Pengujian Asumsi Klasik Dr. Jhonny Manurung, MS

Berdasarkan Tabel 3.3 hasil pengujian reliabilitas seluruh variabel penelitian responsiveness, tangible, reliability, assurance, empathy, nilai pengunjung, serta kepuasan pengunjung menunjukkan nilai output SPSS nilai Alpha Cronbach 0,60, artinya variabel pernyataan reliabel.

3.9 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menentukan ketepatan model penelitian perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi Klasik yang digunakan yaitu uji normalitas, multikolineritas, dan heteroskedastisitas dalam penelitian ini. 1 Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Untuk mengetahui data suatu penelitian dalam uji normalitas dapat dilihat dengan beberapa cara yang lazim digunakan dalam penelitian yaitu : a Histogram, yaitu data yang baik dalam uji normalitas adalah gambar pada histogram harus memiliki pola lonceng atau data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. b Pendekatan grafik Normal P-Plot, artinya data dikatakan berdistribusi normal jika pola titik- titik di ujung plot masih berbentuk linear mengikuti arah garis diagonal mendekati garis diagonal data menyebar normal. c Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Untuk melihat data berdistribusi normal ada baiknya dengan melihat nilai output SPSS Asymp. Sig. 2-tailed lebih besar dari nilai signifikansi 0,05. Universitas Sumatera Utara 2 Uji Multikolinearitas Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas antar variabel independen adalah dengan melihat nilai tolerance variabel dan nilai Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan : a Jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10, maka memiliki masalah multikolinearitas b Jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10, maka tidak terdapat multikolineritas 3 Uji Heteroskedastisitas Alat untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dibagi menjadi dua yaitu : a Analisis gambar scatter-plot, artinya jika pada gambar scatter-plot output SPSS terlihat menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. b Analisis residual statistik uji gletjer, cara ini digunakan untuk mengetahui terjadi tidaknya heteroskedastisitas dan lebih menekankan pada hasil berupa angka probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 0,05. Jika hasil signifikansi lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 3.10 Metode Analisis Data 3.10.1