Pembatasan Masalah Rumusan Masalah

3. Bagaimana implikasi naskah drama Umang-umang Atawa Orkes Madun II Karya Arifin C. Noer terhadap pembelajaran sastra di SMA?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik naskah drama Umang-umang Atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noer. 2. Mendeskripsikan Pandangan Hidup Tokoh Waska dalam Naskah Drama Umang-umang Atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noer. 3. Mendeskripsikan implikasi naskah drama Umang-umang Atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noer. terhadap pembelajaran sastra di SMA.

F. Manfaat Penelitian

Drama merupakan mata rantai yang langsung menghubungkan sastra dengan kehidupan kemanusiaan. Manusia tidak terlepas dari bidang keilmuan dan seni berperan. Maka dari itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bagus dan positif pada khazanah keilmuan dalam bidang sastra, khususnya pengetahuan tentang pandangan hidup yang terdapat dalam naskah drama Umang-umang Atawa Orkes Madun II karya Arifin C. Noer. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan wawasan yang lebih terhadap pembaca, penulis, dan pecinta sastra. Khususnya dalam dunia pendidikan, penelitian ini memberikan manfaat secara teoretis dalam mengkaji metode-metode pengajaran sastra, yaitu pada pengajaran drama, karena pengajaran drama merupakan kajian tentang aspek-aspek dan masalah- masalah kehidupan masyarakat dari sudut literer dan estetika.

G. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan objek kajian berupa naskah drama, yaitu naskah drama Umang-umang Atawa Orkes Madun II karya Arifin C Noer. Tempat yang digunakan dalam penelitian tidak terikat pada satu tempat, karena objek yang dikaji berupa naskah teks karya sastra yaitu naskah drama. Adapun waktu penelitian dimulai pada September 2013.

2. Bentuk dan Strategi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis dan studi kepustakaan. Pendekatan yang dilakukan adalah secara intrinsik yaitu pendekatan melalui isi karya sastra itu sendiri, dan ekstrinsik pendekatan melalui faktor luar yang mempengaruhi karya sastra. “Metode desktiptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta- fakta yang kemudian disusul dengan analis”. 3 Secara etimologis, deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasal dari bahasa Yunani, analyein „ana’= atas, „lyein’ = lepas, urai, tidak diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Metode gabungan yang lain, misalnya deskriptif komparatif, metode dengan cara menguraikan dan membandingkan, dan metode deskriptif induktif, metode dengan cara menguraikan yang diikuti dengan pemahaman dari dalam ke luar. Kemudian pendekatan intrinsik atau pendekatan melalui isi karya sastra itu sendiri yang disebut pendekatan objektif. “Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang terpenting sebab pendekatan apa pun yang dilakukan pada dasarnya bertumpu atas karya sastra itu sendiri.” 4 Secara histori pendekatan ini dapat ditelusuri pada zaman Aristoteles dengan pertimbangan bahwa sebuah tragedi terdiri atas unsur-unsur kesatuan, keseluruhan, kebulatan, dan keterjalinan. “Pendekatan objektif dengan 3 Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007, h. 53. 4 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gajah Mada Press, 1995,h. 73.