72
F. Kerangka Pikir
Siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta merupakan siswa yang mengalami hambatan penglihatan, sehingga membutuhkan layanan
pendidikan  khusus  dan  menggunakan  tulisan  Braille  dalam  proses pembelajaran.  Akibat  dari  terhambatnya  fungsi  penglihatan,  siswa  tunanetra
memiliki  keterbatasan  dalam  menerima  informasi  visual  serta  keterbatasan dalam  pemahaman  konsep  abstrak.  Siswa  tunanetra  tidak  menerima  suatu
informasi  secara  utuh,  terutama  informasi  yang  diperoleh  melalui  indera penglihatan.  Kondisi  yang  dimiliki  siswa  tunanetra  berdampak  pada  proses
pembelajaran, salah satunya pemahaman konsep pecahan. Siswa tunanetra masih memiliki kemampuan pemahaman yang rendah
dalam  pembelajaran  konsep  pecahan.  Siswa  tunanetra  mengalami  kesulitan dalam  mengidentifikasi  dan  membedakan  nilai-nilai  pecahan  sederhana,
membandingkan  pecahan  berpenyebut  sama,  serta  melakukan  operasi  hitung penjumlahan  dan  pengurangan  sederhana  pecahan  berpenyebut  sama.
Berdasarkan  kondisi  tersebut,  diperlukan  suatu  upaya  untuk  mengatasi permasalahan pada pelaksanaan pembelajaran konsep pecahan siswa tunanetra
kelas  III.  Salah  satu  upaya  tersebut  yaitu  pelaksanaan  pembelajaran  konsep pecahan melalui penggunaan media pembelajaran model “bola” pecahan.
Media  model  “bola  pecahan”  merupakan  media  tiga  dimensi  yang memiliki kelebihan dalam membantu mengkonkretkan konsep abstrak pecahan,
dapat digunakan dalam beberapa kali pertemuan awet, bersifat portable, serta tidak membutuhkan biaya perawatan dan penyimpanan yang besar. Media ini
73 belum pernah digunakan dan diteliti terhadap kemampuan pemahaman konsep
pecahan anak tunanetra kelas III. Adanya kelebihan tersebut digunakan untuk membantu  siswa  tunanetra  dalam  memahami  konsep  pecahan  dan  menguji
keefektifan media tersebut terhadap kemampuan pemahaman konsep pecahan siswa tunanetra kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta. Penggunaan media
model “bola pecahan” dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1.  Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran yang akan digunakan.
2.  Guru menjelaskan sifat-sifat media model “bola pecahan” kepada siswa; 3.  Siswa  diberikan  kesempatan  untuk  meraba  media  model  “bola  pecahan”,
kemudian  membaca  nilai  pecahan  dengan  tulisan  Braille  yang  tercantum pada  permukaan  “bola  pecahan”,  serta  membelah  bola  pecahan  sehingga
menjadi irisan-irisan “bola pecahan”; 4.  Siswa diberikan penjelasan mengenai konsep pecahan melalui media model
“bola pecahan” dengan cara sebagai berikut: a.  Siswa  diminta  mengidentifikasi  dan  menyebutkan  bagian  pecahan
dengan cara membedakan posisi penulisan pembilang dan penyebut serta memaknainya dengan menggunakan irisan “bola pecahan”.
b.  Siswa diminta berlatih membaca, membilang, dan menulis nilai pecahan dengan bimbingan guru.
c.  Siswa  diminta  menentukan  pecahan  senilai  dengan  bimbingan  guru secara  bergantian  dengan  bimbingan  guru.  Siswa  mengalikan  suatu
pecahan dengan pecahan yang memiliki pembilang dan penyebut sama, kemudian membuktikan dengan menggunakan irisan “bola pecahan”.
74 d.  Siswa  diminta  meraba  dua  buah  irisan  “bola  pecahan”  yang  memiliki
penyebut  sama  secara  bergantian  dengan  bimbingan  guru.  Siswa membandingkan  nilai  pecahan  dengan  menggunakan  dua  buah  irisan
“bola  pecahan”,  kemudian  siswa  diminta  menentukan  tanda perbandingan , , atau = yang tepat.
e.  Siswa  melakukan  operasi  hitung  penjumlahan  dan  pengurangan sederhana  pecahan  berpenyebut  sama  dengan  cara  menjumlahkan  atau
mengurangkan  nilai  pembilang.  Siswa  juga  dapat  menggunakan  media model  “bola  pecahan”  dengan  cara  menjumlahkan  atau  mengurangkan
irisan “bola pecahan” sesuai nilai pecahan secara bergantian. 5.  Siswa diberikan latihan dan bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
konsep pecahan. 6.  Siswa diberikan penjelasan mengenai cara menyimpan media model “bola
pecahan”. Pengujian keefektifan media model “bola pecahan” dilakukan dengan
menilai  perubahan  perilaku  dan  kemampuan  pemahaman  konsep  pecahan siswa tunanetra kelas III melalui tes hasil belajar dan pengamatan pembelajaran
konsep  pecahan.    Adapun  alur  kerangka  pikir  dalam  penelitian  ini  sebagai berikut:
75 Gambar 7. Alur Kerangka Pikir Keefektifan Media Model “Bola Pecahan”
terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Pecahan pada Siswa Tunanetra Kelas III di SLB-A Yaketunis Yogyakarta
G. Hipotesis