Aspek Keberlanjutan Pelaksanaan Kesepakatan Agribsnis Kopi

Beuveria bassianna yang digunakan untuk kegiatan pengendalian kimiawi hama dan gulma yang menyerang tanaman kopi serta net pelindung pada areal pembibitan kopi agar bibit kopi terhindar dari serangan hama, gulma, dan penyakit tanaman. Sedangkan perhatian PT. Volkopi Indonesia dalam hal kesehatan petani dapat dilihat dari pengadaan program pemeriksaan kesehatan dan pengobatan petani secara gratis setiap satu kali dalam setahun serta mengadakan kegiatan edukasi tentang pentingnya keselamatan kerja dan kesehatan sehingga kesadaran petani akan pentingnya hal tersebut semakin meningkat. Program pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh PT. Volkopi Indonesia bertujuan untuk mengetahui apakah petani selama mengelola atau mengusahakan kebun kopinya tercemar atau di dalam tubuhnya terkandung pestisida. Apabila petani yang diperiksa didapati tercemar pestisida maka akan diambil tindakan pengobatan terhadap petani yang bersangkutan.

4.8.3 Aspek Keberlanjutan Pelaksanaan Kesepakatan Agribsnis Kopi

antara PT. Volkopi Indonesia dengan Petani Persyaratan utama yang harus diperhatikan agar hubungan kerja antara swastaBUMN dengan para petani berjalan serasi dan saling menguntungkan adalah perlu dikembangkannya aturan main yang transparan yaitu adanya kejelasan serta kepastian dalam pembagian keuntungan maupun dalam pembagian resiko, dan kerjasama tersebut harus mampu mendorong petani untuk lebih mandiri. Selain itu, kesetaraan antara petani dan swasta dalam pelaksanaan kerjasama juga diperlukan artinya tidak ada pihak yang lebih mendominasi dalam penentuan dan pengambilan keputusan pelaksanaan kerjasama. Uraian mengenai kewajibantugas PT. Volkopi Indonesia dan petani menunjukkan bahwa pelaksanaan kesepakatan di daerah penelitian masih cenderung didominasi oleh PT. Volkopi Indonesia. Posisi petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dengan PT. Volkopi Indonesia belum setara atau sejajar. Bukti dominasi PT. Volkopi Indonesia dalam pelaksanaan kesepakatan ini, antara lain: 1. PT. Volkopi Indonesia memberikan harga disesuaikan dengan kualitas kopi yang dihasilkan oleh petani tanpa adanya aturan yang transparan dalam hal penyesuaian standar kualitas dan harga kopi. 2. PT. Volkopi Indonesia menetapkan standar kualitas bagi petani dalam mengelola dan mengusahakan kebun kopinya. Sementara proses produksi dan pengolahan pasca panen kopi dilakukan dan ditentukan oleh petani tetapi tetap disesuaikan dengan standar proses produksi dan standar pengolahan pasca panen kopi yang ditetapkan oleh perusahan. Salah satu penyebab terjadinya dominasi tersebut yaitu belum adanya wadah yang membuat petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan memiliki posisi yang setara atau sejajar dengan rekan bisnisnya yaitu PT. Volkopi Indonesia. Peran Aspek Asosiasi Petani Kopi sebagai wadah yang menjembatani hubungan kerja sama petani dengan PT. Volkopi Indonesia belum cukup kuat untuk menopang dan mendukung petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis tersebut. Beberapa Aspek yang mewadahi petani kopi di daerah penelitian belum bersatu dan bergabung dalam bentuk Gapoktan. Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan pada suatu daerah adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada pada daerah tersebut, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus pada sasaran yang jelas. Pada umumnya Gapoktan yang berada di Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan merupakan kumpulan kelompok-kelompok tani tanaman pangan. Oleh sebab itu, petani di daerah penelitian perlu membentuk Gapoktan sebagai wadah yang dapat memperkuat posisi tawar petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi dengan PT. Volkopi Indonesia. Namun dominasi yang dilakukan oleh PT. Volkopi Indonesia terhadap petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi tersebut sejauh ini tidak membuat petani merasa ditekan dan dikuasai atau terlalu banyak dituntut oleh PT. Volkopi Indonesia karena adanya manfaat yang dirasakan oleh petani baik dalam Aspek Bisnis dan Aspek Sosial. Manfaat ekonomi dari segi Aspek Bisnis yang dirasakan oleh petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis dengan PT. Volkopi Indonesia yaitu adanya peningkatan produksi dan kualitas komoditi kopi, adanya peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan petani serta harga kopi yang diterima oleh petani lebih baik dan adanya kemudahan dalam hal pemasaran hasil produksi kopi. Manfaat sosial yang petani yang dirasakan oleh petani dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis dengan PT. Volkopi Indonesia melalui pengadaan Progam SL-Kopi tersebut yaitu adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang berkelanjutan artinya budidaya yang berpedoman pada kelangsungan lingkungan, sosial, dan ekonomi sehingga petani lebih mandiri dalam mengelola kebun kopi. Selain itu, pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani telah mencerminkan adanya kerja sama antara usaha kecil dengan usaha besar yang disertai pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha besar pada satu atau lebih bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumberdaya manusia, dan teknologi dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. PT. Volkopi Indonesia juga memberikan kebebasan kepada petani untuk menentukan pemasaran hasil produksi kopi. Hal-hal tersebut diatas tentunya dapat menciptakan hubungan kerja sama yang membuat petani merasa nyaman dalam melaksanakan kesepakatan agribisnis kopi artinya petani tidak merasa ditekan dan dikuasai atau terlalu banyak dituntut oleh PT. Volkopi Indonesia dalam pelaksanaan kesepakatan ini, sehingga terjalinnya hubungan yang berkesinambungan dan lestari antara perusahaan dengan petani dapat dicapai atau diwujudkan. Prinsip saling memerlukan dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dapat dilihat dari adanya kebutuhan akan kopi yang dihasilkan oleh petani baik dalam hal kuantitas maupun kualitas kopi untuk memenuhi ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia dan petani perlu bekerja sama dengan PT. Volkopi Indonesia agar dapat memperoleh jaminan dalam hal pemasaran dan harga yang lebih baik yang tentunya disesuaikan dengan kualitas hasil produksi. Sedangkan prinsip saling memperkuat dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani dapat dilihat dari adanya kolaborasi dan sinergi antara PT. Volkopi Indonesia dan petani dalam menerobos pasar internasional kopi yakni dengan menjaga kontinuitas ekspor kopi bukan saja pada kuantitas tetapi kualitas kopi. PT. Volkopi Indonesia ditopang dan didukung oleh kuantitas dan kualitas hasil produksi petani dan adanya jaminan harga yang lebih baik yang disesuaikan dengan kualitas kopi yang dihasilkan oleh petani dapat menambah dan meningkatkan penerimaan dan pendapatan petani sehingga petani lebih mandiri dalam mengelola usahatani kopi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Prinsip saling menguntungkan dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani dapat dilihat dari terpenuhinya hal yang dibutuhkan oleh PT. Volkopi Indonesia dan petani. Kebutuhan kuantitas dan kualitas ekspor kopi PT. Volkopi Indonesia dapat dipenuhi oleh petani melalui kegiatan usahatani kopi. Kebutuhan petani baik dalam membiayai usahataninya maupun meningkatkan taraf hidupnya dapat dipenuhi oleh PT. Volkopi Indonesia melalui jaminan harga kopi yang lebih baik dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi tersebut.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Latar Belakang Terbentuknya Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica ) (Studi Kasus Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

51 259 152

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 10

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 1 1

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 9

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 12

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 1 2

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 36

Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 74

Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 17