Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

10

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini berisi tentang kajian kepustakaan yang didasarkan pada teori-teori yang relevan, yang menyangkut pembahasan dalam penelitian ini. Teori-teori di sini tentang pandangan hidup, naskah drama serta unsur intrinsiknya, implikasi naskah terhadap pembelajaran sastra, dan juga penelitian yang relevan.

A. Hakikat Pandangan Hidup

Pemikiran merupakan hal yang mendasar ketika kita ingin atau akan melakukan sesuatu, baik dalam hal berteman, memenuhi kebutuhan hidup, bahkan mencari nafkah. Pada umumnya, sesuatu yang kita pikirkan akan menjadi tolok ukur yang membatasi kita dalam memandang atau menilai sesuatu. Pemikiran lahir ketika kita berusaha mengeja kemudian mengenal dan menjadikannya suatu pandangan terhadap hal yang ada dan terjadi di lingkungan sekitar kita. Hal tersebut tentu saja tidak selalu kebaikan, kadang sesuatu yang baik menjadi tidak baik di mata kita, sedangkan yang tidak baik senantiasa membuat kita merasa nyaman. Sebagai makhluk yang beraktivitas baik fisik maupun psikologis, manusia memiliki kecenderungan untuk beradaptasi dengan lingkungan di mana tempat ia tinggal. Lingkungan sekitar kita sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan cara kita memandang sesuatu. Pandangan-pandangan itu yang akan membuat kita kuat terhadap sesuatu bahkan lemah terhadap sesuatu yang lain. Manusia pasti memiliki pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan, dan ada pula yang memperlakukan sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman, dan sebagainya. Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, yaitu terdiri atas tiga macam: 1 Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya, 2 pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat di negara tersebut, 3 pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. 1 Pandangan hidup banyak macamnya, akan tetapi penulis membatasi pandangan hidup tokoh dalam naskah drama ini hanya pada pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Oleh karena itu, pembahasan yang dilakukan meliputi pandangan hidup tentang cinta kasih kepada sesama manusia, pandangan hidup tentang penderitaan, tanggung jawab, dan harapan. Semua itu akan penulis deskripsikan melalui karakter tokoh Waska, pemeran utama dalam naskah drama ini. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada pandangan hidup hasil renungan yang relatif kebenarannya saja, karena pandangan hidup yang berkaitan dengan ke-Tuhan-an dan juga tentang kenegaraan tidak tersurat dalam naskah ini. Tokoh dalam drama adalah manusia yang mengisi panggung, yang bermain serta mempunyai masalah-masalah sosial di lingkungannya. Ia juga merupakan manusia yang berpikir kemudian bertindak. Semuanya disajikan melalui dialog serta pengadeganan di atas panggung. Biasanya, masalah- masalah yang ditemui adalah “masalah-masalah sosial yang telah menghantui manusia sejak adanya peradaban manusia karena dianggap sebagai pengganggu kesejahteraan hidup mereka sehingga merangsang warga masyarakat untuk mengidentifikasi, menganalisa, memahami, dan memikirkan cara- cara untuk mengatasinya”. 2 Manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerja sama dengan sesama manusia. Ada yang berdasarkan ikatan perkawinan, berdasarkan kesamaan profesi, dan lain sebagainya. Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, pertama sebagai makhluk Tuhan, kedua sebagai individu, dan ketiga sebagai makhluk sosial. Dari ketiga hal itu, manusia harus memulai peradaban yang baik, yaitu di mana sebagai makhluk individu harus memenuhi kebutuhan pribadinya. Menurut Koentjaraningrat, “peradaban ialah bagian-bagian kebudayaan yang halus dan indah seperti 1 M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, Surabaya: Usaha Nasional: 1988, h. 173 2 Drs. Lies Sudibyo, dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: C.V Andi OFFSET, 2013, h. 3