Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa subsistem agribisnis dalam pelaksanaan kesepakatan agribisnis kopi antara PT. Volkopi Indonesia dengan petani ada
empat, yaitu subsistem agribisnis hulu kopi penyediaan input produksi, subsistem usahatani kopi proses produksi atau budidaya, subsistem pengolahan
pasca panen dan subsistem pemasaran hasil produksi. Berikut penjelasan mengenai kesepakatan dalam subsistem-subsistem agribisnis kopi antara PT.
Volkopi Indonesia dengan petani.
a. Kesepakatan dalam Subsistem Agribisnis Hulu Kopi
Kesepakatan dalam subsistem agribisnis hulu kopi penyediaan input produksi yaitu PT. Volkopi Indonesia memfasilitasi semua alat-alat dan bahan-
bahan praktek selama melaksanakan Program Sekolah Lapang Kopi SL-Kopi dalam sepuluh kali pertemuan ± tiga bulan. Alat-alat dan bahan-bahan yang
yang diberikan oleh PT. Volkopi Indonsia tersebut, antara lain: buku panduan SL- Kopi, pena, gunting pangkas, gergaji potong, biostaterbekoprima larutan
pengurai, jeregen dan terpal besar. Jeregen dan terpal besar diberikan per Aspek yang ada, sedangkan alat-alat dan bahan-bahan selain jeregen dan terpal besar
diberikan kepada setiap petani yang mengikuti program SL-Kopi. Selain itu, PT. Volkopi Indonesia juga membantu petani dalam pengadaan
alat-alat yang akan digunakan saat bekerja di kebun kopi, seperti: sepatu boot, sarung tangan, masker, kaca mata serta jaket pelindung. Petani tidak menanggung
seluruh biaya pengadaan alat-alat tersebut. PT. Volkopi Indonesia mensubsidi biaya pengadaan alat-alat tersebut sebesar 60 dari total biaya, sehingga biaya
yang harus ditanggung petani hanya sebesar 40 dan pembayaran terhadap pengadaan alat-alat tersebut dapat diangsur atau dicicil oleh petani dalam jangka
waktu enam bulan. Dalam hal ini, petani cukup terbantu dengan adanya keringanan pada biaya pengadaan alat-alat yang akan digunakan oleh petani
dalam mengusahakan kebun kopi.
b. Kesepakatan dalam Subsistem Usahatani Kopi dan Subsistem
Pengolahan Pasca Panen
Kesepakatan dalam subsistem usahatani kopi proses produksi atau budidaya yaitu petani menerapkan apa yang sudah dipelajari di SL-Kopi pada
kebunnya contohnya: pemangkasan tepat, pemupukan tepat, pengendalian hama dan penyakit tepat, dan penaungan tepat, menjaga kelestarian kebun kopi, tidak
menggunakan pestisida yang dilarang WHO, memakai alat-alat perlindungan diri APD pada saat bekerja di kebun, tidak memperkerjakan anak dibawah umur,
menjaga sumber air dan musuh alami, audit internal dari PT. Volkopi Indonesia dan eksternal dari lembaga sertifikasi yang dilakukan dua kali dalam setahun,
pengelolaan sampah kebun kopi dengan baik, mengikuti sertifikasi oleh RFA Rain Forest Alliance. Dan kesepakatan dalam subsistem pengolahan pasca
panen, yaitu petani menerapkan apa yang sudah dipelajari di SL-Kopi pada kebunnya, contohnya: pemanenan tepat dan pengolahan pasca panen tepat
c. Kesepakatan dalam Subsistem Pemasaran Hasil Produksi