48
satu atau dua siswa anggota kelompok saja, kurangnya rasa tanggung jawab antar sesame anggota kelompok menjadi factor penentu berjalannya kerja kelompok.
Terdapat empat jenis interaksi dalam proses pembelajaran, antara lain seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Di mana anakpanah pada
gambar tersebut menunjukkan arah komunikasi, sehingga semakin banyak ruas garis dengan dua arah maka semakin baik karena hal tersebut menunjukkan dalam
rangka bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran secara aktif.
Gambar 4. Jenis interaksi dalam belajar mengajar Aktivitas siswa tidak terjadi secara begitu saja sehingga diperlukan usaha-
usaha untuk membangkitkannya. Menurut Aunurrahman 2010: 121, terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam usaha menciptakan kondisi belajar
supaya siswa dapat mengoptimalkan aktivitasnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: a. Memberikan kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berkreativitas dalam proses belajarnya.
49
b. Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan eksperimen.
c. Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru. d. Memberika pujian verbal atau non verbal terhadap siswa yang
memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. e. Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.
6. Karakteristik Siswa SMK
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya Hamzah B. Uno,
2006: 20. Dalam penelitian ini diperlukan pemahaman mengenai karakteristik siswa SMK untuk mengetahui kondisi fisik dan psikis siswa dalam pembelajaran.
Karakteristik siswa dapat mempengaruhi pemilihan strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian. Siswa SMK rata-rata berusia 15-18 tahun sehingga
tergolong dalam karakteristik remaja awal 1213 th – 1718 th. Adapun karakteristik remaja awal, antara lain adalah:
a. Keadaan perasaan dan emosi. Keadaan perasaan dan emosi remaja awal sangat peka, sehingga tidak
stabil. Dalam mengerjakan sesuatu mula-mula bergairah kemudian tiba-tiba menjadi enggan dan malas, termasuk dalam belajar.
b. Keadaan mental. Kemampuan berfikir remaja awal mulai sempurna dan kritis serta dapat
melakukan abstraksi. Mereka mulai menolak hal-hal yang kurang
50
dimengerti, sehingga sering terjadi pertentangan dengan orang tua, guru, maupun orang lain yang sudah dewasa.
c. Keadaan kemauan. Memiliki keinginan tinggi tentang berbagai hal dan mencoba segala hal
yang dilakukan oleh orang lain atau orang dewasa. d. Keadaan moral.
Pada kondisi remaja awal, dorongan seks sudah cenderung memperoleh kepuasan, sehingga mulai berani menunjukan sikap-sikap agar menarik
perhatian Sri Rumini dkk, 2006: 37-40.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Evi Septyandari 2009 yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Koopratif Tipe NHT Numbered Heads
Together Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Ekonomi Di SMA Negeri 1 Pakem Tahun Ajaran 20082009”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diterapkan Model Kooperatif Tipe NHT Numbered Heads Together, prestasi belajar siswa mengalami
penngkatan. Hal tersebut ditunjukan dengan adanya peningkatan hasil rata-rata tes siswa. Rata-rata nilai pre-test sebesar 62,08, pada siklus I sebesar 73,48 dan
pada siklus II sebesar 89,08. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads
Together, sedangkan perbedaannya terletak pada subjek dan tempat penelitian. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Dewi Wulandari 2010 yang berjudul
“Penerapan Model cooperative Learning teknik Numbered Heads Together
51
Dalam Pembelajaran Fisika Untuk meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Jogonalan”. Hasil penelitian ini adalah terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together dalam pembelajaran fisika pada peserta
didik dalam ranah kognitif dan psikomotorik, sedangkan pada ranah afektif tidak ada pengaruh yang signifikan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rinadesi Andriyani 2011 dengan judul “Penerapan Model cooperative Learning Dengan Tipe NHT Numbered Heads
Together Sebagai Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akutansi Biaya Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
20102011”. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 68,82, pada siklus II meningkat
menjadi 73,24, pada siklus III meningkat menjadi 77,05, pada siklus IV meningkat menjadi 81,47.
C. Kerangka Berfikir
Salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan siswa terhadap
peningkatan hasil belajar adalah dengan cara penggunaan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam proses belajar. Sehingga siswa akan
lebih aktif, tidak cepat bosan dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran.Berkaitan dengan hal tersebut metode pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads
Together lebih sesuai diterapkan di SMK Negeri 1 Seyegan, dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah yang masih terfokus
pada guru dan masih bersifat monoton.