Penelitian yang Relevan TINJAUAN TEORITIS

ketakwaan. Kedua, religiusitas agamis atau religiusitas tidak langsung dalam menanggapi Tuhan, manusia melewati jalur agama tertentu yang bersifat formal dan resmi b ukan syariat: I‟tikadiyah, amaliyah. Naskah drama Kapai- kapai karya Arifin C. Noer merupakan naskah yang religiusitas yang religiusitas yang ditampilkan melalui tokoh utama dan kakek sebagai tokoh tambahan. Nilai religi yang disampaikan pengarang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang sesuai dan mendidik. 58 Persamaan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sama-sama meneliti naskah drama dan pengarangnya yang sama. Sedangkan perbedaannya adalah objek yang dikajinya. “Semiotika dalam Naskah Drama Umang-umang Karya Arifin C. Noer” oleh Soediro Satoto. Mahasiswa Universitas Indonesia pada tahun 1997 ini, penelitiannya berisi tentang semiotik karya, yaitu mengkaji simbol-simbol yang terdapat dalam naskah drama. Persamaan pada penelitian ini, yaitu sama- sama meneliti judul naskah drama dan pengarang yang sama. Sedangkan perbedaannya terdapat pada hasil kajiannya. “Watak dan Perilaku Tokoh Jumena Martawangsa Dalam Naskah Drama Sumur Tanpa Dasar Karya Arifin C. Noer”. Skripsi ini ditulis oleh Muhammad Imam Turmudji, seorang mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra di Universitas Semarang pada tahun 2003. Tujuan dalam penelitian ini mendeskripsikan watak dan perilaku tokoh Jumena dan fungsi tokoh Jumena sebagai pemantik konflik. Hasil penelitiannya menunjukkan berbagai macam watak dan perilaku tokoh Jumena dan fungsi tokoh Jumena sebagai pemantik konflik damlam naskah drama Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer. Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti naskah drama dari pengarang yang sama. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah naskah yang dikaji dan hasil kajiannya. 59 Berdasarkan penelitian sebelumnya yang penulis paparkan di atas, skripsi berjudul Pandangan Hidup Tokoh Waska dalam Naskah Drama Umang- umang atawa Orkes Madun II ini belum pernah ada yang menggunakan judul 58 Tuti Mutia, h. i 59 http:journal.unnes.ac.idsjuindexphpjsiarticleiew2390, diunduh pada 10 Maret 20014 pukul 20.00 yang sama. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana. 34

BAB III BIOGRAFI

Bab ini berisi tentang riwayat hidup Arifin C. Noer, seorang sineas dan juga seorang dramawan yang karya tulisnya menjadi objek penelitian penulis dalam pembuatan skripsi.

A. Biografi Pengarang

Arifin C. Noer adalah anak kedua dari Mohammad Adnan, seorang tukang sate di daerah Cirebon. Arifin sudah memulai kiprahnya dalam dunia seni sejak masih SMP. Ia menamatkan SD di Taman Siswa Cirebon, kemudian melanjutkan ke SMP Muhammadiyah Cirebon. Namun demikian, ketika SMA, ia masuk SMA jurnalistik di Solo. Ia melanjutkan perguruan tingginya di Fakultas Sosial Politik di Universitas Cokroaminoto, Yogyakarta dan International Writing Program di Universitas Lowa, Amerika Serikat. 1 Arifin, mulai mengenal dunia sastra serta teater saat masih duduk di bangku SMP. Pada masa itulah karya-karya puisinya ia kirimkan ke majalah yang terbit di Cirebon dan Bandung, honornya ia belikan buku cerita, baik dalam maupun luar negeri. Sejak kecil ia memang gemar membaca, khususnya buku anak-anak terbitan Balai Pustaka 1950-an. Baik fiksi-ilmiah maupun petualangan Karl May. Tetapi yang paling digemarinya adalah buku biografi orang-orang besar. Karena, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman serta kerja keras mereka. Hal itu kemudian sangat mempengaruhi filsafat hidupnya untuk gemar bekerja dan berpikir keras. Selama aktif di sekolah, ia sempat menjadi pemimpin umum majalah sekolah dengan sekretarisnya Nani Wijaya aktris sekaligus istri almarhum Misbach Yusa Biran. Di luar sekolah, ia selalu melakukan aktivis di RRI Cirebon. Di situ ia bergaul dengan para seniman Cirebon antara lain Mus Mualim, Indra Soeradi, dan kemudian Titik Puspa. Di RRI ia mengasuh ruang puisi serta membuat sandiwara-sandiwara radio. Pada usia 16 tahun, tepatnya 1 Yayat, Hendrayana, Umang-umang Arifin Impian-impian Kemelaratan. Bandung: Pikiran Rakyat, 1976, h. 5 saat kelas II SMP, pada 1957, Arifin menciptakan naskah sandiwaranya yang pertama berjudul Dekaden57, disusul naskah keduanya yang ia tulis saat duduk di kelas III SMP: Dunia yang Retak. Menurut Indra Soeradi, aktor dan seniman Cirebon yang „menemukan‟ sekaligus guru N. Riantiarno Teater Koma, suatu kali pada 1960-an, oleh Arifin ia pernah diminta membaca beberapa naskah sandiwaranya antara lain, Tengul, Sumur Tanpa Dasar dan Kasir Kita. Ia tidak mengira bahwa berpuluh tahun kemudian, naskah-naskah tersebut menjadi cikal bakal bangkitnya teater Indonesia Baru. 2 Menginjak bangku SMA, Arifin merasa kecintaannya terhadap kesenian semakin memuncak. Ia menjadi penanggung jawab kolom kesenian di koran setempat, menjadi juri dalam pelbagai lomba kesenian, pembicara dalam pertemuan peminat teater se- Cirebon, menerjemahkan naskah „berat‟ Komedi Manusia karya William Sarojan, bahkan sempat menjadi juara dua Bintang Radio se-Cirebon untuk jenis seriosa. Dan, pada usia SMA, Arifin telah menciptakan naskah monolog Jangan Lupakan Saya. Akibat kesibukannya dalam aktivitas kesenian, ia tak hanya dikeluarkan dari sekolah tetapi juga telah membuat amarah Bapaknya. Apalagi, saat Arifin memutuskan untuk menjadi seniman saja dan bertekad mau pergi ke Jakarta. Akibatnya, ia kemudian dikirim ke pesantren Djamsaren di Solo, dan meneruskan sekolahnya ke SMA Jurnalistik, Solo. Di pesantren itulah lahir naskah Aminah yang menurut Arifin, merupakan naskah “dewasa”nya yang pertama. Naskah itu kemudian populer pada 1960-an, karena banyak dipentaskan oleh grup-grup drama di Jawa. Tidak hanya dalam dunia teater, Arifin paggilan pria berkepala botak yang dilahirkan 10 Maret 1941 di Cirebon ini, adalah juga seorang sineas orang yang ahli tata cara pembuatan film yang lengkap. Dia bukan hanya bisa menyutradarai, tetapi pandai pula menulis cerita dan dijadikan skenario. Arifin sendiri menulis cerita dan skenario dalam film Bibir Mer, dan langsung 2 Dendy Sugono, Enskiklopedia Sastra Indonesia Modern, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009, 34-36