Sekolah Lapang Kopi SL-Kopi

4.5 Sekolah Lapang Kopi SL-Kopi

Sekolah Lapang Kopi SL-Kopi merupakan suatu Program Pembinaan Penyuluhan dan Pelatihan yang dilakukan oleh PT. Volkopi Indonesia terhadap petani Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan mengenai pengelolaan perkebunan kopi yang berpedoman pada prinsip-prinsip pertanian kopi terpadu. Tujuan, sasaran dan prioritas PT. Volkopi Indonesia dari pengadaan Program SL-Kopi, antara lain: 1. Peningkatan pemahaman dan pengetahuan petani mengenai budidaya tanaman kopi yang berkelanjutan artinya budidaya yang berpedoman pada kelangsungan lingkungan, sosial, dan ekonomi; 2. Peningkatan produksi dan kualitas komoditi kopi; 3. Peningkatan kesejahteraan petani; dan 4. Terjalinnya hubungan yang berkesinambungan dan lestari antara perusahaan dengan petani. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi petani untuk mengikuti Program SL-Kopi, antara lain: a. Petani sedang mengusahakan minimal 300 batang kopi pada kebun kopi. b. Petani berusia maksimal 55 tahun. Jika petani telah memenuhi syarat-syarat di atas, maka petani akan dibina dalam Program SL-Kopi lebih kurang tiga bulan, selama sepuluh kali pertemuan yang diadakan setiap satu kali dalam seminggu. Petani yang telah mengikuti program tersebut tersebar di dua belas desa yang ada di Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan. Desa-desa yang terdapat petani binaan Program SL-kopi, antara lain: Desa Bonan Dolok, Desa Habeahan, Desa Lobutolong Habinsaran, Desa Lobutolong Induk, Desa Lobu Tua, Desa Naga Saribu II, Desa Naga Saribu IV, Desa Naga Saribu V, Desa Parulohan, Desa Sitio Dua, Desa Sitolu Bahal, dan Desa Tapian Nauli. Adapun materi-materi yang dipelajari oleh petani selama pertemuan pertama hingga petemuan kesepuluh pada pelaksanaan Program Pembinaan Penyuluhan dan Pelatihan melalui Program SL-Kopi mengenai kegiatan-kegiatan pengelolaan perkebunan kopi yang berpedoman pada prinsip-prinsip pertanian kopi terpadu, seperti kegiatan proses produksi atau budidaya dan kegiatan pengolahan pasca panen dapat dilihat pada Tabel 16 berikut. Tabel 16. Materi-materi Pengelolaan Perkebunan Kopi dalam Pelaksanaan Program Pembinaan Penyuluhan dan Pelatihan terhadap Petani pada Sekolah Lapang Kopi SL-Kopi Tahun 2012 Pertemuan Ke- Materi yang dipelajari Kegiatan Pengelolaan Perkebunan Kopi Kegiatan Proses Produksi atau Budidaya Kegiatan Pengolahan Pasca Panen I Ekosistem dan Agroekosistem Kopi √ II Botani dan Sistematika Tanaman Kopi √ III Persiapan Benih dan Pembibitan Kopi √ IV Perbanyakan Tanaman Kopi secara Vegetatif √ V Pohon Pelindung dan Pengelolaan Pohon Pelindung √ VI Persiapan Lahan dan Penanaman √ VII Pemangkasan Kopi √ VIII Hama dan Penyakit Kopi serta Pengendaliannya √ IX Pengelolaan Hara Tanaman Kopi √ X Penanganan Panen dan Pasca Panen Kopi √ Sumber : PT. Volkopi Indonesia, 2012 diolah Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa materi-materi yang dipelajari oleh petani melalui Program SL-Kopi dalam kegiatan proses produksi atau budidaya, yaitu: Ekosistem dan Agroekosistem Kopi, Botani dan Sistematika Tanaman Kopi, Persiapan Benih dan Pembibitan Kopi, Perbanyakan Tanaman Kopi secara Vegetatif, Pohon Pelindung dan Pengelolaan Pohon Pelindung, Persiapan Lahan dan Penanaman, Pemangkasan Kopi, Hama dan Penyakit Kopi serta Pengendaliannya, dan Pengelolaan Hara Tanaman Kopi. Ada beberapa pedoman atau standar kegiatan proses produksi atau budidaya yang harus diterapkan oleh petani pada kebunnya, antara lain: a. Perbanyakan Tanaman Tepat Perbanyakan tanaman yang dianjurkan kepada petani, yaitu: pebanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif harus menggunakan benih yang tidak terserang penyakit, tidak cacat dan memiliki ukuran normal dan berwarna merah kehitaman saat buah matang. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara menyambung dua jaringan tanaman dan setek. Bagian tanaman yang digunakan untuk menyambung dua jaringan tanaman, bagian batang bawah harus memiliki perakaran yang kuat sedangkan bagian batang atas diambil dari tanaman yang memiliki produktivitas tinggi. Perbanyakan secara setek harus memperhatikan umur tanaman, sebab umur tanaman kopi yang semakin menua, kemampuannya untuk mengeluarkan akar akan semakin menurun. b. Penaungan Tepat Penaungan yang dianjurkan kepada petani, yaitu: penaungan terhadap tanaman kopi dilakukan sebelum kebun ditanami kopi dengan menanam pohon pelindung sementara dan pohon pelindung permanen. Pohon pelindung sementara yang dapat dipakai yaitu tanaman semusim penghasil pangan seperti jagung, tanaman ini dapat ditanam sampai tanaman kopi berumur kuang dari 3 tahun. Pohon pelindung permanen yang dapat ditanam, antara lain: lamtoro, sengon, dadap, dan cemara. c. Penanaman Tepat Proses penanaman yang dianjurkan kepada petani, yaitu: petani sebaiknya terlebih dahulu mempersiapkan lubang tanam dua bulan sebelum penanaman dengan ukuran lubang tanam 60cm x 60 cm x 60cm dan jarak tanam adalah 2,5m x 2,5m. Lubang tanam diberi kompos sebanyak 10 kg dan dolomit 20 gr ± satu sendok makan. Penanaman dilakukan pada musim penghujan bulan November sampai dengan Desember d. Pemangkasan Tepat Pemangkasan yang dianjurkan kepada petani, yaitu: pemangkasan bentuk yang dilakukan sekali dalam setahun, pemangkasan rutin terhadap tunas air atau wiwilan yang dilakukan sekali dalam tiga bulan, dan pemangkasan lepas panen untuk merangsang proses pembungaan dan pembuahan pada kopi. e. Pengendalian Hama dan Penyakit Tepat Pengendalian hama dan penyakit yang dianjurkan kepada petani, yaitu pengenlalian secara mekanis dan kimiawi. Pengedalian mekanis dapat dilakukan dengan kultur teknis yaitu dengan melakukan sanitasi terhadap pohon kopi dari biji kopi pada batang dan biji kopi yang telah jatuh di tanah sekitar tanaman yang sudah terserang hama penggerek buahBroca dan pemanfaatan musuh alamiah dengan penyemprotan jamur Beuveria bassianna. Pengendalaian kimiawi dilakukan dengan pemasangan Trap perangkap Broca yang terdiri dari larutan etanol dan metanol. f. Pemupukan Tepat Pemupukan yang dianjurkan kepada petani, yaitu: pemupukan sebaiknya dilakukan dua kali dalam setahun atau enam bulan sekali pada awal musim penghujan dan akhir musim penghujan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia yaitu NPK-Phonska dengan dosis 200grpohon kopi dan pupuk kompos sebanyak 3 kgpohon kopi. Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa materi-materi yang dipelajari oleh petani melalui Program SL-Kopi dalam kegiatan pengolahan pasca panen, yaitu: Penanganan Panen dan Pasca Panen Kopi. Ada beberapa pedoman atau standar kegiatan pengolahan pasca panen yang harus diterapkan oleh petani, antara lain: a. Pemanenan Tepat Pemanenan yang dianjurkan kepada petani, yaitu: sebaiknya petani melakukan pemanenan kopi setiap satu kali dalam minggu saat produksi kopi melimpah awal bulan April hingga awal bulan Juni dan akhir bulan September hingga akhir bulan November dan 2-3 minggu sekali saat produksi kopi rendah. Buah kopi yang dipanen merupakan buah kopi yang telah matang, berwarrna merah dan tidak memungut buah kopi masak yang telah jatuh di tanah dekitar pohon kopi. b. Pengolahan Pasca Panen Tepat Pengolahan pasca panen yang dianjurkan kepada petani, yaitu: sebaiknya petani melakukan pengilingan kopi sebelum delapan jam setelah kopi dipetik, melakukan fermentasi perendaman biji kopi selama dua belas jam dan pencucian kopi dengan air bersih serta membuang kopi yang terapung di dalam wadah pencucian, melakukan penjemuran biji kopi selama 3-4 jam di tempat yang bersih. Setelah dijemur dilakukan pendinginan atau kopi dianginkan terlebih dahulu pada tempat yang bersih yang tidak dekat dengan bensin ataupun oli, karena kopi sifatnya mudah menyerap bau dari zat-zat yang ada di sekitarnya. Petani melakukan sortasi yakni pemisahan biji-biji kopi kualitas baik dengan biji-biji kopi yang kualitasnya rendah, setelah itu kopi dikemas ke dalam karung yang bersih.

4.6 Asosiasi Petani Kopi Aspek

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica ) (Studi Kasus Desa Dolokmargu, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

51 259 152

Respon Masyarakat Desa Sitio Ii Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul

2 59 107

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 10

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 1 1

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 9

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 12

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 1 2

Pengaruh Harga Kopi di Terminal New York Dengan Harga di Tingkat Petani dan Pendapatan Petani Kopi Arabika (Sudi Kasus: Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 36

Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 74

Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 17