari pembilang pecahan lainnya. Tanda perbandingan sama dengan 33 digunakan apabila kedua pecahan
memiliki pembilang atau nilai pecahan sama besar.
6. Siswa diberikan dua macam pecahan yang memiliki nilai pembilang
berbeda tetapi memiliki nilai penyebut sama dengan menggunakan irisan “bola pecahan”. Setiap irisan “bola pecahan” dipegang dikedua tangan.
Irisan “bola pecahan” pertama di pegang ditangan kanan dan irisan “bola pecahan” kedua dipegang ditangan kiri. Perbandingan pecahan diawali
dengan membandingan dua pecahan yang memiliki selisih nilai pecahan jauh berbeda, kemudian membandingan dua pecahan yang memiliki selisih
lebih kecil.
7. Siswa membandingkan kedua pecahan dengan dua cara. Pertama, membandingkan kedua pecahan dengan menentukan besar nilai masing-
masing pecahan.
8. Kedua, membandingkan dua buah pecahan dengan menggunakan irisan “bola pecahan”. Siswa membandingkan jumlah dan besar irisan “bola
pecahan” pertama dengan irisan “bola pecahan” kedua.
9. Siswa menentukan tanda perbandingan yang tepat dari dua buah pecahan berpenyebut sama yang berbeda. Siswa kemudian berlatih membandingkan
pecahan berpenyebut sama tanpa menggunakan “bola pecahan”.
10. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
11. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan. 12. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label pecahan Braille yang tercantum.
180 Langkah penggunaan media model “bola pecahan” yang kelima yaitu
melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana berpenyebut sama sampai pecahan
ଵ
. Adapun langkah penggunaannya sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran konsep pecahan. 2. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai sifat media model “bola
pecahan” untuk keamanan. 3. Siswa dikenalkan media model “bola pecahan” dengan cara meraba media
model “bola pecahan” dengan bimbingan guru. Siswa kemudian membaca nilai pecahan dengan tulisan Braille yang tercantum pada permukaan “bola
pecahan”, serta membelah per bagian dan secara keseluruhan “bola pecahan” sehingga menjadi irisan-irisan “bola pecahan”.
4. Siswa diberikan penjelasan cara melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan cara
menjumlahkan atau mengurangkan nilai pembilang tetapi tidak mengoperasikan nilai penyebut.
5. Siswa diberikan contoh operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama menggunakan media model “bola
pecahan” dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan irisan “bola pecahan” sesuai dengan nilai pecahan secara bergantian.
6. Siswa melakukan operasi hitung penjumlahan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan dua cara. Pertama, siswa diberikan dua pecahan
yang memiliki nilai pembilang berbeda tetapi memiliki nilai penyebut sama dengan menggunakan irisan “bola pecahan”. Irisan “bola pecahan” pertama
di pegang di tangan kanan dan irisan “bola pecahan” kedua dipegang di tangan kiri. Siswa menjumlahkan kedua pecahan tersebut dengan cara
menggabungkan semua irisan “bola pecahan”, kemudian menjumlahkan semua irisan “bola pecahan”.
Langkah Penggunaan Kelima
181 7. Kedua, siswa menjumlahkan kedua pecahan berpenyebut sama dengan cara
menjumlah kedua nilai pembilang dan tidak menjumlahkan kedua nilai penyebut.
8. Siswa melakukan operasi hitung pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan dua cara. Pertama, siswa diberikan irisan “bola
pecahan” sebagai representasi dari pecahan pertama. Irisan “bola pecahan” diletakkan di salah satu tangan atau di meja. Siswa kemudian mengurangkan
pecahan pertama oleh pecahan kedua dengan cara membuangmengambil irisan “bola pecahan” sesuai dengan nilai pengurangan pecahan. Siswa
menghitung sisa irisan “bola pecahan” setelah dikurangi.
9. Kedua, subjek mengurangkan kedua pecahan berpenyebut sama dengan cara mengurangi nilai pembilang pertama oleh nilai pembilang kedua dan tidak
mengurangkan kedua nilai penyebut.
10. Siswa diberikan latihan soal konsep pecahan. Guru memeriksa jawaban siswa serta mengulas kembali kesulitan yang dialami siswa.
11. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran konsep pecahan. 12. Siswa diberikan penjelasan tentang cara penyimpanan media model “bola
pecahan” dengan cara meletakkan media ke dalam kerdus sesuai label pecahan Braille yang tercantum.
G. Evaluasi