lingkungan, tetapi
juga membantu
kita untuk
menanggulanginya, menumbuhkan rasa simpati, imajinasi, dan pengertian”.
56
Drama yang baik diajarkan di sekolah harus memiliki
tujuan-tujuan khusus,
yaitu: 1
pengembangan kenikmatan dan keterampilan membaca dan menafsirkan drama, dan memperkenalkan siswa
dengan sejumlah karya yang signifikan. 2 pengenalan tradisi drama dan dan peranannya dalam sejarah
kemanusiaan. 3 pengembangan dasar dan citrarasa terhadap drama, film, dan televise. 4 perangsangan
perhatian terhadap permainan drama dari penunjangan selera masyarakat. 5 peningkatan pengertian siswa
tentang pentingnya drama sebagai sumber pemekaran kawasan terhadap masalah-masalah pribadi dan
sosial.
57
Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dilaksanakan dengan baik, maka drama mendapat tempat di dalam kurikulum, sehingga keterampilan-
keterampilan drama dapat dikembangkan dalam bentuk proses belajar- mengajar yang terpola.
F. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan ini dilakukan untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan seperti menyontek karya orang lain dan sebagainya.
Untuk menhindari hal-hal tersebut, akan penulis paparkan tentang perbedaan di antara masing-masing judul dan masalah yang dibahas.
Skripsi yang berjudul “Religiusitas Naskah Drama Kapai-Kapai Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Drama” karya Tuti
Mutia ini adalah skripsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada
tahun 2013. Mendeskripsikan tentang nilai-nilai religi yang terkandung dalam naskah tersebut. Hasil penelitiannya meliputi: Pertama, religiusitas otentik
atau religiusitas secara langsung, yaitu penuntutan ke arah yang lebih baik, dalam hal ini adalah sikap tolong-menolong, kesungguhan, kepasrahan, dan
56
Rizanur Gani, Op,cit., h. 258
57
Ibid, h. 260
ketakwaan. Kedua, religiusitas agamis atau religiusitas tidak langsung dalam menanggapi Tuhan, manusia melewati jalur agama tertentu yang bersifat
formal dan resmi b ukan syariat: I‟tikadiyah, amaliyah. Naskah drama Kapai-
kapai karya Arifin C. Noer merupakan naskah yang religiusitas yang religiusitas yang ditampilkan melalui tokoh utama dan kakek sebagai tokoh
tambahan. Nilai religi yang disampaikan pengarang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang sesuai dan mendidik.
58
Persamaan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sama-sama meneliti naskah drama dan pengarangnya
yang sama. Sedangkan perbedaannya adalah objek yang dikajinya. “Semiotika dalam Naskah Drama Umang-umang Karya Arifin C. Noer”
oleh Soediro Satoto. Mahasiswa Universitas Indonesia pada tahun 1997 ini, penelitiannya berisi tentang semiotik karya, yaitu mengkaji simbol-simbol
yang terdapat dalam naskah drama. Persamaan pada penelitian ini, yaitu sama- sama meneliti judul naskah drama dan pengarang yang sama. Sedangkan
perbedaannya terdapat pada hasil kajiannya. “Watak dan Perilaku Tokoh Jumena Martawangsa Dalam Naskah
Drama Sumur Tanpa Dasar Karya Arifin C. Noer”. Skripsi ini ditulis oleh Muhammad Imam Turmudji, seorang mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra
di Universitas Semarang pada tahun 2003. Tujuan dalam penelitian ini mendeskripsikan watak dan perilaku tokoh Jumena dan fungsi tokoh Jumena
sebagai pemantik konflik. Hasil penelitiannya menunjukkan berbagai macam watak dan perilaku tokoh Jumena dan fungsi tokoh Jumena sebagai pemantik
konflik damlam naskah drama Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer. Persamaan pada penelitian ini yaitu sama-sama meneliti naskah drama dari
pengarang yang sama. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah naskah yang dikaji dan hasil kajiannya.
59
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang penulis paparkan di atas, skripsi berjudul Pandangan Hidup Tokoh Waska dalam Naskah Drama Umang-
umang atawa Orkes Madun II ini belum pernah ada yang menggunakan judul
58
Tuti Mutia, h. i
59
http:journal.unnes.ac.idsjuindexphpjsiarticleiew2390, diunduh pada 10 Maret 20014 pukul 20.00