Armada penangkapan Daerah dan musim penangkapan

5 HASIL PENELITIAN

5.1 Keragaan Unit Penangkapan Ikan Pelagis

5.1.1 Armada penangkapan

Hasil survey menunjukkan bahwa armada penangkapan untuk sumberdaya ikan pelagis di Kota Sorong umumnya masih berskala kecil dan menggunakan teknologi penangkapan yang masih sederhana. Jenis teknologi penangkapan ikan pelagis yang digunakan oleh nelayan di Kota Sorong yaitu jaring insang, bagan perahu, pancing tonda dan pancing tuna. Armada penangkapan ikan di Kota Sorong sampai saat ini masih didominasi perahu tanpa motor yaitu sekitar 69. Akan tetapi untuk penangkapan ikan pelagis, sebagian besar sudah menggunakan perahu motor. Pada umumnya perahukapal yang digunakan untuk pengoperasian penangkapan ikan pelagis di Kota Sorong terbuat dari bahan kayu dengan ukuran yang bervariasi. Khusus untuk perahu penangkapan tuna, bahan yang digunakan adalah triplex marine. Jenis dan merk mesin yang digunakan juga bervariasi tergantung ukuran perahukapal yang digunakan. Spesifikasi jenis unit penangkapan ikan pelagis di Kota Sorong dapat dilihat pada Tabel 22.

5.1.2 Alat tangkap

5.1.2.1 Jaring insang gillnet

Jaring insang gillnet merupakan alat tangkap berupa lembar dinding jaring berbentuk empat persegi panjang. Jaring insang yang digunakan nelayan di Kota Sorong untuk penangkapan ikan pelagis, dioperasikan secara menetap di permukaan set surface gillnet. Pada kedua ujung jaring diikatkan tali jangkar, sehingga letakposisi jaring menjadi menetap. Float line tali ris atas dan tali pelampung akan berada di permukaan air sea surface. Konstruksi jaring insang permukaan set surface gillnet yang digunakan nelayan di Kota Sorong dapat dilihat pada Gambar 18. Sedangkan armada penangkapan jaring insang dapat dilihat pada Gambar 19. Tabel 22. Spesifikasi unit penangkapan ikan pelagis yang diteliti di Kota Sorong Spesifikasi alat tangkap Klasifikasi armada penangkapan Unit perikanan tangkap Msz cm Pjg m Tgg m Pjg m Lbr m Tgg m Merk mesin dan kekuatan PK Jumlah Nelayan Orang Daerah penangkapan Jenis tangkapan utama Pancing tonda trolling lines - 200 - 500 - 4.0- 9.0 0.4- 1.0 0.4- 0.9 Yamaha 15-40 Daeho 5.5 1-2 Makbon Urbinasopen Raam Sausapor Mega Cakalang Tuna Tenggiri Jaring insang gill net 6-8 100 - 400 2-6 4- 12 0.5- 1.0 0.4- 0.8 Yamaha 15-40 2-4 Batanta P. Senapan P. Raam Tongkol Kembung Tenggiri Selar Bagan perahu boat liftnet 1-2 12- 21 12- 21 12- 21 0.9 0- 1.2 0.7 0- 2.6 Yamaha 40 4-5 Arar P. Soop Jefman Kalobo Samate Teri Sibula Tembang Layang Pancing Tuna handline - 100 - 200 - 4.8 0-8 0.5 0- 0.9 0.4 0- 0.6 Yamaha 15 Mitsubishi 6 Honda 3.5-13 1-2 Makbon Tuna Gambar 18 Konstruksi jaring insang menetap permukaan set surface gillnet yang digunakan nelayan di Kota Sorong. Keterangan : 1 = Pelampung berat 2,5 gr 2 = Tali ris atas pelampung 6,8 mm 3 = Tali ris atas jaring 6,8 mm 4 = Badan jaring bahan benang 5 mm 5 = Tali ris bawah dilapisi cairan timah 6 mm 6 = Jangkar 5 kg 6 Gambar 19 Armada penangkapan jaring insang di Kota Sorong. Jaring insang yang dioperasikan oleh nelayan di Kota Sorong berukuran panjang 50 m untuk setiap pis jaring dan tinggi 4 m. Jumlah pis jaring yang dirangkaikan pada waktu pengoperasian rata-rata berjumlah 2-8 pis tergantung pada daerah penangkapan. Bahan jaring terbuat dari nylon monofilament dengan ukuran mata jaring mesh size 6-8 cm. Dalam pengoperasiannya setelah jaring diturunkan setting, kemudian setelah 3-6 jam jaring diangkat hauling. Jenis ikan hasil tangkapan yang bernilai ekonomis adalah ikan cakalang Katsuwonus pelamis, ikan tongkol Euthynnus affinis , ikan tenggiri Scomberomorus commerson dan ikan kembung Rastrelliger spp. Ilustrasi pengoperasian jaring insang yang dilakukan oleh nelayan di Kota Sorong dapat dilihat pada Gambar 20. Kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang dilakukan selama 2-3 hari untuk satu trip penangkapan. Pada umumnya pendaratan ikan dilakukan pada pagi hari atau sore hari disesuaikan dengan waktu ramainya pengunjung di pasar. Setiap kali operasi penangkapan, dilakukan 2-3 kali setting. Kegiatan operasi penangkapan dengan jaring insang, biasanya dilakukan selama 22 hari dalam 1 satu bulan. Jumlah nelayan dalam setiap operasi penangkapan biasanya berjumlah 2-4 orang yang terdiri dari 1 orang nelayan pemilik serta 2-3 orang nelayan pengikut. Rata-rata pendapatan bersih nelayan jaring insang dalam 1 satu bulan berkisar dari Rp 627.275,- - Rp 940.913,-. Berdasarkan pengamatan data hasil tangkapan jaring insang dalam satu bulan, diperoleh ukuran ikan layak tangkap yang dihasilkan adalah rata-rata sebesar 62 dari hasil tangkapan. Gambar 20 Ilustrasi pengoperasian jaring insang di Kota Sorong. 5.1.2.2 Bagan perahu boat liftnet Alat penangkapan dengan bagan perahu yang digunakan di Kota Sorong umumnya menggunakan 1 satu buah perahu dengan jaring yang berbentuk persegi panjang. Rata-rata ukuran panjang dan lebar jaring sama dengan ukuran panjang perahu dan lebar semang perahu. Rata-rata jaring yang digunakan berukuran panjang 12 – 23 m dengan ukuran mata jaring 1-2 cm. Untuk menarik jaring pada waktu pengoperasian bagan, digunakan katrol sebagai alat penggulung tali line hauler yang terbuat dari kayu dan terletak pada bagian sisi depan kerangka bagan. Pada bagian tengah bangunan bagan terdapat rumah yang berfungsi sebagai tempat istirahat dan bahan bakar serta perlengkapan lainnya. Dalam pengoperasiannya, bagan dilengkapi dengan perahu motor berkekuatan 15 PK atau 40 PK yang berfungsi untuk menarik bagan menuju daerah penangkapan juga untuk mengangkut hasil tangkapan dari fishing ground ke fishing base. Untuk mengumpulkan ikan, nelayan bagan perahu menggunakan perlengkapan tambahan berupa lampu petromax yang jumlahnya bervariasi antara 6-15 unit. Waktu pengoperasian bagan perahu dilakukan pada malam hari selama sepanjang tahun. Umumnya nelayan bagan perahu melakukan operasi penangkapan selama 9-10 jam per trip. Hasil tangkapan yang diperoleh nelayan segera dipasarkan untuk menghindari menurunnya kualitas ikan. Hasil tangkapan bagan perahu yang dominan dan cukup bernilai ekonomis adalah teri Stolephorus sp, ikan simbulah Amblygaster sirm dan ikan peperak Selaroides leptolesis . Unit penangkapan bagan perahu yang digunakakan oleh nelayan di Kota Sorong dapat dilihat pada Gambar 21 serta proses pengangkatan jaring hauling pada bagan perahu dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 21 Bagan perahu yang digunakan oleh nelayan di Kota Sorong. Jumlah nelayan dalam setiap operasi penangkapan bagan perahu berjumlah rata-rata 4-5 orang. Pendapatan bersih usaha penangkapan bagan perahu dalam satu tahun adalah Rp 166.675.000,-. Sehingga pendapatan bersih pemilik dalam satu bulan adalah Rp 7.576.136,-, sedangkan pendapatan nelayan pengikut selama satu bulan adalah berkisar Rp 1.515.227,- - Rp 1.894.034,-. Ukuran ikan hasil tangkapan yang layak tangkap pada bagan perahu adalah rata-rata 45 dari jumlah hasil tangkapan setiap trip. Gambar 22 Proses pengangkatan jaring hauling pada bagan perahu di Kota Sorong. 5.1.2.3 Pancing tonda trolling lines Umumnya pancing tonda trolling lines yang digunakan oleh nelayan di Kota Sorong, menggunakan unit pancing rata-rata 6-7 unit untuk tiap perahu dengan jenis umpan buatan yang terbuat dari tali rafia Gambar 23. Bahan tali pancing terdiri dari nilon ukuran nomor 90-100 dengan panjang tali bervariasi berkisar antara 200m-500m. Daerah penangkapan dipusatkan di rumpon yang disediakan oleh perusahaan perikanan maupun Dinas perikanan. Penangkapan dilakukan pada kedalaman 30 m untuk pagi hari, sedangkan siang hari pada kedalaman 70-80 m. Kegiatan penangkapan dengan pancing tonda dilakukan nelayan dimulai pada pagi hari sekitar jam 04.00 hingga sore hari jam 17.00 WIT. Ukuran mata pancing yang digunakan bervariasi, umumnya menggunakan pancing nomor 5-8. Jenis hasil tangkapan pancing tonda adalah ikan cakalang Katsuwonus pelamis dan tenggiri Scomberomorus commerson serta tuna Thunnus albacares berukuran muda 1-5 kg. Jumlah nelayan setiap armada penangkapan pancing tonda adalah berjumlah 1-2 orang. Pendapatan usaha penangkapan dengan pancing tonda dalam setahun adalah sebesar Rp 103.817.112,-. Pendapatan pemilik dalam satu bulan adalah sebesar Rp 4.718.960,-, sedangkan penghasilan nelayan pengikut dalam satu bulan adalah berkisar Rp 1.572.987,- - Rp 2.359.480,-. Berdasarkan pengamatan terhadap ukuran ikan layak tangkap pada hasil tangkapan pancing tonda selama satu bulan, menunjukkan prosentase rata-rata sebesar 84 dari hasil tangkapan. Kualitas ikan hasil tangkapan dengan pancing tonda nampak lebih baik dibandingkan dengan jaring insang. Hal ini disebabkan karena proses penanganan hasil tangkapan yang berbeda. Pada pancing tonda, hasil tangkapan biasanya dalam keadaan hidup dan segera ditempatkan pada coldbox yang dibawa diatas perahu. Sedangkan pada jaring insang, ikan yang tertangkap biasanya dalam keadaan mati bahkan ada juga yang rusak karena terlalu lama dalam jaring. Jenis unit armada penangkapan dengan pancing tonda yang digunakan oleh nelayan di Kota Sorong dapat dilihat pada Gambar 24 dan 25. Gambar 23 Unit alat tangkap pancing tonda di Kota Sorong. Pegangan Swivel Tali utama Tali cabang Rumbai-rumbai Mata pancing Gambar 24 Unit armada penangkapan pancing tonda di Kota Sorong Gambar 25 Nelayan pancing tonda yang sedang beroperasi di perairan sekitar Kota Sorong. 5.1.2.4 Pancing tuna handlines Kegiatan penangkapan ikan tuna yang dilakukan oleh nelayan di Kota Sorong adalah dengan menggunakan pancing tuna handlines. Jumlah mata pancing yang digunakan berkisar 1-2 unit untuk setiap unit pancing ulur. Ukuran mata pancing yang digunaka pada umumnya nomor 7-9. Panjang tali pancing juga bervariasi yaitu berkisar antara 100-200m. Tali pancing berupa tali nilon berukuran 120-140 untuk tali utama, sedangkan tali cabang berukuran 80. Umpan yang digunakan adalah umpan hidup berupa potongan ikan komo dengan berat rata-rata 0,25 kg. Konstruksi unit alat tangkap pancing tuna dan armada penangkapannya dapat dilihat pada Gambar 26 dan 27. Gambar 26 Unit alat tangkap pancing tuna yang digunakan nelayan di Kota Sorong. Waktu pengoperasian pancing tuna dilakukan sepanjang tahun dan kegiatan penangkapannya umumnya dimulai pada pagi hari jam 10.00 hingga sore hari jam 18.00 WIT. Dalam satu bulan nelayan melakukan penangkapan selama 25 hari. Rata-rata produksi pancing tuna adalah sebesar 53,64 kgtrip dengan rata-rata berat ikan yang tertangkap adalah 30-50 kgekor. Jumlah nelayan dalam setiap armada penangkapan berjumlah 1-2 orang. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil tangkapan ikan tuna selama 1 satu bulan, persentase jumlah ikan yang layak tangkap adalah rata-rata sebesar 87 dari hasil tangkapan setiap trip. Pendapatan usaha pancing tuna dalam setahun mencapai Rp 61.088.200,-. Sedangkan pendapatan pemilik dalam setahun adalah sebesar Rp 30.544.100,-, sehingga pendapatan pemilik dalam satu bulan Tali utama Tali cabang Mata pancing Pemberat Swivel Pegangan adalah sebesar Rp 2.776.736,-, sementara penghasilan nelayan pengikut dalam satu bulan adalah sebesar Rp 1.388.368,- Gambar 27 Armada penangkapan pancing tuna di Kota Sorong. Usaha penangkapan ikan tuna di Kota Sorong, umumnya bermitra dengan pengusaha pengolahan tuna fillet. Hasil olahan tuna fillet selanjutnya dipasarkan ke Ujung Pandang untuk di ekspor. Oleh karenanya kualitas hasil tangkapan nelayan sangat menentukan harga jual. Rata-rata harga tuna hasil tangkapan nelayan yang dibeli oleh perusahaan berkisar Rp 4500-8500 per kg tergantung ukuran dan kualitas ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan oleh nelayan ditampung oleh kapal penampung yang berada di sekitar rumpon. Sehingga mengurangi biaya bahan bakar para nelayan untuk membawa hasil tangkapan.

5.1.3 Daerah dan musim penangkapan

Daerah penangkapan fishing ground tuna dan cakalang adalah di rumpon- rumpon yang diletakkan di perairan lepas pantai sekitar perairan Makbon. Jarak dari fishingbase ke daerah penangkapan kurang lebih 16-20 mil ke arah laut dan membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam tergantung dari mesin yang digunakan. Daerah penangkapan untuk jaring insang lebih dekat ke arah pantai yaitu sekitar perairan Pulau Batanta, Pulau Senapan, pulau Raam, kurang lebih 2-3 mil adalah sebesar Rp 2.776.736,-, sementara penghasilan nelayan pengikut dalam satu bulan adalah sebesar Rp 1.388.368,- Gambar 27 Armada penangkapan pancing tuna di Kota Sorong. Usaha penangkapan ikan tuna di Kota Sorong, umumnya bermitra dengan pengusaha pengolahan tuna fillet. Hasil olahan tuna fillet selanjutnya dipasarkan ke Ujung Pandang untuk di ekspor. Oleh karenanya kualitas hasil tangkapan nelayan sangat menentukan harga jual. Rata-rata harga tuna hasil tangkapan nelayan yang dibeli oleh perusahaan berkisar Rp 4500-8500 per kg tergantung ukuran dan kualitas ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan oleh nelayan ditampung oleh kapal penampung yang berada di sekitar rumpon. Sehingga mengurangi biaya bahan bakar para nelayan untuk membawa hasil tangkapan.

5.1.3 Daerah dan musim penangkapan