Hakikat Pandangan Hidup TINJAUAN TEORITIS
ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat di negara tersebut, 3 pandangan
hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
1
Pandangan hidup banyak macamnya, akan tetapi penulis membatasi pandangan hidup tokoh dalam naskah drama ini hanya pada pandangan hidup
hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Oleh karena itu, pembahasan yang dilakukan meliputi pandangan hidup tentang
cinta kasih kepada sesama manusia, pandangan hidup tentang penderitaan, tanggung jawab, dan harapan. Semua itu akan penulis deskripsikan melalui
karakter tokoh Waska, pemeran utama dalam naskah drama ini. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada pandangan hidup hasil
renungan yang relatif kebenarannya saja, karena pandangan hidup yang berkaitan dengan ke-Tuhan-an dan juga tentang kenegaraan tidak tersurat
dalam naskah ini. Tokoh dalam drama adalah manusia yang mengisi panggung, yang
bermain serta mempunyai masalah-masalah sosial di lingkungannya. Ia juga merupakan manusia yang berpikir kemudian bertindak. Semuanya disajikan
melalui dialog serta pengadeganan di atas panggung. Biasanya, masalah- masalah yang ditemui adalah “masalah-masalah sosial yang telah menghantui
manusia sejak adanya peradaban manusia karena dianggap sebagai pengganggu kesejahteraan hidup mereka sehingga merangsang warga
masyarakat
untuk mengidentifikasi,
menganalisa, memahami,
dan memikirkan cara-
cara untuk mengatasinya”.
2
Manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerja sama dengan sesama manusia. Ada yang berdasarkan ikatan perkawinan,
berdasarkan kesamaan profesi, dan lain sebagainya. Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, pertama sebagai makhluk Tuhan, kedua
sebagai individu, dan ketiga sebagai makhluk sosial. Dari ketiga hal itu, manusia harus memulai peradaban yang baik, yaitu di mana sebagai makhluk
individu harus memenuhi kebutuhan pribadinya. Menurut Koentjaraningrat, “peradaban ialah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti
1
M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya: Usaha Nasional: 1988, h. 173
2
Drs. Lies Sudibyo, dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: C.V Andi OFFSET, 2013, h. 3
kesenian”.
3
Oleh sebab itu, dalam menjalani kehidupan ini, manusia haruslah berhati-hati dan memiliki rasa keindahan. Akan tetapi, yang ditampilkan
dalam naskah ini adalah keadaan yang sebaliknya. Lakon yang bermain adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan nasib, yaitu nasib
terbuang. Terbuang dari kebiasaan-kebiasaan yang seharusnya dijalani oleh manusia pada umumnya, karena “drama juga kadang-kadang mencemoohkan
sepenuhnya pada tindakan amoral masyarakat”.
4
1. Pandangan Hidup Tentang Cinta Kasih Menurut KBBI, cinta adalah rasa sangat suka kepada atau rasa sayang
kepada, ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas
kasihan. “Cinta kasih adalah ungkapan perasaan yang diwujudkan dengan tingkah laku, seperti dengan kata-kata atau pernyataan, dengan tulisan,
dengan gerak, atau dengan media lainnya”.
5
Ungkapan itu dapat ditujukan kepada lawan jenis, orang tua, teman, dan lainnya. Misalnya ungkapan
dengan kata-kata, yaitu, aku cinta kamu, aku sayang kamu, atau terimakasih telah menyayangiku setulusnya. Ungkapan dengan tingkah laku, misalnya
pelukan, ciuman, menjabat tangan, dan rangkulan. Ungkapan dengan media misalnya dengan memberikan setangkai bunga, hadiah, dan sebagainya.
Setiap manusia membutuhkan cinta kasih antarsesamanya, karena “cinta kasih adalah kebutuhan kodrati manusia yang merupakan bagian yang tidak
dapat diabaikan dalam kehidupan manusia “.
6
“Namun demikian, soal pemberian cinta kasih yang sempurna bukanlah yang hanya datang dari satu
arah, misalnya dari orang tua saja, tetapi juga sebaliknya, dari anak ke orang
3
Dr. Elly M. Setiadi, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar edisi kedua Bandung: Prenada Media Group, 2007, h. 45
4
Dr. Suwardi Endraswara, Teori Pengkajian Sosiologi Sastra Yogyakarta: UNY Press, 2012, h. 52
5
Lies Soedibyo, Op,cit., h. 41
6
Ibid, h. 42
tuanya to give and to take, jadi, cinta kasih baru terasa apabila ada dua pihak yang sama-sama
saling menerima sekaligus juga saling member”.
7
2. Pandangan Hidup Tentang Penderitaan Selain memiliki serta mengalami rasa cinta kasih, manusia juga
memiliki atau juga pernah mengalami perasaan yang tidak menyenangkan seperti sakit hati, siksaan, dan rasa tidak enak, itu semua terjadi karena
manusia memiliki perasaan dan pikiran. Rasa tidak enak ini kadang bersarang di dalam lingkungan kehidupan manusia, kadang juga di dalam hati atau
dalam pikiran. Rasa tidak menyenangkan ini bisa berupa tidak mendapat pekerjaan, terasing, gagal dalam tujuan hidup, tidak memiliki cinta dan
sebagainya. Perasaan-perasaan di atas adalah perasaan derita atau penderitaan. “Penderitaan dari kata derita yang berasal dari bahasa Sansekerta
“dhra” artinya menahan atau mengannggung”.
8
Biasanya, yang termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelapran, kekenyangan,
kepanasan, daln lain- lain. “Penderitaan adalah beban fisik atau jiwa manusia
yang dapat menekan diri manusia”.
9
Penderitaan biasanya berupa rasa tidak menyenangkan yang sedang dialami oleh manusia dalam keadaan yang tidak
diduga-duga. Penderitaan bersifat manusiawi, ia merupakan hal yang wajib kita alami.
Koneksi antara perilaku manusia di dunia nyata dan kinerja sosial yang dramatis adalah dua hal yang saling terkait. Realitas dunia dan aktivitas
sosial, hampir selalu ditampilkan dalam drama. Seakan-akan, drama juga memuat konvensi sebagai dokumen sosial. Ketika drama membangun gedung
khusus untuk ritual dan pertunjukan dalam berbagai jenis, dari proses peradilan untuk bercinta, ketika kita menetapkan adegan dan berdandan atau
dalam bentuk gaun yang diturunkan sedikit jelas konvensi ini ada kemiripan
7
Drs. Supartono Widyosiswoyo,M.M., Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia, 1992, h. 50
8
Drs. Djoko Widagdho, dkk., Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 81
9
Lis Soedibyo, Op,cid., h. 120
dengan kehidupan sosial.
10
Hingga sampai sekarang saya pahami, drama jelas merupakan sebuah interpretasi perilaku sosial sehari-hari dan tindakan
konsekuensial yang ditawarkan secara estetis.
3. Pandangan Hidup Tentang Tanggung Jawab Setelah rasa cinta kasih dan penderitaan, manusia juga memiliki
pandangan tentang tanggung jawab dan harapan. Sebagai manusia yang normal, tentulah mempunyai tanggung jawab dan harapan dalam hidupnya.
Hidup manusia di samping sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial, hidup dalam lingkungan masyarakat. Di
dalam interaksi sosial manusia diberi tanggung jawab, di samping ia memiliki hak juga memiliki kewajiban, dituntut adanya pengabdian dan pengorbanan.
Sebagai makhluk sosial yang beradab dan berbudaya manusia menilai dan dinilai. Oleh karena itu, untuk mengerti dan menyadari bahwa perbuatan
yang dilakukannya itu baik atau tidak baik, maka dilakukan pertimbangan- pertimbangan. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab. Dengan
demikian tanggung jawab berfungsi menyadari akibat baik buruknya perbuatan yang dilakukan manusia. Menurut Suyadi MP, “tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya”.
11
“Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat,
atau akibat dan perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pihak lain”.
12
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan
hukum alam,
mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam
10
Suwardi, Op,cit., h. 52-53
11
Lies Soedibyo, Op,cit., h. 103
12
Ibid, h. 102
sebuah hubungan timbal balik baik itu positif, maupun negatif.
13
4. Pandangan Hidup Tentang Harapan Sebagai manusia, selama ia masih hidup, pastilah memiliki perasaan
berharap. Perbuatan atau tindakan yang mengandung motif, merupakan tindakan yang mempunyai pengharapan, artinya bahwa tindakan-tindakan itu
ditujukan pada satu titik sasaran akhir, yaitu sebagai hasil imbalan atau upah dari jerih payah yang telah dilaklukannya.
Menurut KBBI, harapan adalah keinginan untuk dijadikan kenyataan. Oleh karena itu, harapan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia
berupa cita-cita atau keinginan yang akan dicapainya lewat perbuatan serta tindakan. Tindakan dan perbuatan itu bisa bersifat pisitif dan negatif.
Bekerja dan belajar tanpa mengenal lelah adalah wujud pengekspresian untuk mewujudkan harapan. Harapan-
harapan itu meliputi: “harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup, memperoleh keamanan, untuk memiliki
hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai, memperoleh status atau untuk diterima atau diakui di lingkungannya, dan harapan untuk memperoleh
perwujudan dan cita- cita”
14
.