Kelebihan dan Kekurangan Media Model “Bola Pecahan”

63 tunanetra dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan siswa serta mempertimbangkan prinsip pembelajaran untuk siswa tunanetra.

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Model “Bola Pecahan”

Media model memiliki kelebihan dan kekurangan dalam memperjelas pembelajaran untuk siswa. Menurut Gerlach, et al., 1980: 376-377 media model memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: a. Kelebihan media model yaitu memiliki potensi untuk menjelaskan materi secara nyata, menunjukkan materi atau objek lebih nyata, serta memanipulasi keterbatasan ruang. b. Kelemahan media model yaitu tidak tersedia secara bebas, tidak dapat merepresentasikan semua objek, serta tidak dapat dimanfaatkan oleh semua siswa. Pendapat lain dikemukakan oleh Smaldino, et al., 2012: 286-287 bahwa kelebihan media model diantaranya menggambarkan konsep realisme dan tiga dimensi, menimbulkan minat yang bersifat multisensorik, serta memacu kerjasama dan belajar kooperatif. Kekurangan media model diantaranya biaya pembuatan yang mahal, penyimpanan yang sulit, serta mudah rusak. Media model “bola pecahan” memiliki kelebihan dan kekurangan dalam memperjelas pembelajaran konsep pecahan. Kelebihan dan kekurangan media model “bola pecahan” terhadap kemampuan pemahaman konsep pecahan untuk siswa tunanetra kelas III yaitu sebagai berikut: 64 a. Kelebihan media model “bola pecahan” yaitu membantu mengkonkretkan konsep abstrak pada pecahan, dapat digunakan dalam beberapa kali pertemuan awet, bersifat portable, serta tidak membutuhkan perawatan dan penyimpanan yang besar b. Kekurangan media model “bola pecahan” yaitu penggunaan yang terbatas hanya pada materi konsep pecahan operasi hitung dan perbandingan pecahan berpenyebut sama serta membutuhkan biaya pembuatan yang besar. 4. Alat, Bahan, dan Langkah Pembuatan Media Model “Bola Pecahan” Pembuatan suatu media pembelajaran berorientasi pada tujuan yang akan dicapai serta karakteristik dari siswa yang menggunakan media. Pembuatan media model bermanfaat dalam mengembangkan konsep nyata atau realisme bagi siswa. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2005, 173-186 proses pembuatan media model meliputi langkah sebagai berikut: a. Mengumpulkan gambaran keseluruhan dari objek yang akan dibuat model. b. Merancang sketsa dari model yang akan dibuat dengan penggambaran tiga sudut pandang yaitu depan, samping, dan atas. c. Menentukan material pembuatan media model, yaitu dapat berupa kertas atau kardus, kayu, tanah liat, malam atau lilin, plaster paris, metal, berbagai bahan dan perangkat kontruksi. d. Merakit dan membentuk media model sesuai dengan sketsa yang dirancang sampai pada tahap akhir pembuatan. 65 Media model “bola pecahan” dirancang oleh peneliti dan bekerja sama dengan pengrajin kayu dalam pembuatan awal media model “bola pecahan”. Adapun alat, bahan, serta langkah pembuatan media model “bola pecahan” yaitu sebagai berikut: a. Alat dan bahan pembuatan media model “bola pecahan” Alat-alat yang digunakan untuk membuat media model “bola pecahan” yaitu meteran, gergaji, bor kayu dan amplas. Meteran digunakan untuk mengukur diameter kayu dan mengukur lebar irisan kayu. Gergaji digunakan untuk memotong kayu berbentuk bola menjadi beberapa irisan. Bor kayu digunakan untuk melubangi kayu sebagai tempat memasang magnet. Amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu sebelum dan setelah dibentuk. Bahan pembuatan media model “bola pecahan” adalah kayu jati muda dan magnet kecil berdiameter 0,7 cm serta magnet berukuran panjang 0,3 cm. Tambahan alat dan bahan yang digunakan untuk media model “bola pecahan” adalah mika, pen dan reglet untuk menulis tulisan Braille, pernis untuk mengkilatkan kayu dan cat kayu. b. Langkah pembuatan media model “bola pecahan” Pembuatan model “bola pecahan” dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1 Merancang sketsa media model “bola pecahan” berbentuk bangun ruang bola yang dapat diiris menjadi beberapa bagian dan dilengkapi dengan tulisan Braille. 66 2 Menentukan serta menyiapkan alat dan bahan pembuatan media model “bola” pecahan. 3 Membentuk kayu menyerupai bangun ruang bola berdiameter 8 cm sebanyak 6 buah. Pembuatan pola ini bekerja sama dengan pengrajin kayu. Pembuatan bentuk bola dilakukan dengan menggunakan mesin bubut kayu. 4 Bahan yang sudah berbentuk, kemudian diamplas dan dipotong menggunakan gergaji sehingga membentuk irisan sebagai representasi nilai pecahan tertentu. Bola dibagi ke dalam dua irisan, tiga irisan, empat irisan, lima irisan, dan enam irisan. 5 Masing-masing irisan bola dibor dan dipasang magnet kecil, sehingga irisan dapat dibongkar dan dipasang menjadi menjadi satu kesatuan bola yang utuh. 6 Irisan diamplas hingga halus dan diberi pernis pada bagian luar bola dan cat kayu pada bagian dalam bola agar mengkilap serta awet. 7 Pembuatan model “bola pecahan” dilengkapi dengan tulisan Braille berupa bilangan pecahan pada setiap irisan bola. 8 Membuat tempat penyimpanan dari kardus yang dilengkapi dengan styrofoam gabus agar media tidak mudah rusak.

5. Penerapan Media Model “Bola Pecahan” untuk Siswa Tunanetra

Dokumen yang terkait

Penggunaan Alat Peraga "Blok Pecahan" Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III SDN Cakung Barat 04 Pagi

0 18 0

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan Dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Iv SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajar

1 11 16

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BLOK PECAHAN DAN REALITA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN SISWA KELAS IV Pengaruh Penggunaan Media Blok Pecahan Dan Media Realita Terhadap Pemahaman Konsep Pecahan Siswa Kelas Iv SD Negeri Pilang 1 Masaran Sragen Tahun Pelajar

0 0 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU DOMINO PECAHAN PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kemampuan Menghitung Pecahan Melalaui Media Kartu Domino Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri I Widoro Kecamatan Sidoharjo

0 0 16

Pemanfaatan bola sebagai alat peraga untuk membantu siswa Sekolah Luar Biasa Tunanetra (SLB A) memahami konsep perkalian : studi kasus pada siswa kelas II SLB A Yaketunis Yogyakarta.

0 4 146

PENGARUH MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN.

3 38 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGEMBANGAN DIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRAKTIK SISWA TUNANETRA KELAS III SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

0 1 212

KEEFEKTIFAN METODE PERMAINAN DOMINO BRAILLE TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA TUNANETRA KELAS 1 DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA.

7 32 165

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REPLIKA BANGUN DATAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN DATAR PADA SISWA TUNANETRA BUTA TOTAL KELAS 1 SEKOLAH DASAR (SD) DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA.

3 15 230

KEEFEKTIFAN MEDIA GLOBE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BULAN BAGI SISWA TUNANETRA KELAS IVA SLB-A YAKETUNIS.

0 0 166