88 konsep pecahan. Informasi hasil observasi berguna untuk melengkapi
informasi dari evaluasi pembelajaran dengan teknik tes.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data Purwanto, 2007: 8. Adapun pengembangan instrumen
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen tes hasil belajar konsep pecahan. Tes digunakan untuk mengukur
kemampuan awal siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tes hasil belajar dibuat oleh peneliti dan dilakukan uji validitas isi kepada uji ahli
yaitu guru mata pelajaran matematika siswa tunanetra kelas III. Langkah penyusunan instrumen tes hasil belajar adalah sebagai berikut:
a. Membatasi materi hanya pada pecahan sederhana. b. Menetapkan indikator konsep pecahan yakni mengidentifikasi dan
membedakan nilai-nilai pecahan sederhana, membandingkan pecahan berpenyebut sama, serta melakukan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama. c. Membuat 10 soal tes objektif bentuk isian beserta kunci jawabannya.
d. Membuat penskoran tes hasil belajar konsep pecahan yang terdiri dari rentang skor 1 sampai 5.
Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar konsep pecahan untuk siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta sebagai berikut:
89 Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Konsep Pecahan
untuk Siswa Kelas III
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Jumlah
Butir Nomor
Butir
Memahami pecahan
sederhana dan penggunaannya
dalam pemecahan
masalah Mengenal
pecahan sederhana
Siswa menentukan nilai suatu pecahan
3 1, 2, 3
Membandingkan pecahan
sederhana, Siswa
membandingkan pecahan
berpenyebut sama 3
4, 5, 6 Memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan pecahan
sederhana. Siswa melakukan
operasi hitung
penjumlahan dan
pengurangan sederhana pecahan
berpenyebut sama 4
7, 8, 9, 10
Instrumen tes hasil belajar terdiri dari 10 buah soal isian. Rubrik skor untuk penilaian hasil belajar konsep pecahan terdiri dari 5 rentang skor
sebagai berikut: Tabel 6. Rubrik Skor Penilaian Tes Hasil Belajar Konsep Pecahan
Skor 1 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan lebih dari 3
kali tetapi jawaban kurang tepat.
Skor 2 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan kurang atau 3
kali tetapi jawaban kurang tepat.
Skor 3 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan lebih dari 3
kali dan dengan jawaban yang benar.
Skor 4 Jika siswa mengerjakan soal dengan mendapat bantuan kurang atau 3
kali dan dengan jawaban yang benar.
Skor 5 Jika siswa mengerjakan soal tanpa bantuan dan dengan jawaban yang
benar.
90 Hasil skor yang diperoleh oleh siswa tunanetra kelas III pada tes
hasil belajar konsep pecahan akan dibagi dengan skor maksimal dan dipersentasekan. Skor akhir kemudian ditentukan dalam kategori tingkat
keberhasilan belajar siswa tunanetra. Skor Kriteria Ketuntasan Minimun KKM yang ditetapkan pada pembelajaran konsep pecahan yaitu
pencapaian persentase sebesar 70. Adapun penskoran yang digunakan dalam tes hasil belajar M. Ngalim Purwanta, 2013: 102-103, yaitu:
Keterangan: NP
= nilai persen yang dicari atau diharapkan R
= skor mentah yang diperoleh siswa SM
= skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100
= bilangan tetap Hasil nilai akhir siswa tunanetra kemudian dikategorikan ke dalam
tingkat keberhasilan belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Zain Aswan 1997: 121, yaitu:
a. Istimewa : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat
dikuasi oleh siswa. b. Baik sekali : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh
siswa sebesar 76 sampai 99. c. Baik
: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa sebesar 60 sampai 75.
ൌ ܴ
ܵܯ ݔͳͲͲ
91 d. Kurang
: apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa kurang dari 60.
2. Panduan Observasi Teknik observasi yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu teknik
observasi non-partisipan. Data yang akan diungkap dalam penelitian ini meliputi data tentang kemampuan pemahaman konsep pecahan serta
keaktifan dan partisipasi siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta dalam pembelajaran konsep pecahan. Format pengumpulan data
melalui teknik observasi dilaksanakan dengan skala nilai. Hasil pengamatan dicatat dengan cara memberikan tanda cek √ pada rentangan skor yang
berada pada panduan observasi. Adapun kisi-kisi instrumen observasi pembelajaran konsep pecahan siswa tunanetra kelas III sebagai berikut:
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Observasi Pembelajaran Konsep Pecahan untuk Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta
Variabel Sub
Variabel Indikator
Jumlah butir
Nomor butir
Pembelajaran konsep
pecahan siswa
tunanetra kelas III di
SLB-A Yaketunis
Yogyakarta Kemampuan
pemahaman konsep
pecahan Siswa menyebutkan nilai
pecahan 3
13, 14, 15
Siswa membandingkan nilai pecahan berpenyebut sama
3 16, 17,
18 Siswa melakukan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut
sama 2
19, 20
Keaktifan dan
partisipasi siswa
Siswa siap dan disiplin dalam mengikuti pembelajaran
2 1, 2,
Siswa berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran
3 3, 4, 5,
Siswa aktif bertanya, menjawab, dan memberikan tanggapan
terhadap topik yang dibahas 4
6, 7, 8, 9,
Siswa teliti dan tekun dalam mengerjakan tugas
3 10, 11,
12
92 Penskoran instrumen observasi dimulai dari skor satu sampai
empat. Adapun penskoran instrumen observasi yaitu sebagai berikut: Tabel 8. Penskoran Instrumen Observasi Pembelajaran Konsep Pecahan
Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta
Skor Keterangan
Skor 1 Siswa tidak mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan
pecahan berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama
secara mandiri; tidak memperhatikan informasi temanguru; mengganggu teman; tidak berpartisipasi aktif meski telah
diperingatkan guru; tidak memberikan tanggapan; tidak teliti dan malas dalam mengerjakan tugas walaupun dengan pendampingan.
Skor 2 Siswa mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan
berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan bantuan
dari guru lebih dari 4 kali; memperhatikan informasi temanguru tetapi main sendiri; mengganggu teman; berpartisipasi aktif namun tidak
sesuai meski telah diperingatkan oleh guru; memberikan tanggapan dengan bantuan guru namun tidak sesuai; tidak teliti dan malas dalam
mengerjakan tugas tanpa pendampingan.
Skor 3 Siswa mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan
berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama dengan bantuan
dari guru 3 kali atau kurang; memperhatikan informasi temanguru dengan sikap duduk malas; berpartisipasi aktif dengan sesuai setelah
mendapat peringatan dari guru; memberikan tanggapan yang sesuai dengan bantuan guru; teliti dan tekun dalam mengerjakan tugas dengan
pedampingan.
Skor 4 Siswa mampu menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan
berpenyebut sama, dan melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sederhana pecahan berpenyebut sama secara mandiri
tanpa bantuan dari guru; memperhatikan informasi temanguru dengan fokus; berpartisipasi aktif dengan sesuai secara mandiri; memberikan
tanggapan yang sesuai secara mandiri; teliti dan tekun dalam mengerjakan tugas secara mandiri.
Langkah-langkah menentukan skor pengamatan menurut Suharsimi Arikunto 2010: 193 yaitu sebagai berikut:
1 Menjumlahkan banyaknya centangan untuk masing-masing kolom pilihan.
2 Mengalikan banyaknya centangan dengan nilai kolom. 3 Menjumlahkan hasil kali skor semua kolom.
93 4 Menyimpulkan dengan menentukan kategori skor butir tersebut.
Penentuan kategori skor butir dirancang sendiri oleh peneliti. Penentuan kategori skor dilakukan dengan: 1 menentukan skor terbesar
yaitu 60 dan skor terkecil yaitu 14, 2 menentukan kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang, dan 3 menentukan interval dengan cara:
ൌ ݏ݇ݎݐ݁ݎݐ݅݊݃݃݅ െ ݏ݇ݎݐ݁ݎ݈݇݁ܿ݅
ݎ݁݊ݐܽ݊݃݇ܽݐ݁݃ݎ݅
ൌ
ሺିଵସሻ ସ
ൌ
ସ ସ
ൌ ͳͳǡͷdibulatkan menjadi 12 Adapun kategori skor observasi kemampuan pemahaman konsep
pecahan adalah sebagai berikut: Tabel 9. Kategori Skor Hasil Observasi Kemampuan Pemahaman Konsep
Pecahan Siswa Tunanetra Kelas III SLB-A Yaketunis Yogyakarta
Skor Persentase
Kategori
49 – 60 81 – 100
Sangat Baik 37 – 48
61 – 80 Baik
25 – 36 41 – 60
Cukup 12 – 24
20 – 40 Kurang
H. Uji Validitas Penelitian