0.602
0.271 0.127
0.000 0.100
0.200 0.300
0.400 0.500
0.600 0.700
Nelayan Pengusaha
Pemda dan akademisi
Aktor VP
1991 dan diolah dengan menggunakan program komputer Excel. Hasil olahan data primer dari persepsi responden adalah sebagai berikut :
5.3.1 Aktor atau pelaku perikanan pelagis
Aktor yang berperan dan sangat menentukan keberhasilan pengembangan perikanan pelagis di Kota Sorong adalah nelayan, pengusaha serta Pemerintah
daerah dan akademisi. Dari hasil analisis yang dilakukan Lampiran 4, nelayan mendapat prioritas
tertinggi dengan nilai 0,602. Prioritas kedua adalah pengusaha dengan nilai 0,271 dan prioritas ketiga adalah Pemerintah daerah dan akademisi dengan nilai 0,127.
Lebih jelasnya nilai prioritas aktor dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 33 Aktor dan nilai prioritas pengembangan perikanan pelagis di Kota Sorong.
5.3.2
Kriteria yang dipertimbangkan dalam pengembangan perikanan pelagis di Kota Sorong.
Kriteria-kriteria yang efektif untuk dipertimbangkan dalam menentukan alternatif kebijakan pengembangan perikanan pelagis di Kota Sorong antara lain :
produksi hasil tangkapan, mutu hasil tangkapan, ketersediaan pasar, pendapatan usaha dan potensi sumberdaya ikan.
Dari hasil analisis, diperoleh bobot prioritas tertinggi sebesar 0,388 yaitu pada kriteria produksi hasil tangkapan, diikuti oleh prioritas kedua sebesar 0,249
untuk kriteria mutu hasil tangkapan, prioritas ketiga sebesar 0,182 untuk kriteria ketersediaan pasar, prioritas keempat sebesar 0,121 untuk kriteria pendapatan dan
0.388 0.249
0.182 0.121
0.059 0.000
0.050 0.100
0.150 0.200
0.250 0.300
0.350 0.400
0.450
Produksi Mutu
Pasar Pendapatan
Potensi SDI
prioritas kelima yaitu kriteria potensi sumberdaya ikan sebesar 0,059 Gambar 34.
Gambar 34 Kriteria dan nilai prioritas pengembangan perikanan pelagis di Kota Sorong.
5.3.3 Alternatif strategi kebijakan pengembangan perikanan pelagis di
Kota Sorong
Alternatif strategi kebijakan pengembangan perikanan pelagis di Kota Sorong adalah peningkatan penanganan hasil tangkapan, pengembangan alat
tangkap berkelanjutan, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kelembagaan dan permodalan dan peningkatan sarana dan prasarana penangkapan
serta peningkatan jumlah hasil tangkapan. Hasil analisis menunjukkan dari kelima alternatif kebijakan tersebut diatas,
peningkatan penanganan hasil perikanan adalah prioritas tertinggi dengan nilai 0,3450, menyusul prioritas kedua yaitu pengembangan alat tangkap berkelanjutan
dengan nilai 0,2385, peningkatan kualitas sumberdaya nelayan dengan nilai 0,1422, peningkatan kelembagaan dan permodalan dengan nilai 0,1113,
peningkatan sarana dan prasarana perikanan dengan nilai 0,0927 dan prioritas terakhir adalah peningkatan jumlah hasil perikanan dengan nilai 0,0703. Nilai
prioritas alternatif kebijakan pengembangan perikanan pelagis di Kota Sorong dapat dilihat pada Gambar 35.